IKEA Effect, Staregi Marketing yang Bikin Bangga Para Pelanggannya

3 mins
Marketing Theory
Creative

Kamu pasti tahu dong IKEA, brand furnitur asal Swedia yang sudah mendunia banget. Dengan valuasi lebih dari 44,82 miliar USD, IKEA sukses ngegeser brand furnitur global lainnya kayak Masco atau Kohler. Perusahaan yang lahir di tahun 1943 ini sekarang punya ratusan cabang dan gudang di seluruh dunia, termasuk di Asia. Tapi, apa sih yang bikin IKEA spesial banget?

Salah satu inovasi utama yang membedakan IKEA dari pesaingnya adalah redefinisi industri furnitur dari produk yang sudah sepenuhnya dirakit (fully assembled) menjadi produk yang siap dirakit (ready-to-assemble). Model ini bukan hanya tentang efisiensi logistik, tetapi juga melibatkan fenomena psikologis yang disebut IKEA Effect.

Apa sih IKEA Effect itu?

Jadi, IKEA Effect ini awalnya diteliti sama Michael Norton, Daniel Mochon, dan Dan Ariely dari Harvard Business School pada tahun 2012. Dari penelitian mereka, ketahuan kalau kita cenderung lebih menghargai barang yang kita rakit sendiri dibanding barang yang sudah jadi. Simpelnya, "Semakin besar usaha yang kita keluarin buat sesuatu, makin besar juga nilai yang kita kasih ke hasilnya."

Gampangnya gini, waktu kamu susah payah ngerakit meja atau kursi dari IKEA, ada rasa bangga dan puas yang bikin kamu ngerasa kalau barang itu lebih berharga. Ini karena kamu ikut andil dalam prosesnya. Tapi, kalau rakitannya gagal atau barangnya rusak, ya efek ini nggak bakal muncul. Sebenarnya ini bisa jadi kognitif bias atau cuma sekadar efek semu psikologis karena telah merakit perabotan rumah. 

Brand lain yang menggunakan strategi IKEA Effect

Ternyata, nggak cuma IKEA yang paham soal trik ini yang bikin konsumennya bangga pada diri sendiri. Banyak brand global lain yang juga mainin konsep serupa, contohnya:

  1. LEGO: Dengan susunan balok-balok kecil, LEGO bikin kita ngerasa puas banget setelah bangun model yang kita suka. Jadi kayak "ini hasil karya gue, loh!"
  2. Minecraft: Game ini bener-bener kasih kebebasan buat kita bangun dunia virtual sendiri. Hasilnya? Kita makin sayang sama dunia yang udah kita bikin.
  3. Build-A-Bear Workshop: Di sini, kita bisa ngerancang boneka sendiri, mulai dari bentuk sampai aksesorinya. Ada rasa koneksi emosional yang kuat ke boneka itu karena kita sendiri yang nentuin setiap detailnya.
  4. Nespresso: Buat para pecinta kopi, Nespresso bikin pengalaman "merakit" kopi jadi lebih spesial. Mulai dari pilih kapsul sampai menyeduhnya sendiri, rasanya jadi lebih personal.

Gimana IKEA pakai IKEA Effect buat strategi marketing?

IKEA nggak cuma bikin kita bangga sama hasil rakitan, tapi juga nerapin strategi cerdas biar kita makin lengket sama brand mereka:

  1. Flat-Pack Packaging: Semua produk IKEA dikemas dalam bentuk datar. Selain hemat biaya logistik, ini juga kasih konsumen pengalaman ngerakit yang bikin mereka lebih sayang sama produknya.
  2. Panduan Mudah Dipahami: IKEA nyediain buku panduan yang gampang banget diikutin. Jadi, meskipun nggak pernah rakit furnitur sebelumnya, kita tetep pede buat nyoba.
  3. Showroom yang Nyata Banget: Showroom IKEA bikin kita bisa ngebayangin gimana furnitur mereka bakal kelihatan di rumah kita. Ini bikin kita makin terhubung secara emosional sama produknya.
  4. Komitmen ke Keberlanjutan: Dengan produk yang bisa dirakit ulang atau diperbaiki, IKEA ngajarin kita buat lebih peduli sama barang yang kita punya.

Kenapa IKEA Effect penting buat marketing?

Kalau kamu punya bisnis, coba deh adopsi konsep IKEA Effect. Caranya? Libatkan konsumen dalam proses pembuatan produk. Misalnya, kasih mereka opsi DIY atau tambahkan elemen personalisasi. Tapi ingat, pastiin prosesnya gampang dan hasilnya memuaskan, ya!

Kalau Teman Belajar tertarik untuk belajar tentang strategi marketing, kamu bisa baca kumpulan studycase di sini atau sekalian ikut kelas Full Stack Digital Marketing Cohort selanjutnya. Selamat bereksplorasi!

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences