Gini loh, sekarang bisnis makin punya banyak cara dan sering banget kelihatan kayak jebakan buat konsumen yang nggak ngerti. Makanya penting banget buat kita tahu praktik strategi marketing. Setidaknya ada 3 strategi yang sering dipakai:
Yuk, kita bahas satu-satu kelebihan dan kekurangannya!
1. Cross Selling
Ini strategi di mana brand nawarin produk lain yang beda jenis biar konsumen tertarik beli lebih banyak. Contohnya sering kita temui di Indo atau Alfa. Pas kita beli permen atau snack, kasir suka nawarin, "Nggak sekalian pulsanya, kak?"
2. Up Selling
Mirip sama cross selling, tapi bedanya brand nawarin produk yang sama dengan variasi atau paket yang lebih menarik. Misalnya, J.CO nawarin paket 1 lusin donat plus pastry dengan harga lebih murah dibanding beli pastry terpisah.
3. Down Selling
Ini kebalikannya dari up selling. Brand nawarin produk yang harganya lebih murah atau value-nya lebih kecil. Contohnya, subscribe free trial yang sering didorong duluan sebelum beli yang full.
Dari ketiga strategi ini, seringnya F&B pake up selling biar sales mereka naik. Soalnya, produk makanan dan minuman berisiko basi kalau nggak cepet laku, dan mereka punya target sales harian.
Tapi, brand juga nggak boleh asal "membodohi" konsumen pake up selling. Konsumen harus tahu dan setuju kalau produk yang dibeli itu bagian dari strategi up selling. Etika bisnis penting banget di sini. Strategi marketing nggak boleh jadi alasan buat ngejebak konsumen. Etika tetap nomor satu sebelum menerapkan strategi marketing apapun.
Semoga ini bisa jadi pelajaran buat brand biar lebih hati-hati dalam nawarin produknya ke konsumen.
Mau tau lebih banyak ulasan tentang digital marketing dan studi kasus lainnya di website studi kasus belajarlagi dan kanal X @belajarlagiHQ!
Kalau mau belajar lebih intensif, kamu bisa daftar di kelas umum atau spesialisasi digital marketing di BelajarlagiHQ! Sampai jumpa di kelas, Teman Belajar!