Berapa ya kisaran gaji dari profesi UI/UX designer? Pertanyaan semacam ini mungkin sering muncul di benak kamu. Ya, pada zaman dengan teknologi serba canggih, pekerjaan sebagai UI/UX designer pun kian orang minati.
Bahkan, belajar tentang UI maupun UX design pun bisa kamu dapatkan lewat kelas atau kursus tertentu. Itu artinya, tidak ada batasan latar pendidikan apa pun jika tertarik menekuni karier sebagai UI/UX designer. Siapa pun bisa mempelajarinya tanpa batasan usia pula.
Buat kamu yang tertarik bekerja pada bidang UI dan UX design, Tim Belajar Lagi sudah menyiapkan ulasan lengkapnya buat kamu. Mulai dari ruang lingkup kerja, kemampuan, sampai prospek kariernya. Nggak ketinggalan nih, kamu bisa intip estimasi gaji bekerja sebagai UI/UX designer. Simak baik-baik, ya!
Apa itu UI design
Menurut CareerFoundry, User interface (UI) design secara sederhana dapat kamu artikan sebagai tampilan visual dari sebuah aplikasi. Dalam proses UI design, visual yang UI designer buat haruslah menghubungkan pengguna dengan produk. UI designer bekerja dengan meneruskan konsep dari UX designer.
Namun, UI design tidak cuma berfokus pada estetika untuk kenyamanan pengguna, melainkan juga memaksimalkan aksesibilitas aplikasi atau website. Secara ringkas, seorang UI designer akan bertanggung jawab pada pemilihan huruf, warna, spasi, dan hal lain yang nantinya tampil pada aplikasi maupun website.
Aspek UI design
UI design sebenarnya punya banyak peran dan pekerjaannya cukup menantang. Pekerjaan ini bertanggung jawab atas pengembangan, penelitian, tata letak, hingga responsibilitas bagi pengguna.
Aspek dari UI design antara lain:
- UI design murni sebagai praktik digital. Kegiatannya mempertimbangkan semua elemen visual antarmuka aplikasi. Mulai dari tombol, ikon, spasi, tipografi, warna, dan desain responsif.
- Tujuan dari UI design adalah memandu pengguna dalam menggunakan aplikasi lewat visual atau tampilan. Titik pentingnya adalah menciptakan pengalaman intuitif bagi pengguna tanpa membuat mereka berpikir terlalu banyak.
- UI design mencakup tampilan antarmuka produk harus tetap konsisten, koheren, dan estetis.
Prinsip UI design yang baik
Sebuah UI design yang tidak bagus biasanya akan menyulitkan pengguna dalam mengoperasikan aplikasi. Berikut prinsip atau panduan untuk membuat UI design yang baik:
Minimalkan beban kognitif
Beban kognitif mengacu pada seberapa besar daya atau upaya pengguna untuk berpikir saat menjalankan aplikasi. Saat informasinya berlebih, pengguna akan kelelahan dan melewatkan banyak hal. Buruknya, pengguna dapat dengan mudah menutup atau meninggalkan aplikasi.
Untuk menghindari beban kognitif yang tidak diinginkan, UI designer harus mengurangi penggunaan gambar atau komponen yang tidak relevan. Gunakan prinsip umum dalam pengorganisasian konten. Misalnya, item terkait, poin-poin, judul, hingga CTA yang jelas.
Konsistensi
Konsistensi dalam tampilan antarmuka memudahkan pengguna untuk menjalankan aplikasi. Bahkan, sekalipun terdapat pembaharuan aplikasi, pengguna tetap merasa familiar dan tidak menemui kesulitan saat mengoperasikannya.
Selain itu, konsistensi juga membantu pengguna agar tidak membuang-buang waktu mempelajari isi aplikasi keseluruhan. Intinya, tampilan aplikasi haruslah mudah dikenali dan diprediksi.
Kejelasan atas kompleksitas
Tampilan antarmuka aplikasi semestinya tidak membuat pengguna kebingungan. Banyak informasi dalam aplikasi mesti menampilkan kejelasan, bukan kompleksitas berlebihan.
UI design yang jelas dan lugas dapat meningkatkan kepercayaan pengguna. Dan itu membuat para pengguna bertahan untuk menggunakan aplikasi.
