Uniqlo sukses ambil hati pasar Indonesia. Bahkan di Asia Tenggara sampe meraup 69% dari total sales nya. Tapi sayangnya Uniqlo gagal bersaing di market Amerika. Bahkan cuman ada 44 store aja di Amerika. Akhir tahun 2022, Uniqlo rencananya menargetkan sebanyak 200 toko bakal buka dalam kurun waktu 3 tahun mendatang. Ada alasan menarik kenapa Uniqlo gagal bersaing di Amerika.
Yuk, kita bahas bersama!
Karakter minimalis yang disukai orang Asia bikin mereka laris karena preferensi nya sesuai prinsip fashion Uniqlo yang khas Jepang. Lain di Amerika yang preferensi fashion nya beda sama Asia. Asumsi orang Amerika yang ga suka sama Asia jg jadi faktor pendukung nya.
Uniqlo susah bersaing sama Zara & H&M yang lebih dikenal di Amerika, meskipun harga yang ditawarkan lebih terjangkau. Apalagi sejak pandemi melanda, Uniqlo babak belur yang bikin mereka harus terus mengurangi store di Amerika.
Uniqlo mempertahankan value unique nya yang minimalis dengan preferensi fashion Jepang. Hal ini bikin mereka agak susah ngikutin trend yang ada. Trend fashion Amerika yang terus berubah ubah bikin Uniqlo susah beradaptasi dengan trend.
Nakasuji, dari Uniqlo AS bilang, “We don’t want to invest in lots of mass marketing.” Uniqlo fokus ningkatin community engagement sama konsumen nya di AS dibanding memperluas pasar nya. Mereka banyak ngadain acara komunitas dengan program budaya disana.
Tapi, ada perbedaan yang jelas antara store Uniqlo di Amerika dengan Asia. Uniqlo membuka store khusus sendiri di pinggir jalan Amerika. Sedangkan di Asia khususnya Indonesia, store nya lebih banyak masuk di Mall kota kota besar. Ini karena habits orang Indo yang suka belanja di mall.
Teman Belajar, jangan lewatkan juga ya ulasan-ulasan menarik lainnya tentang studi kasus marketing di website Belajarlagi.id dan twitter @belajarlagiHQ!
Jika kamu ingin memperdalam ilmu digital marketing, yuk segera daftarkan diri kamu di kelas umum dan kelas spesialisasi digital marketing di BelajarlagiHQ! Sampai jumpa di kelas!
