Walls masih jadi top brand es krim Indonesia, bersaing dengan Aice yang keliatan gencar banget promosinya di media apa saja.
Strategi "Consistency Marketing" Walls soal rasa dan inovasinya jadi kunci sukses mereka. Coba kita analisis kesuksesan ice cream Walls ini, ya!
Minjar sudah merangkum dari berbagai sumber nih, Teman Belajar tentang kenapa sebuah brand harus konsisten meyuarakan pesan kepada audiensnya, bentuk kemasan, serta warnanya. Singkatnya, identitas yang disampaikan secara terus-menerus, terjadwal, dan konsisten tidak akan membingungkan audiens. Consistance marketing menjadi strategi yang ampuh untuk membantu menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik, sekaligus membantu brand untuk menciptakan kredibilitas, repurtasi, dan juga kepercayaan publik.
Konsistensi juga mempengaruhi sistem dalam sebuah perusahaan yang sekaligus bisa berpengaruh pada kenaikan penjualan karena audiens yang sudah kenal dengan brand nya. Lebih jauh, marketing yang konsisten juga bisa menciptakan pelanggan yang loyal, sehingga mereka menunggu-nunggu inovasi baru apa lagi nih yang dibuat oleh Walls?
Nah, Teman Belajar ini dia 4 konsistensi yang diterapkan oleh Walls untuk membangun konsistensinya. Baca sampai tuntas, ya!
Salah satu faktor Walls bisa kuat di industri es krim adalah sub-brand yang beragam. Ada sekitar 10 sub brand yang mereka punya dan setiap sub brand menjangkau setiap segmen pasar. Strategi ini sukses mereka terapkan, bikin brand lain susah mencari celahnya.
Karena sub brand yang bervariasi, ini juga berlaku pada variasi produknya. Hampir semua bentuk es krim Walls punya, mulai dari cone, stick dan lain sebagainya. Selain itu, mereka juga membagi jenis produk sesuai segmentasinya. Misalnya saja Walls punya es krim quick snack, atau praktis dinikmati hingga produk yg cocok dinikmati untuk keluarga.
Aspek kedua yang penting di Walls adalah hampir di setiap toko menjual produk ice cream Walls ini. Hal ini terjadi karena sales mereka sukses bikin distribusi merata hampir di berbagai daerah Indonesia.
Memang tidak mudah dan butuh waktu, tapi dibanding kompetitor Walls jelas lebih masif distribusinya. Salah satu strateginya yang memudahkan para penjual atau distributor adalah dengan meminjamkan kulkas/pendingin es krim. Walls menyewakan pendingin es krim nya dengan harga terjangkau agar tetap menguntungkan toko tersebut.
Ini sebagai strategi branding Walls agar konsumen mengenal logo & warna branding nya yang berwarna merah.
Selain variasi produk yang beraneka ragam, rasa dan bentuk produk Walls ini juga cukup menarik. Mereka gak berhenti buat terus inovasi bikin produk yang beda di pasar. Mulai dari rasa yang beraneka ragam, hingga packaging yang tersedia dari berbagai bentuk sesuai harga.
Teman Belajar ingat gak? Dulu yang membuat anak-anak suka beli Walls adalah karena sering mengadakan event berhadiah. Konsumen diminta untuk mengumpulkan stik es krim dan mengirimkannya melalui po-box. Tentu saja cara ini bisa meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan,, karena saking seringnya beli lidah mereka sudah terbiasa sama es krim Walls. Usaha strategi loyalty mereka ini bisa memberikan dampak nya sampai sekarang.
Konsumen akhirnya nyaman sama rasa Walls, membentuk citra yang baik dan loyal banget terhadap es krim Walls.
Nah. dari beberapa strategi tadi, gak heran kalau Walls sukses jadi raja es krim sampai sekarang. Nampaknya sulit deh kalau harus geser Walls ini dari selera masyarakat Indonesia? Bahkan Aice berani ngasih harga yang lebih murah saja masih kalah jauh dibanding Walls. Teman Belajar pada setuju gak dengan rasanya?
Teman Belajar bisa juga loh mengintip lebih banyak lagi ulasan mengenai strategi brand dan studi-studi kasus lainnya di website belajarlagi.id dan X @belajarlagiHQ!
Kalau kamu ingin lebih intensif mempelajarinya lagi, yuk segera daftarkan diri kamu di kelas Full Stack Digital Marketing maupun kelas spesialisasi digital marketing di BelajarlagiHQ! Sampai jumpa di kelas, yaaa!