Pastikan pengguna terkontrol
Saat menjalankan aplikasi, pengguna ingin merasakan sensasi memegang kontrol atas apa yang mereka pakai. Aplikasi yang didesain secara detail dan rumit tentunya tidak akan pernah pengguna rasakan. Pasalnya, UI design sudah memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengaksesnya.
Maka, UI design yang baik juga harus mampu memberikan kontrol penuh ke pengguna. Mereka bebas menjelajahi aplikasi sesuai kebutuhannya.
Skill UI designer
Kemampuan yang harus UI designer miliki sebenarnya beragam. Namun, aspek utama yang biasanya harus ada adalah desain dan kreativitas. Agar lebih mudah membayangkannya, berikut kemampuan UI designer yang harus ada:
Soft skills
Hard skills
Transferable skills
- Kolaborasi, komunikasi, dan berpikiran terbuka
- Empati
- Mudah beradaptasi
- Kreatif dan memecahkan masalah
- Visual branding: tipografi, teori warna, desain, dan lain-lain
- Wireframing dan prototyping
- Pengetahuan akan desain responsif
- Animasi dan interactivity
- Desain grafis
- Riset
- Customer service
- Project management
Apa itu UX design
User experience (UX) design sebenarnya merupakan proses pembuatan desain aplikasi yang bertujuan mengutamakan kenyamanan pengguna. Saat UX design aplikasi sudah baik, pengguna dapat dengan mudah berselancar pada aplikasi tanpa kesulitan. Alur yang bagus akan memudahkan pengguna menemukan solusi dari apa yang dicari pada aplikasi.
Singkatnya, UX design mempertimbangkan berbagai bentuk elemen sehingga dapat mempengaruhi perasaan pengguna saat memakai aplikasi. Targetnya adalah memberikan pengalaman menyenangkan bagi pengguna, relevan, sekaligus efisien.
Sementara, tugas dari UX designer adalah melakukan riset pasar, penggabungan produk, strategi, dan desain dasar untuk menciptakan kenyamanan pengguna. UX designer adalah jembatan perusahaan bagi pengguna dalam memenuhi kebutuhannya.
Aspek UX design
Seorang UX designer bertugas memikirkan bagaimana agar pengguna nyaman dalam mengoperasikan aplikasi. Selain itu, UX designer akan rutin melakukan analisis terhadap seberapa mudah atau sulitnya pengguna bertahan memakai aplikasi.
Contohnya: Seberapa mudah proses checkout saat berbelanja? Seberapa mudah proses berbagai transaksi melalui aplikasi? Seberapa mudah pengguna mendapatkan info dan layanan yang dibutuhkan?
Tujuan akhir dari UX design adalah menciptakan pengalaman menyenangkan, mudah, efisien, serta relevan bagi semua pengguna. Secara umum, aspek dari UX design meliputi:
- UX design merupakan proses mengembangkan kualitas interaksi antara pengguna dengan aplikasi (perusahaan).
- Secara teori, UX design adalah praktik non-digital, tetapi pada dasarnya berguna untuk praktik digital (hal yang jadi tujuan UI design).
- UX design tidak berfokus dengan visual. Inilah yang menjadikannya berbeda dengan UI design. Fokus UX design ada pada nuansa pengalaman pengguna.
Prinsip UX design yang baik
Menurut CareerFoundry, prinsip atau disiplin dalam UX design terangkum dalam model kuadran sebagai berikut:
Experience Strategy (ExS)
UX design bukan hanya tentang kepuasan pengguna. Dalam praktiknya, UX design juga harus meliputi rancangan bisnis secara holistik. Itu artinya, baik kebutuhan pelanggan maupun perusahaan haruslah sama-sama terpenuhi.
Interaction Design (IxD)
Desain interaksi di sini artinya bagaimana gambaran interaksi antara pengguna dengan sistem secara keseluruhan. Elemen interaktif seperti tombol, animasi, dan transisi halaman harus UX designer perhatikan baik-baik.
UX designer akan berupaya membuat rancangan desain intuitif yang memungkinkan pengguna mengoperasikan aplikasi dengan baik. Bahkan, pengguna tidak akan meninggalkan aplikasi sampai kebutuhannya terpenuhi.
User Research (UR)
Pada dasarnya, UX design adalah tentang kegiatan mengidentifikasi masalah dan merancang solusinya. Dalam hal ini, UX designer membutuhkan riset dan umpan balik dari pengguna sebagai dasar untuk membuat rancangan desain.
