Branding atau upaya untuk membentuk persepsi orang terhadap suatu barang atau jasa emang gampang-gampang-susah sih.
Banyak banget yang harus diperhatikan se detail mungkin. Padahal 87 persen konsumen sepakat kalau branding yang konsisten di berbagai platform itu penting banget. Sayangnya hal ini banyak diabaikan oleh UMKM.
Yuk kita belajar tentang Brand Guide, hal basic dalam sebuah branding.
Brand guide akan mengatur brand dalam membangun citra kepada konsumen kamu. Sebagai timbal baliknya, konsumen akan mudah mengingat produk maupun jasa secara praktis maupun secara emosional (misalnya, kaos tersebut bikin aku makin percaya diri).
Ada 6 unsur penting dalam brand guide ini, yaitu: - Brand Story - Logo - Brand Color Palette - Typography - Image Guidelines - Brand Voice.
Kita bahas satu per satu, ya!
Penting sebuah brand punya "cerita" tentang brand tersebut. Ini mencakup seperti visi/misi, target market, & Unique Selling Point (USP) brand.
Cara mudahnya, kamu bisa pake brand canvas ini mulai dari positioning brand, audiens, kompetitor, lainnya. Pada bagian ini, pemilik brand lebih banyak berefleksi. Kenapa ya bisnis tersebut muncul dan solusi apa yang ditawarkan brand untuk menjawab kebutuhan masyarakat?
Siapa yang mengira kalau logo cuman sebuah "tanda" dari brand. Padahal logo bisa bermakna sebagai citra/persona brand yang ingin ditunjukkan kepada konsumen. Warna yang dipakai, ukuran, hingga bentuk logo adalah unsur yang harus diperhatikan dalam membuat logo brand.
Brand harus konsisten pakai warna tertentu karena berpengaruh ke perception brand. Mulai dari logo hingga tone color content harus pakai warna yang sama. Tiap warna punya arti psikologis masing-masing. Warna ini bisa disesuaikan sama kategori produk yang dijual brand tersebut.
Selain warna, jenis font yang dipakai juga harus diperhatikan. Font juga harus seragam & sesuai persona brand. Misalnya Gojek atau Spotify yang pake font jenis sans serif karena mereka ingin terlihat minimalis & modern.
Perhatikan bagaimana gambar yang digunakan dalam brand tersebut. Hindari menggunakan gambar yang gak real atau asal ambil dari Google. Gambar yang dipakai juga bisa dalam bentuk ilustrasi atau bisa pakai foto produk. Konsultasikan pada tim desain jika kesulitan menentukannya.
Brand voice ini sederhananya adalah bagaimana mana kamu menggunakan gaya bahasa/penyampaian brand kepada konsumen kamu. Misalnya Gojek yang punya persona santai & minimalis, sehingga mereka pakai gaya bahasa santai seperti bahasa sehari hari.
Ini juga karena mereka ingin dekat sama konsumennya.
Unsur diatas perlu belajar lebih mendalam ya, agar mudah ketika praktik nya.
Teman Belajar bisa juga loh mengintip lebih banyak lagi ulasan mengenai digital marketing dan studi-studi kasus lainnya di website belajarlagi.id dan twitter @belajarlagiHQ!
Kalau kamu ingin lebih intensif mempelajarinya lagi, yuk segera daftarkan diri kamu di kelas umum maupun kelas spesialisasi digital marketing di BelajarlagiHQ! Sampai jumpa di kelas!