Dunia per-fried chicken-an lokal udah sebanyak ini, gaes!
Dari semua yang udah pernah kamu coba, plis kasih tau 2 terenak yang mana aja? Richeese Factory bisa masuk list ga nih?
Meskipun branding dan target market mereka agak beda sama list di bawah, Richeese tetap menjadi salah satu produk lokal yang menarik perhatian. Dengan Unique Selling Point yang kuat lewat Fire Chicken dan saus kejunya, mereka sudah membuka 250 cabang dan 10 gerai di Malaysia. Yuk, kita breakdown strategi marketing mereka! Minjar sudah merangkum beberapa diantaranya.
Konsep "Purple Cow" pertama kali diperkenalkan oleh Seth Godin dalam bukunya yang berjudul Purple Cow: Transform Your Business by Being Remarkable. Konsep ini berfokus pada pentingnya menciptakan produk atau layanan yang menonjol dari yang lain—seperti melihat sapi ungu di tengah ladang sapi coklat yang biasa. Dalam dunia yang penuh dengan produk serupa, menjadi "berbeda" adalah kunci untuk menarik perhatian konsumen. Kalau mau stand out di dalam market, kita harus menemukan "purple cow" dari produk kita. Ini artinya, positioning yang unik adalah kunci. Richeese Factory mengimplementasikan ini dengan menawarkan menu Fire Chicken dan saus kejunya, yang saat itu belum dimiliki oleh brand ayam krispi lain. Dengan menawarkan produk yang berbeda, mereka berhasil menarik perhatian konsumen yang bosan dengan pilihan yang ada.
Meski udah punya produk andalan, Richeese terus berinovasi dengan mengembangkan menu baru. Ini penting supaya pelanggan selalu punya alasan untuk datang dan mencoba sesuatu yang baru. Inovasi yang mereka lakukan meliputi produk-produk menarik seperti burger, nugget, mie goreng keju, ayam utuh, bahkan ayam krispi dibalut saus coklat! Pendekatan ini tidak hanya menarik pelanggan baru, tetapi juga mendorong pelanggan setia untuk kembali. Menawarkan variasi membuat Richeese Factory selalu fresh di benak konsumen.
Richeese menerapkan strategi store in store dengan menyatukan Rich Coffee & Donut di beberapa outlet mereka. Ini mirip dengan yang dilakukan Alfamidi dengan stand Lawson. Keberadaan brand tambahan ini meningkatkan traffic pengunjung. Pelanggan yang tadinya hanya niat beli ayam, bisa jadi tergoda untuk mencoba kopi atau donut yang ada di dalam outlet yang sama. Strategi ini bermain di psikologi customer, mendorong impuls untuk membeli lebih banyak dengan menampilkan pilihan yang lebih beragam dalam satu lokasi.
Kamu bisa baca strategi Store in Store Lawson di Alfamidi di sini!
Siapa yang pernah bikin challenge bareng teman makan Fire Chicken Richeese level 5?
Karena level pedas pada produk mereka bisa disesuaikan, banyak pelanggan yang membuat tantangan di social media, mengundang teman-teman mereka untuk ikut serta. Konten ini menjadi UGC (User Generated Content) yang memperkuat rasa FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan penggemar kuliner. Selain itu, saat launching produk Flying Chicken (ayam utuh pedas), mereka juga mengadakan campaign challenge dengan melibatkan food vlogger untuk menyebarluaskan awareness tentang produk baru ini. Langkah ini efektif untuk menarik perhatian audiens yang lebih luas dan meningkatkan engagement di media sosial.
Richeese Factory berhasil memanfaatkan berbagai strategi marketing yang inovatif dan efektif. Dengan positioning yang unik, inovasi produk yang berkelanjutan, serta pendekatan pemasaran yang kreatif, mereka mampu menarik perhatian dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Jadi, menurut kamu, ada lagi ga nih keunikan dari Richeese Factory? Kalo mau menambahkan, feel free buat diskusi ya!