Kamu pasti tahu dong IKEA, brand furnitur asal Swedia yang sudah mendunia banget. Dengan valuasi lebih dari 44,82 miliar USD, IKEA sukses ngegeser brand furnitur global lainnya kayak Masco atau Kohler. Perusahaan yang lahir di tahun 1943 ini sekarang punya ratusan cabang dan gudang di seluruh dunia, termasuk di Asia. Tapi, apa sih yang bikin IKEA spesial banget?
Salah satu inovasi utama yang membedakan IKEA dari pesaingnya adalah redefinisi industri furnitur dari produk yang sudah sepenuhnya dirakit (fully assembled) menjadi produk yang siap dirakit (ready-to-assemble). Model ini bukan hanya tentang efisiensi logistik, tetapi juga melibatkan fenomena psikologis yang disebut IKEA Effect.
Jadi, IKEA Effect ini awalnya diteliti sama Michael Norton, Daniel Mochon, dan Dan Ariely dari Harvard Business School pada tahun 2012. Dari penelitian mereka, ketahuan kalau kita cenderung lebih menghargai barang yang kita rakit sendiri dibanding barang yang sudah jadi. Simpelnya, "Semakin besar usaha yang kita keluarin buat sesuatu, makin besar juga nilai yang kita kasih ke hasilnya."
Gampangnya gini, waktu kamu susah payah ngerakit meja atau kursi dari IKEA, ada rasa bangga dan puas yang bikin kamu ngerasa kalau barang itu lebih berharga. Ini karena kamu ikut andil dalam prosesnya. Tapi, kalau rakitannya gagal atau barangnya rusak, ya efek ini nggak bakal muncul. Sebenarnya ini bisa jadi kognitif bias atau cuma sekadar efek semu psikologis karena telah merakit perabotan rumah.
Ternyata, nggak cuma IKEA yang paham soal trik ini yang bikin konsumennya bangga pada diri sendiri. Banyak brand global lain yang juga mainin konsep serupa, contohnya:
IKEA nggak cuma bikin kita bangga sama hasil rakitan, tapi juga nerapin strategi cerdas biar kita makin lengket sama brand mereka:
Kalau kamu punya bisnis, coba deh adopsi konsep IKEA Effect. Caranya? Libatkan konsumen dalam proses pembuatan produk. Misalnya, kasih mereka opsi DIY atau tambahkan elemen personalisasi. Tapi ingat, pastiin prosesnya gampang dan hasilnya memuaskan, ya!
Kalau Teman Belajar tertarik untuk belajar tentang strategi marketing, kamu bisa baca kumpulan studycase di sini atau sekalian ikut kelas Full Stack Digital Marketing Cohort selanjutnya. Selamat bereksplorasi!