Information Architecture (IA)
Prinsip yang terakhir ini adalah tentang pengorganisasian konten dan informasi agar mudah diakses nantinya. Prinsip ini juga penting karena akan memudahkan navigasi pengguna saat menjalankan aplikasi.
Selain itu, prinsip ini menekankan agar UX designer memperhatikan aspek bahasa yang digunakan pada aplikasi tetap konsisten dan mudah dimengerti.
Skill UX designer
Sama halnya seperti UI designer, kemampuan dari UX designer pun beragam. Agar kamu lebih mudah memahaminya, simak pada tabel berikut ini:
Soft skills
Hard skills
Transferable skills
- Kolaborasi, komunikasi, dan berpikiran terbuka
- Empati
- Rasa ingin tahu tinggi dan terus belajar
- Berpikir kritis dan memecahkan masalah
- Familiar dengan user research dan analisis
- Wireframing dan prototyping
- Pemahaman tentang information architecture
- User and usability testing
- Ketajaman bisnis
- Riset
- Customer service
- Project management
Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Kenali Seluk-Beluk UI UX untuk Pemula
Pilih UI designer atau UX designer?
UI designer vs UX designer
Sebelum menilik gaji UI/UX designer, kamu mungkin mulai berpikir: nanti pilih berkarier sebagai apa ya? Karena pekerjaan UI dan UX design sebenarnya berjalan beriringan, kamu tidaklah harus menguasai keduanya kok. Yang terpenting adalah memahami kemampuan yang harus dimiliki dan pilihlah yang setidaknya paling mendekatimu.
UI designer dan UX designer akan selalu bekerja kolaboratif. Sebuah aplikasi tidak mungkin bisa berdiri sendiri hanya dengan mengandalkan UX design. Begitu pula tampilan UI design bisa sia-sia jika UX design-nya tidak jelas.
Namun biasanya, berkarier sebagai UX designer lebih membutuhkan empati. Kenapa bisa begitu? Karena UX designer harus merancang pengalaman nyaman buat pengguna alias memudahkan pengguna menjalankan aplikasi.
Tak hanya itu, UX designer sebaiknya memiliki kemampuan memecahkan masalah serta pendekatan analisis yang kreatif. UX designer juga mesti mahir dalam keterampilan berkomunikasi dan punya pengetahuan bisnis yang cukup. Andai kamu punya ketertarikan dalam hal-hal itu, bisa lho mencoba berkarier sebagai UX designer.
Sementara berkarier sebagai UI designer memang memerlukan pemahaman tentang UX design, tetapi yang terpenting adalah tampilan visual. Desain visual akan UI designer buat berdasarkan rancangan UX designer. Tugas UI designer memastikan aspek visualnya interaktif buat pengguna.
Jika kamu menyukai hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan desain dan estetika, mungkin karier sebagai UI designer lebih cocok. Selain itu, kamu pun mendapat bonus pengalaman soal UX design yang tak kalah menarik.
Gaji UI/UX designer
Berapa gaji UI/UX designer?
Perkembangan teknologi yang amat pesat membuat profesi sebagai UI/UX designer makin orang minati. Terlebih untuk anak-anak muda tengah belajar di bangku kuliah.
Melansir dari CareerFoundry, gaji UI/UX designer sebenarnya tergantung dari banyak faktor. Antara lain:
- Lokasi kerja
- Pengalaman
- Jenis industri
- Perusahaan
- Jenis produk
Berkaca dari hal tersebut, maka sangat wajar jika kemudian kisaran gaji UI/UX designer pun berbeda-beda pada tiap negara. Bahkan, di Indonesia saja gaji profesi tersebut amat beragam karena UMR dari tiap daerah juga berbeda-beda.
Di Australia, gaji pada daerah Melbourne dan Adelaide bisa berbeda. Kedua kota ini punya basis teknologi tinggi sehingga banyak UI/UX designer berkarier di sana. Rata-rata pendapatan UI/UX designer sekitar US$58,598.
Sementara, di Amerika Serikat pusat teknologi berada pada beberapa kota. Mulai dari New York, San Francisco, dan Seattle. Rata-rata penghasilan UI/UX designer di sana adalah sebesar US$91.225.
