Pentingnya Market Research dari Pengalaman Indomie Goreng Kuah

3 mins
Creative

Indomie itu memang brand yang paham banget soal "ekosistem kreatif" konsumennya. Mereka kayak nggak sekadar jualan produk, tapi juga mengajak konsumennya jadi bagian dari cerita dan inovasi brand itu sendiri. Dari awal, Indomie memang gampang banget dimodifikasi. Bumbu praktis dan versatile mereka bikin mie ini bisa diolah jadi apa aja, mulai dari yang klasik sampai yang nyeleneh.

Tapi ternyata pas mau diadopsi dan diformulasi ulang oleh brandnya, malah jadi kurang diminati pasaran. Belum lama muncul, Indomie Goreng Rasa Kuah udah hilang aja dari pasaran. Padahal pas baru launching tahun 2016, varian ini digadang-gadang bakal sukses karena punya value unik. Kenapa inovasi ini gagal? Yuk kita ulik lebih lanjut!

Konsep "Goreng Rasa Kuah" yang Bikin Bingung

Salah satu tantangan terbesar adalah konsep produknya sendiri. Nama Indomie Goreng Rasa Kuah terkesan kontradiktif. Sebagai orang Indonesia, kita udah punya “template rasa” yang tertanam di kepala. Soto? Harusnya berkuah. Mie goreng? Ya jelas tanpa kuah. Nah, ketika Indomie keluarin varian yang namanya “Goreng Rasa Kuah,” ada dua kategori rasa yang berlawanan. Ambiguitas ini memengaruhi ekspektasi konsumen dan akhirnya membuat mereka merasa bingung terhadap produk ini.

Di sisi rasa, varian ini tidak memberikan pengalaman yang sesuai harapan. Ekspektasi konsumen jadi nggak ketemu sama apa yang disajikan, dan ini bikin mereka malas buat repurchase. Nyoba sekali, penasaran, terus balik lagi ke varian favorit lama. Hal ini menimbulkan kesan bahwa inovasi ini dilakukan tanpa memperhatikan selera dan kebiasaan makan konsumen, terutama yang sudah terbiasa dengan rasa khas Indomie Goreng atau kuah yang lebih familiar seperti rasa soto, kari, atau ayam bawang.

Promosi Jor-Joran, Tapi Hasilnya Kurang Greget

Promosi menggunakan influencer menggunakan platform YouTube

Padahal, promosi Indomie untuk varian ini nggak main-main. Mereka gandeng YouTuber hits waktu itu, Skinnyindonesia24 dan Bayu Skak, buat ngenalin produk ini ke anak muda. Ada juga kampanye tagar #GorengKuah yang digencarkan di media sosial.

Sayangnya, promosi aja nggak cukup. Awareness memang naik, tapi kalau rasa dan konsep nggak klik di hati konsumen, mereka bakal angkat tangan setelah percobaan pertama.

Pelajaran dari “Goreng Rasa Kuah”, Pentingnya Market Research

Sebagai market leader, Indomie selalu inovatif. Tapi inovasi juga butuh pijakan yang solid. Pasarnya Indonesia, dan orang Indonesia itu sangat setia sama makanan yang sesuai selera lokal. Contohnya, kalau namanya soto, otomatis orang akan berharap ada kuahnya. Jadi, inovasi seperti ini harus banget mempertimbangkan kebiasaan dan ekspektasi konsumen biar nggak bikin bingung.

Kegagalan ini nunjukin pentingnya market research yang mendalam. Meski brand besar kayak Indomie pasti udah survei dulu, mungkin aja ada celah di interpretasi data yang bikin varian ini terasa “dipaksakan.”

Baca juga: https://www.belajarlagi.id/post/belajar-market-research 

Gagal? Nggak Masalah, Kan Bisa Belajar!

Jadi, apakah Indomie Goreng Rasa Kuah itu produk gagal? Ya, bisa dibilang begitu. Tapi ini bukan akhir dunia buat Indomie. Justru, ini bukti kalau mereka berani eksperimen, meskipun hasilnya nggak selalu sempurna.

Toh, Indomie udah berkali-kali ngasih inovasi yang berhasil, kayak Indomie goreng sambal matah atau salted egg yang booming banget. Jadi, belajar dari kesalahan ini, mereka pasti bakal lebih hati-hati menggabungkan inovasi dan ekspektasi pasar di masa depan.

Gimana menurut Teman Belajar? Kalau varian ini muncul lagi dengan rasa yang lebih bold dan nama yang nggak bikin bingung, kamu mau coba lagi nggak?

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences