Kenali Fogg Behavior Change Model di Bisnis Ritel Make Up

2 mins
Marketing Theory

Siapa tim yang kadang suka risih kalau mau belanja terus diikutin sama petugas salesnya?

Sephora, salah satu brand ritel make up menciptakan strategi cerdas yang bikin pengunjung merasa lebih nyaman pas belanja. Mereka berhasil mempelajari perilaku manusia dalam berbelanja dan melakukan perbaikan dalam pelayanannya. 

Strategi ini masuk ke dalam teori Fogg Behaviour Change Model. Fogg Behaviour Change Model ini termasuk ke dalam Marketing and Consumer Psychology, dengan rumus B=MAT. Singkatnya behavior itu bisa terbentuk karena 3 alasan, yaitu motivation, ability, dan trigger.

Fogg Behavior Change Model adalah sebuah model yang dikembangkan oleh Dr. BJ Fogg untuk menjelaskan bagaimana perilaku seseorang dapat diubah. Dalam konteks digital marketing, model ini sangat berguna untuk memahami bagaimana kita bisa mempengaruhi pelanggan untuk mengambil tindakan tertentu, misalnya melakukan pembelian, atau menambah kenyamanan pelanggan. Ini adalah framework untuk mempengaruhi keputusan konsumen dengan 3 aspek, yaitu Motivation, Ability dan Trigger. Dalam strategi Sephora, brand berhasil mendesain environment nya pada aspek trigger Influence.

Gambaran umum tentang Fogg Behavior Change Model

Behavior customer

Ketiga komponen ini harus hadir bersamaan agar perubahan perilaku dapat terjadi.

1. Motivasi 

Ini adalah alasan mengapa seseorang ingin melakukan sesuatu. Dalam digital marketing, motivasi bisa datang dari kebutuhan atau keinginan konsumen, seperti ingin mendapatkan diskon, ingin merasa eksklusif, atau ingin mendapatkan informasi terbaru. Contohnya, seseorang mungkin termotivasi untuk mengikuti sebuah brand di media sosial karena ingin mendapatkan konten eksklusif atau penawaran spesial.

2. Kemampuan (Ability)

Seberapa mudah atau sulitnya seseorang untuk melakukan tindakan yang diinginkan? Dalam digital marketing, ini bisa berarti seberapa mudah pengguna dapat menavigasi situs web, menemukan informasi yang mereka butuhkan, atau melakukan pembelian. Jika sebuah tindakan terlalu sulit, meskipun motivasi tinggi, kemungkinan besar orang tersebut tidak akan melakukannya. Misalnya, jika proses checkout di sebuah situs e-commerce terlalu rumit, konsumen mungkin akan meninggalkan keranjang belanja mereka.

3. Pemicu (Trigger)

Pemicu adalah elemen yang mendorong seseorang untuk bertindak. Dalam dunia digital, pemicu bisa berupa notifikasi, email, iklan, atau bahkan ajakan langsung di halaman web. Pemicu ini perlu muncul pada waktu yang tepat, ketika motivasi dan kemampuan konsumen berada dalam level yang optimal. Contohnya, sebuah push notification yang mengingatkan konsumen bahwa keranjang belanja mereka masih belum di-checkout bisa menjadi pemicu untuk mereka menyelesaikan pembelian.

Dari sebuah keranjang saja bisa mentrigger konsumen untuk berkunjung lebih sering dan lebih nyaman, para pekerja pun lebih tepat sasaran buat assist konsumen yang mana. Simple tapi efektif! Marketing psychology ini memang banyak hadir di sekitar kita. Seru kalau kita tau atau bahkan bisa diterapkan di brand bisnis sendiri.

Kalau kamu mau belajar lebih banyak dan lebih lengkap tentang strategi yang unik dan menarik ini, bisa banget join FSDM Cohort selanjutnya. Sampai jumpa di kelas, Teman Belajar!

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences