Milo memang bukan top brand No. 1 Indonesia, tapi mereka selalu konsisten untuk tetap jadi susu favorit masyarakat Indonesia. Brand yang terkenal dengan susu coklat asal Australia ini pernah mendapat sentimen negatif tentang produknya yang gak sehat, tapi mereka berusaha bangkit dan tetap spesial di hati konsumennya.
Minjar coba bahas strategi khusus yang masih dipakai Milo agar bertahan di tengah persaingan susu di pasar nasional.
Nama Milo sendiri diambil dari atlet legendaris Yunani Kuno abad ke-6 SM. Ini menjadi inspirasi ilmuwan Australia yang saat itu lagi mengatasi masalah kekurangan gizi. Susu kemasan ini kemudian diproduksi massal sejak tahun 1934, lantas berkembang pesat meluas ke berbagai negara di dunia. Bagaimana caranya?
Ketika membuka website Milo, kamu bisa mendapatkan banyak informasi tentang sejarah Milo sejak diciptakan sampai sekarang. Storytelling sejarah mereka tersusun dengan baik. Apalagi tampilannya disusun dengan time sequence yang bisa ningkatin product knowledge mereka. Pembagian babakan sejarah dengan linimasa yang runtut bisa memberikan penjelasan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan konteks perkembangan zaman.
Hampir semua produk Milo ada gambar atlet olahraga. Hal ini menjadi representasi atau brand persona mereka untuk mendorong persepsi konsumen yang aktif berolahraga. Tidak hanya itu, tampilan atlet juga mendorong persona yang aktif, agar konsumennya juga terdorong semangat beraktifitas.
Milo Malaysia rasanya beda dibanding produksi Indonesia? Ga salah kok, banyak orang bilang begini. Ini fakta kalau ternyata Milo produk Malaysia punya kandungan kakao yang lebih banyak, sedangkan Milo Indonesia punya kandungan susu yang lebih banyak. Milo menggunakan market preference, yang menyesuaikan kebutuhan nutrisi konsumen di setiap negara. Sehingga berdampak pada kualitas rasa yang berbeda.
Hal sama juga diterapkan oleh Indomie, produksi mie instan asal Indonesia ini punya rasa berbeda beda di setiap daerah Indonesia yang sesuai sama selera daerah tersebut.
Buat meningkatkan exposure dan sales mereka, Milo sering banget bikin partnership jadi sponsor ataupun bikin event bareng pemerintah. Ga jarang juga mereka bikin event CSR buat ningkatin kesejahteraan anak Indonesia yang kekurangan gizi.
Dari berbagai strategi ini, memang Milo bukan yang terlaris dan terfavorit. Tapi, Milo punya keunikan sendiri dan tetap menarik perhatian konsumen mereka, setidaknya sebagai alternative brand. Produk Milo apa sih yang kamu paling kamu suka?
Nah, itu tadi ulasan singkat tentang branding susu Milo, Teman Belajar. Seru kan?
Kalau kamu ingin lebih seru lagi, boleh banget loh kamu kulik artikel-artikel lainnya tentang studi kasus marketing yang lain di website belajarlagi.id dan kanal X @BelajarlagiHQ!
Eits, kalau kamu ingin memperdalam ilmu digital marketing lagi, kamu boleh banget daftarkan diri kamu di kelas umum dan kelas spesialisasi digital marketing yang tersedia di BelajarlagiHQ. Sampai ketemu di kelas, Teman Belajar!