Teman Belajar, pernah kan menemukan dua atau lebih akun resmi dari sebuah perusahaan atau brand saling sahut menyahut di percakapan media sosial? Yap, itu pernah terjadi antara admin Netflix Indonesia dan WeTV Indonesia yang ngobrol di Twitter beberapa waktu lalu.
Sebagai audiens, rasanya lucu dan kocak ketika membaca dua akun resmi saling berbalas layaknya netizen biasa, ya? Tapi jangan salah, lho, Teman Belajar. Meski tak sengaja, ini merupakan bentuk dari sebuah marketing.
Yes, kedua akun itu tak sengaja menciptakan sebuah "collaborative marketing" melalui obrolan di Twitter. Lalu, apa impact-nya?
Jadi, collaborative marketing adalah tentang bagaimana brand saling bekerjasama yang memiliki tujuan dan manfaat tertentu untuk pemasaran masing-masing. Tentunya ini bisa saling menguntungkan ya.
Penerapannya sebenarnya bisa disengaja dan direncanakan. Tapi yang terjadi pada Netflix Indonesia dan WeTV Indonesia ini sama sekali tidak direncanakan. Jadi hal ini bisa dilakukan tanpa sengaja juga..
Dampak yang paling terasa dari tweet obrolan itu adalah engagement atau keterikatan dari audiens yang "mahal" harganya. Itu tidak bisa dibangun dalam waktu singkat, loh, Teman Belajar.
Ini terlihat dari tweet obrolan tersebut yang telah mendapat likes bahkan sampai 50 ribu lebih. Tweet obrolan itu pun bahkan mendapatkan 100 ribu lebih retweet. Angka tersebut pun masih terus bertambah meski mometumnya telah terlewat.
Sebenarnya ada alasan mengapa tweet ini viral. Adalah karena kedua brand teraebuf menganggap "competitors are not enemies". Sehingga tercipta kolaborasi yang friendly di mata konsumen.
Dan jangan salah, brand yang friendly terhadap kompetitornya juga membuat brand image atau citra brand mereka meningkat di mata konsumennya.
Selain itu, tweet obrolan ini bahkan jadi viral, karena terjadi di momentum yang tepat. Kedua akun resmi tersebut sedang membahas sebuah series yang saat itu ramai dibicarakan netizen, yaitu "Layangan Putus".
Arrinya, keduanya admin twitter brand tersebut sedang memanfaatkan momentum ramainya publik yang membicarakan "Layangan Putus". Hal itu menghadirkan impact yang besar terhadap engagement, bahkan awareness mereka.
Namun, di luar itu semua, perlu diakui bahwa akun resmi Netflix Indonesia merupakan salah satu official account yang paling rajin membangun engagement. Jadi ini mungkin memang salah satu "kebiasaan" mereka dalam membangun keterikatan dengan audiens mereka.
Itu tadi ulasan singkat mengenai collaborative marketing, Teman Belajar! Gimana? Teman Belajar jadi punya insight baru yang unik kan?
Teman Belajar juga bisa membaca ulasan-ulasan lain mengenai studi kasus marketing di website belajarlagi.id dan twitter @belajarlagiHQ! Jika kamu ingin mempelajari ilmu digital marketing lebih dalam, yuk daftarkan diri kamu di kelas umum dan kelas spesialisasi yang tersedia di BelajarlagiHQ. Sampai jumpa di kelas!