Negara Paris juga terkenal memberikan penghasilan cukup tinggi bagi UI/UX designer. Rata-rata gajinya pada kota Paris dan Lyon adalah sebesar US$41,693.
Bergeser ke negara Cina, kota-kota yang menjadi pusat teknologi antara lain Beijing, Shenzen, dan Shanghai. Pendapatan profesi UI/UX designer rata-rata sekitar US$30.752.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Kota-kota besar yang memiliki industri teknologi cukup besar antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar, dan Yogyakarta. Melansir dari Indeed, estimasi gaji rata-rata UI/UX designer (entry level) adalah sebagai berikut:
- Jakarta: 5,6 juta rupiah per bulan
- Bandung: 5,2 juta rupiah per bulan
- Surabaya: 3,8 juta rupiah per bulan
- Denpasar: 3 juta rupiah per bulan
- Yogyakarta: 2,9 juta rupiah per bulan
Namun, perlu kamu perhatikan juga bahwa gaji UI/UX designer juga sangat bergantung pada perusahaan dan jenis industrinya. Untuk skala perusahaan yang lebih besar, entry level UI/UX designer bisa bergaji 8 hingga 8,5 juta per bulan.
Selain itu, makin tinggi jam terbangnya, makin besar pula kenaikan gajinya. Maka, perusahaan juga biasanya memberikan gaji berbeda untuk orang yang sudah berpengalaman sebelumnya. Misalnya, untuk senior level UI/UX designer dapat berpenghasilan 15 hingga 20 juta per bulan.
Sebagai informasi, jenjang karier dalam UI/UX designer adalah sebagai berikut:
- UI/UX designer
- Senior UI/UX designer
- Head of UI/UX designer
Buat kamu yang tertarik menekuni bidang ini, pastikan menyiapkan diri dengan baik, ya! Penghasilannya juga lumayan dan pastinya menarik, ‘kan?
Bagaimana prospek kariernya?
Bicara tentang prospek karier, bekerja sebagai UI/UX designer masihlah amat menjanjikan sampai setidaknya 5-10 ke depan. Apalagi teknologi pun makin berkembang pesat. Profesi ini diprediksi akan terus diminati, terutama oleh para generasi Z.
Menurut Kompas, lowongan pekerjaan untuk UI/UX designer pada tahun 2019 saja hampir mencapai angka 7.000. Itu artinya, makin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga berkualitas untuk menjalankan fungsi UI dan UX design.
Tidak hanya itu, profesi ini juga cukup menarik buat generasi Z karena sifatnya yang fleksibel dan tidak monoton. Pekerjaan sebagai UI/UX designer pada dasarnya bisa orang lakukan dari mana saja. Sangat pas dengan keinginan kebanyakan generasi Z untuk bekerja WFH ataupun WFA.
Intinya, ketika tuntutan teknologi kian tinggi, maka perusahaan akan selalu butuh UI/UX designer. Bahkan, profesi ini sejalan dengan gaya generasi Z dalam bekerja. Maka, kamu bisa banget merencanakan bekerja pada bidang ini jika benar-benar tertarik!
Baca Juga: Tips Memilih Bootcamp UI/UX Terbaik Tahun Ini
Kesimpulan
Sebelum memutuskan berkarier pada bidang UI/UX design, ada baiknya kamu menyiapkan kemampuanmu sebaik mungkin mulai sekarang. Misalnya, desain, komunikasi, teknologi, dan lain-lain. Meski jurusan kuliahmu tidak berasal dari bidang teknologi maupun desain, kamu tetap punya peluang belajar lewat kelas-kelas tertentu, kok.
Sama halnya seperti Belajar Lagi yang menyediakan berbagai kelas buat yang tertarik pada industri digital marketing. Beberapa pilihan kelasnya seperti Full-Stack Digital Marketing, SEO Bootcamp, Social Media Organic Bootcamp, dan Mini Bootcamp lainnya. Dalam mini bootcamp, kamu bisa pilih kelas seperti Personal Branding, Copywriting, Spreadsheet, hingga Google Analytics.
Biar nggak ketinggalan, pantau terus kelas apa saja yang tersedia lewat website Belajar Lagi. Atau kamu bisa juga mengikuti Instagram Belajar Lagi untuk dapat update-nya. Yuk, tingkatkan kemampuanmu mulai sekarang!