Produk Samsung memang gak usah diragukan lagi kualitasnya. Lini produknya luas banget dari smartphone sampe smart home berbasis artificial intelligence. Kalau mereka konsisten berinovasi, bukan gak mungkin mereka jadi penguasa pasar di Indonesia.
Learning strategy Samsung di Indonesia ini yang bikin brand lain harus ketar ketir menghadapinya. Teman Belajar pada tau gak sih tentang penerapan learning strategy dalam bisnis dijalankan? Minjar coba ulas, ya!
Sebenarnya, istilah ini familiar di dunia pendidikan. Pertama kali dikenalkan oleh J. Michael O’Malley pada tahun 90an yang merujuk pada proses pembelajaran dalam mendapatkan input atau masukan baru yang kemudian dikembangkan menjadi sesuatu yang baru.
Dalam bisnis, pendekatan untuk “mengambil hati” target pasar pun bisa beragam bentuknya. Kalau cara Samsung ada beberapa contoh seperti di bawah ini:
Salah satu keunggulan Samsung adalah service aftermarket nya yang cukup baik. Mereka punya lebih dari 100 service center resmi di berbagai wilayah Indonesia.
Bahkan kamu juga bisa konsultasi online tanpa harus datang ke service center. Menariknya lagi, Samsung punya service konsultasi bahasa isyarat loh. Nggak banyak brand yang aware dengan memiliki service kayak gini.
Dari sini saja sudah kelihatan Samsung pengen kasih service terbaik dan maksimal untuk konsumennya.
Kenapa setelah jualan pun harus ngasih pelayanan ke pelanggan? Service after purchase harus jadi perhatian buat sebuah brand agar bisa meningkatkan loyalty brand pada konsumen. Kalau bisa ngasih service yang bagus, tentu konsumen ga ragu dan nyaman ketika menggunakan produk tersebut.
Harga produk Samsung memang tergolong gak murah. Banyak brand lain yang menawarkan produk murah dengan fitur melimpah.
Tapi, Samsung selalu lebih mengutamakan kualitas produknya. Sekalipun spek nggak mewah, tapi setidaknya gak ketipu sama barang murah.
Salah satu keunggulan nya adalah berani memberi software update sampai 4 tahun di produk smartphone nya. Tentu ini bikin konsumen loyal, gak perlu gonta ganti smartphone mereka.
Selain itu build quality produk Samsung cenderung berkualitas dibanding brand lain. Sekalipun Samsung punya brand image yang bagus, tapi kondisi tersebut tidak membuat Samsung lantas terlena dengan produk yang sama karena brand ini paham kalau konsumen saat ini makin objektif memilih brand, ga gampang termakan omongan brand. Konsumen lebih mempertimbangan soal spek, kualitas produk, serta service tentunya.
Samsung keren kalau soal inovasi, contohnya samsung flip ini. Ketika brand lain masih fokus improvement, Samsung udah berani jual secara global, salah satunya Indonesia.
Dan diterima baik sama pasar Indonesia, bahkan jadi penjualan terbanyak no 2 di dunia. Gimana, masih setia dengan brand Samsung dengan berbagai keunggulan yang mereka tawarkan?
Oiya, buat Teman Belajar yang ingin belajar riset market lebih mendalam, kamu bisa ikut program Full Stack Digital Marketing loh. Info selengkapnya bisa kamu pantau di website Belajarlagi.id dan kanal X @belajarlagiHQ!
Sampai jumpa di kelas, ya!