Brain Rot, Critical Thinking dan Konten-konten Pendek Media Sosial

Creative

Kita udah masuk ke era di mana fast content makin masif tersebar yang bisa bikin attention span kita menurun drastis. Konten-konten singkat, catchy, dan sering kali nggak mendalam memang seru buat scroll-scroll, tapi lama-lama otak kita jadi jarang diajak mikir panjang.

Fenomena ini sering disebut sebagai brainrot, istilah yang menggambarkan kemerosotan mental akibat konsumsi berlebihan konten daring yang remeh dan nggak menantang. Dalam konteks sekarang, brainrot jadi perhatian serius karena informasi instan di media sosial sering bikin kita kehilangan kemampuan untuk berpikir mendalam. Menurut data dari Oxford University Press (OUP), penggunaan istilah ini naik 230% dari 2023 ke 2024, menunjukkan kekhawatiran yang makin meluas.

Makanya, skill Critical Thinking itu jadi super penting sekarang. Ini skill buat ngebantu kita filter semua info, tetap terbiasa mikir runut, dan nggak gampang ketipu sama informasi yang misleading.

Gimana cara menanamkan critical thinking dalam diri? 

Keuntungan berpikir kritis

Sebenernya, berpikir kritis itu nggak punya standar tetap buat diaplikasiin. Tapi, semua cara berpikir kritis itu punya satu prinsip dasar: nggak mudah percaya.

Kenapa ini penting? Karena, makin ke sini, informasi tuh gampang banget didapat dari banyak sumber. Tapi, nggak ada jaminan kalau informasi yang kita terima itu:

  1. Sepenuhnya benar.
  2. Nggak bias.
  3. Nggak parsial atau kontekstual.

Makanya, kita butuh yang namanya mental filter buat nyaring informasi.

Caranya? Simple:

  1. Anggap semua informasi itu baru. Jangan buru-buru anggap informasi itu "biasa" atau langsung percaya. Selalu tanya: "Iya gitu?"
  2. Ragukan sebelum terima. Esensi berpikir kritis adalah meragu. Tapi, ragu di sini harus diiringi semangat mencari jawaban.
  3. Lengkapi info yang kamu punya. Jangan berhenti di rasa nggak percaya. Usahain cari informasi tambahan untuk memastikan apa yang kamu dapat itu benar.

Contohnya, kalau ada berita viral di media sosial, jangan langsung repost atau share. Cari tahu dulu:

  • Sumbernya dari mana?
  • Ada nggak fakta pendukungnya?
  • Informasi ini punya konteks tertentu nggak?

Critical thinkig vs skeptis yang berlebihan 

Kadang, kita bisa kejebak jadi terlalu skeptis, alias meragukan semua hal tanpa nyari solusi atau jawaban. Nah, ini yang harus dihindari. Critical Thinking itu intinya adalah bertanya untuk memahami, bukan cuma buat sekadar nyari celah atau ngerasa benar sendiri.

Pentingnya critical thinking untuk para profesional

Critical Thinking itu salah satu skill yang paling dicari di dunia kerja. Kenapa? Karena ini skill yang nyambung banget sama kemampuan buat problem solving dan decision making. Mau kamu kerja di bidang kreatif, analitik, atau manajemen, skill ini pasti kepake.

Kalau kamu mau belajar Critical Thinking lebih dalam buat dunia kerja, bisa mulai dengan:

  1. Latih kemampuan analisis. Mulai dari hal sederhana kayak evaluasi konten atau berita.
  2. Biasakan buat brainstorming solusi setiap kali nemu masalah.
  3. Sering diskusi sama orang lain untuk dapat perspektif baru.

Penasaran gimana implementasi Critical Thinking lebih jauh? Kamu bisa cek artikel lengkapnya di Belajarlagi: Kenapa Critical Thinking Penting.

Yuk, mulai nanemin Critical Thinking dari sekarang! Biar otak kita nggak "brainrot" cuma karena kebanyakan konsumsi fast content yang instan. Kamu nggak cuma bakal jadi lebih pintar filter informasi, tapi juga lebih siap menghadapi tantangan di dunia profesional!

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences