Dampak Boikot Brand bisa Jadi Peluang Buat UMKM Lokal

2 mins
Content
Marketing Theory
Creative

Kalo ada yang paling sibuk dan pusing saat ini, udah pasti tim business development (BD) dari brand-brand yang kena boikot. Bayangin, jadi market leader bertahun-tahun, terus tiba-tiba hancur karena satu keputusan yang buat konsumen marah dan seluruh dunia ikut-ikutan ngecekal. Kondisi kayak gini bikin raksasa bisnis pun nggak kebal. Bahkan, beberapa dari mereka terpaksa melakukan rebranding sebagai langkah untuk bertahan di pasar.

Di sisi lain, kondisi ini justru membuka peluang bagi UMKM dan produk lokal untuk mengambil alih pangsa pasar yang ditinggalkan oleh brand-brand besar ini. Mari kita bahas lebih dalam mengenai dampak boikot ini dan bagaimana UMKM lokal dapat memanfaatkan momentum ini untuk bersaing lebih kuat.

Brand Besar yang Terkena Dampak Boikot

Daftar brand yang terkena boikot

1. Pizz Ht: Rugi Rp 93,51 Miliar dalam Waktu Dua Bulan**

Brand raksasa di industri FnB ini mengalami kerugian hingga Rp 93,51 miliar hanya dalam waktu dua bulan. Menurut Corporate Secretary-nya, penjualan Pizz* H*t menurun lebih parah dibandingkan masa pandemi Covid-19. Banyak outlet yang terlihat sepi dan bahkan ada kabar bahwa brand ini mengganti namanya.

Apakah kamu juga mendengar bahwa Pizz* Ht kini berubah nama menjadi Restorate? Langkah ini diklaim sebagai bagian dari strategi untuk menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z.

2. Stabuck: Ganti Nama di Beberapa Negara Akibat Boikot

Stabuck, brand kopi yang sangat populer, juga merasakan dampak signifikan dari aksi boikot ini. Meski telah melakukan banyak inovasi, seperti memperluas channel market mereka melalui strategi stand alone store di pinggir jalan, mereka tetap merasakan penurunan penjualan. Bahkan, beberapa outlet Stabuck dilaporkan tutup di beberapa negara, dan beberapa outlet lainnya mengganti nama menjadi Coffee Vist*.

Bagaimana menurut kamu? Apakah rebranding ini langkah yang tepat untuk menyelamatkan brand besar seperti Stabuck?

3. Aqu: Penolakan Hingga ke Warung Kecil*

Aqu*, produk FMCG yang sudah sangat dikenal di Indonesia, juga merasakan dampak besar akibat boikot ini. Banyak pemilik warung kecil di berbagai daerah yang menolak menjual produk ini karena dianggap mendukung Israel. Bahkan, supervisor dan manajer sales Aqu* dikabarkan turun langsung ke warung-warung untuk memastikan produk mereka tetap diterima.

Namun, resistensi dari konsumen sudah terlalu kuat, sehingga membuat penetrasi pasar mereka semakin sulit. Apakah ini kesempatan bagi produk lokal untuk tampil sebagai alternatif?

Peluang Bagi UMKM Lokal dan Produk Alternatif

Di tengah segala tantangan yang dihadapi brand besar, sebenernya ada satu pihak yang bisa diuntungkan: UMKM dan produk lokal. Dengan maraknya boikot, konsumen jadi lebih sadar buat mencari alternatif produk yang nggak ada hubungannya sama konflik atau genocide. Ini jadi peluang emas buat brand-brand lokal untuk lebih menonjol. Brand yang dulunya tenggelam di balik nama-nama besar sekarang punya kesempatan buat bersinar, apalagi kalau didukung sama strategi BD yang kuat.

Pesan Minjar, untuk memanfaatkan momentum ini, penting bagi UMKM dan produk lokal untuk tidak hanya fokus pada strategi marketing, tetapi juga memperkuat pondasi business development. Business Development bukan cuma soal dapetin penjualan jangka pendek, tapi gimana caranya mengelola growth bisnis dari hulu ke hilir untuk jangka panjang. Ini adalah langkah penting untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Jangan cuma fokus di marketing aja, karena kalau pondasi bisnisnya kuat, brand lokal bisa benar-benar jadi raja di pasar dalam negeri dan nggak tergantung sama kondisi global.

Baca juga: Peran dan Tugas Business Development 2024

Kesimpulan

Dampak boikot terhadap brand besar seperti Pizz* Ht, Stabuck*, dan Aqu* menunjukkan betapa besarnya pengaruh konsumen terhadap kelangsungan bisnis. Meski banyak dari mereka mencoba bertahan dengan strategi rebranding, situasi ini membuka peluang bagi UMKM dan produk lokal untuk semakin menguat di pasar. Dengan strategi business development yang tepat, produk lokal dapat memanfaatkan momentum ini untuk tumbuh lebih cepat dan kuat di tengah pasar yang berubah.

Apakah kamu melihat peluang serupa bagi brand lokal di sekitarmu? 

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences