Teman Belajar, kalau kamu pengguna platform streaming berbayar Netflix, pasti nggak asing dong dengan suara pembukaan dengan bunyi "ta-dumm" khas dari Netflix. Suara itu biasanya muncul di awal saat kita hendak menonton series atau film yang kita tonton di Netflix. Suara itu mengiringi logo Netflix berbentuk huruf N berwarna merah yang khas itu.
Jangan salah, loh, Teman Belajar. Itu adalah bagian dari marketing. Tepatnya, itu dinamakan "sonic branding". Hah, apa itu Minjar? Yuk, kita bahas!
Sonic branding adalah bentuk branding melalui suara untuk meningkatkan emotional response atau respons emosi pada konsumennya. Itu akan lebih efektif jika dikolaborasi dengan visual branding.
Ipsos research mengatakan, sonic branding memiliki kemungkinan tiga kali lebih efektif dalam membangun brand attention.
VP Product Netflix, Todd Yellin mengatakan, mereka ingin meningkatkan customer experience lewat suara logo pendek yang membuat film terasa lebih seru untuk ditonton. Selain itu, suara logo di awal film atau episode jadi ciri khas Netflix agar mudah diingat oleh konsumen.
Teman Belajar sadar nggak, sebelum Netflix, ada loh beberapa brand yang menggunakan sonic branding. Mereka menggunakannya sebagai brand identity mereka.
Misalnya, perusahaan teknologi Intel menggunakan suara jingle khas yang biasanya ada di iklan-iklannya. Ini yang selalu diingat oleh konsumen sampai sekarang.
Nah, itu tadi ulasan singkat tentang sonic branding, Teman Belajar. Seru kan?
Kalau kamu ingin lebih seru lagi, boleh banget loh kamu kulik artikel-artikel lainnya tentang studi kasus marketing yang lain di website belajarlagi.id dan twitter @BelajarlagiHQ!
Eits, kalau kamu ingin memperdalam ilmu digital marketing lagi, kamu boleh banget daftarkan diri kamu di kelas umum dan kelas spesialisasi digital marketing yang tersedia di BelajarlagiHQ. Sampai ketemu di kelas, Teman Belajar!