Siapa sangka, gerai Lawson di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat hingga 251% hanya dalam waktu setahun. Apa rahasia di balik kesuksesan ini? Ternyata, strategi "store-in-store" yang dilakukan Lawson bersama Alfamidi menjadi kunci utama lonjakan tersebut, sekaligus mempercepat ekspansi mereka.
Lawson, sebuah convenience store asal Jepang, mulai hadir di Indonesia sejak 2011 dengan lisensi yang dipegang oleh Alfa Group. Meskipun Lawson telah lama dikenal di kota-kota besar, pertumbuhannya relatif lambat hingga beberapa tahun terakhir.
Namun, sejak 2022, perkembangan Lawson di Indonesia terlihat signifikan. Hal ini dipicu oleh suntikan dana sebesar Rp200 miliar dari pemilik Alfamidi, Djoko Susanto. Dana ini bukan hanya untuk memperluas jaringan Lawson, tetapi juga untuk mewujudkan ambisi besar Alfa Group dalam memperluas cakupan Alfamidi.
Salah satu strategi terpenting yang dilakukan Alfa Group adalah mengintegrasikan Lawson ke dalam Alfamidi melalui konsep "store-in-store". Keberadaan toko dalam toko ini sering dijumpai dalam bisnis ritel untuk memberikan tambahan opsi belanja bagi konsumen dan meningkatkan traffic di kedua gerai. Mengapa strategi ini bisa menguntungkan kedua belah pihak? Pertama, para ritel bisa menghemat biaya operasional. Kedua, pop in shop tersebut tidak harus terikat kontrak jangka panjang.
Pada 2022, ditargetkan akan ada 500 gerai Lawson yang ditempatkan di dalam Alfamidi. Hasilnya? Luar biasa! Menurut data public expose Alfamidi, tren pertumbuhan gerai Lawson naik drastis hingga 251% selama periode 2022-2023. Pada Maret 2024, tercatat ada 693 gerai Lawson di Indonesia, sementara Alfamidi sendiri telah mencapai 2.208 gerai. Data tersebut menunjukkan bahwa kolaborasi ini memberikan dampak yang signifikan bagi kedua merek.
Strategi "store-in-store" ini terbukti efektif karena Lawson dan Alfamidi menawarkan produk yang berbeda namun saling melengkapi. Lawson, yang fokus pada produk makanan siap saji (ready-to-eat), memberikan pilihan bagi konsumen yang ingin berbelanja cepat tanpa perlu pergi ke tempat lain. Di sisi lain, Alfamidi mengubah persepsi masyarakat tentang belanja dari yang biasanya bulanan menjadi mingguan. Kombinasi keduanya menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih praktis dan lengkap.
Lebih lanjut, data annual report Alfamidi tahun 2023 menunjukkan bahwa kontribusi Lawson terhadap penjualan Alfamidi mencapai 6,4%. Dengan kehadiran Lawson di dalam Alfamidi, pengunjung yang awalnya hanya berniat membeli kebutuhan sehari-hari di Alfamidi, bisa sekaligus membeli makanan di Lawson. Ini meningkatkan frekuensi kunjungan dan volume pembelian di kedua gerai.
Kolaborasi antara Lawson dan Alfamidi ini juga menunjukkan perubahan tren di industri retail Indonesia. Konsep "store-in-store" memungkinkan pengelolaan ruang yang lebih efisien dan memaksimalkan potensi tiap gerai untuk menarik konsumen dari berbagai segmen. Strategi ini membuat Alfamidi dan Lawson semakin dekat dengan konsumen, baik di area perkotaan maupun di daerah suburban.
Dengan target ekspansi 1.000 gerai Lawson di tahun 2024, kolaborasi ini diharapkan akan terus memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan kedua brand tersebut.
Mau tahu lebih banyak tentang strategi kolaborasi brand seperti Alfamidi dan Lawson? Yuk, pelajari langsung di kelas Mini Bootcamp Brand Building bareng Belajarlagi!