Pernah nggak kalian jalan-jalan, lalu mencium wangi roti yang baru keluar dari oven atau aroma khas masakan kaki lima yang langsung bikin lapar? Mungkin kamu akhirnya tergoda untuk membelinya. Nah, ini bukan kebetulan. Strategi ini dikenal dengan nama Scent Marketing atau Sensory Marketing—menggunakan aroma untuk menciptakan pengalaman yang mendorong pembelian.
Menariknya, pelopor dari strategi ini ternyata bukan berasal dari bisnis F&B, melainkan dari Singapore Airlines! Sejak tahun 1990, maskapai ini telah menggunakan Scent Marketing untuk meningkatkan experience penumpang mereka di udara. Mereka bahkan mengembangkan parfum khas yang disebut Stefan Floridian Waters. Aroma ini sengaja digunakan untuk menciptakan kesan menenangkan bagi penumpang dan mengurangi kecemasan selama penerbangan. Parfum tersebut disemprotkan di handuk panas dan di kabin pesawat.
Scent Marketing merupakan bagian dari Psychology Marketing—ilmu yang memanfaatkan persepsi indera manusia untuk menciptakan pengalaman positif yang terkait dengan suatu brand. Menurut Harvard Business Review, Scent Marketing terbukti dapat meningkatkan penjualan hingga 37%! Ini terjadi karena manusia mampu mengenali lebih dari 10.000 jenis aroma, dan ingatan kita terhadap bau memiliki tingkat akurasi hingga 65% setelah satu tahun. Sebagai perbandingan, ingatan visual hanya bertahan dengan akurasi 50% setelah tiga bulan.
Kekuatan aroma ini menjadi faktor penting dalam membentuk Customer Experience yang mendalam. Aroma tidak hanya membangkitkan memori, tetapi juga memicu emosi positif. Inilah yang menjadikan Scent Marketing salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran brand besar seperti Singapore Airlines.
Dengan menggunakan Scent Marketing, Singapore Airlines berhasil menciptakan brand yang lebih kuat dan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang bisa didapatkan dari strategi ini:
Aroma khas mampu menciptakan memori jangka panjang yang terkait dengan pengalaman positif pelanggan. Ini memperkuat hubungan emosional antara pelanggan dan brand.
Aroma yang konsisten dapat menjadi bagian integral dari identitas brand, sama pentingnya dengan logo atau tagline. Setiap kali pelanggan mencium aroma khas itu, mereka langsung teringat pada brand tersebut.
Pengalaman positif yang dipicu oleh aroma mampu meningkatkan loyalitas pelanggan. Mereka akan cenderung merekomendasikan brand kepada orang lain, menciptakan efek advokasi.
Pada akhirnya, Scent Marketing dapat mendorong peningkatan penjualan secara signifikan dengan menciptakan pengalaman yang unik dan tak terlupakan bagi konsumen.
Scent Marketing yang diterapkan Singapore Airlines selama lebih dari tiga dekade membuktikan bahwa marketing tidak hanya soal visual atau audio. Indera penciuman ternyata memainkan peran besar dalam menciptakan kesan mendalam dan meningkatkan penjualan.
Bagi bisnis atau brand yang ingin menonjol, memanfaatkan strategi marketing psikologis seperti Scent Marketing bisa menjadi langkah cerdas untuk menciptakan hubungan yang lebih emosional dengan konsumen. Bukan hanya meningkatkan customer experience, tetapi juga memperkuat identitas brand.
Jika kamu tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang strategi marketing yang unik dan efektif ini, yuk gabung di FSDM Cohort selanjutnya dan dapatkan pengetahuan mendalam tentang dunia marketing psikologis!