Teman Belajar, pernahkah kamu mendengar apa itu CTR dan fungsinya? Jika belum, kamu beruntung! CTR adalah salah satu metriks yang mengukur keberhasilan suatu iklan. Semakin tinggi nilainya, semakin tinggi hasilnya menarik perhatian audiens.
Tim Belajarlagi akan membantumu mencari tahu lebih dalam seputar CTR. Dengan begitu, kamu memiliki bekal untuk mengoptimasi aktivitas beriklan di dunia digital. Baca selengkapnya melalui artikel di bawah ini, ya!
Apa Itu CTR?
Dilansir dari Google Ads, CTR atau clickthrough rate adalah rasio yang menunjukkan seberapa sering seseorang melihat suatu iklan dan berakhir dengan mengkliknya. Clickthrough rate akan menilai seberapa baik performa iklan dan keyword yang digunakan.
Kamu dapat mengecek CTR melalui dashboard di PPC account. Persentase CTR yang tinggi menunjukkan tingginya jumlah orang yang mengklik iklan setelah melihatnya.
Bagi pemilik website, hasil CTR yang tinggi akan mendukung kelangsungan sebuah situs melalui advertising dollars terukur lewat cost per click.
Baca juga: Arti CPC (Cost Per Click): Rumus, dan Cara Optimasinya
Berapa Persentase CTR yang Dianggap Sukses?
Menurut data yang diambil dari Datawrapper, click through rate rata-rata yang ideal bagi berbagai industri adalah 6,64% untuk search dan 0,57% untuk display.
Jika dibandingkan dari channel distribusi ads, nilainya juga akan berbeda. Behaviour pengguna Twitter tidak sama dengan Facebook. Rata-rata CTR yang bisa dilampaui di Twitter adalah 2%. Sedangkan di LinkedIn hanya sekitar 0,06%.
Sebaliknya, kamu harus memperhatikan CTR yang buruk bagi suatu iklan. Umumnya, terjadi beberapa situasi di bawah ini:
- CTR tinggi, namun konversi rendah
- Terjadi klik pada keyword yang harganya mahal dan tidak kembali modal
- Kata kunci yang tidak relevan sehingga tidak terjadi pendekatan bisnis dari audiens
Apa Fungsi CTR?
Berperan dalam kuantitas kesuksesan marketing campaign
Bagi digital dan online marketer, click through rate merangkum kuantitas respon user terhadap suatu iklan atau campaign. CTR memaparkan frekuensi iklan dan keyword paling berhasil di antara satu dengan lainnya.
Jika mendapat CTR rendah, kemungkinan ada indikasi kekeliruan menargetkan audiens atau mengeluarkan biaya untuk keyword yang tidak relevan.
Menampung konten berkualitas dan relevan
Search engine, seperti Google, dipengaruhi oleh metriks user engagement seperti CTR untuk menyimpulkan jenis konten yang relevan dan punya kualitas mumpuni.
Tingginya CTR menandakan bahwa user akan menemukan link atau konten iklan tertentu, mendorong mereka untuk tertarik dan mengklik lalu menampilkan konten relevan di kolom pencarian.
Membantu terjadinya traffic organik
Fungsinya yang satu ini termasuk indirect atau secara tidak langsung menambah traffic secara organik. Search engine bertujuan menawarkan konten yang relevan dan punya value. CTR yang tinggi juga menaikkan ranking dari page atau link dari hasil pencarian.
Traffic organik yang meningkat akan memancing lebih banyak user menuju konten atau website. Kepemilikan dan relevansi konten akan dianggap lebih baik bagi search engine.
Berdampak pada Quality Score secara langsung
Google Ads dan marketing platform lainnya menawarkan potongan harga pada iklan yang relevan dan membuat user bahagia. Tingginya CTR sama dengan tingginya Quality Scores. Tujuannya mempertahankan costs rendah dan ad position.
Baca juga: CPM Artinya: Cara Kerja, Kelebihan, dan Manfaatnya
Cara Menghitung CTR
Persentase CTR diperoleh dari seberapa banyak user yang melihat iklanmu (impressions) kemudian memutuskan untuk mengklik materi tersebut (clicks). Rumusnya sebagai berikut:
Contoh Penggunaan CTR
Contoh dasar tentang cara menggunakan CTR adalah ketika marketer meninjau iklan campaign untuk mengetahui seberapa baik iklan tersebut membuat pengguna mengklik dan menghasilkan kunjungan.
Dengan membandingkan CTR dengan rata-rata CTR di industri, marketer akan menemukan bahwa iklan tertentu tampaknya tidak efektif dan kinerjanya cenderung di bawah rata-rata.
Dengan mengetahui hal tersebut, marketer dapat menghapus iklan tersebut dan memfokuskan sisa pengeluaran dan sumber daya lainnya untuk campaign yang lebih baik.
Baca juga: 10+ Cara Menaikkan Engagement Instagram (Ter-Update 2024)
Bagaimana Cara Menaikkan CTR?
1. Optimasi Meta Tags
Setelah menelusuri tentang apa itu CTR, kunci pertama dari kenaikannya adalah menulis judul dan meta deskripsi jelas. Judul yang menarik akan merepresentasi konten secara akurat. Meta description bertugas memfasilitasi user dengan preview konten secara detail.
Dengan karakter yang terbatas, pastikan penulisannya memengaruhi audiens untuk mengklik. Tambahkan tags yang relevan, informatif, dan menonjol. Pemakaian keyword dengan pencarian user yang potensial juga memungkinkan visibilitas konten lebih baik.
2. A/B Testing
Bereksperimen dengan headline berbeda, format konten, maupun visual melalui A/B testing dapat mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan audiens. Biasanya A/B testing banyak dilakukan di e-mail marketing dan campaign.
Tujuannya adalah membandingkan versi elemen yang beragam dan menyimpulkan elemen paling efektif bagi kenaikan CTR. Terjadi perbaikan konten sesuai dengan insight atau data yang diberikan oleh platform PPC.
3. Pemakaian rich snippets
Audiens menyukai data yang terstruktur. Dengan menggabungkan data yang disusun sesuai kebutuhan audiens, pengaplikasian rich snippets menyediakan user dengan informasi lebih banyak.
Bayangkan kamu mempromosikan produk teknologi. Targeting ke audiens jauh lebih tepat sasaran karena ada fitur star rating, product pricing, hingga FAQ.
4. Menambahkan call to action
Pesan yang jelas dan ringkas penting untuk mendorong pengguna mengambil tindakan dengan CTA persuasif. User yang tidak melihat adanya CTA dapat memicu kesimpulan bahwa tidak ada yang ditawarkan dari iklan ini. Bahkan, sangat mudah terjadi bounce rate.
CTA berupa “Pelajari lebih lanjut”, “Mulai sekarang”, hingga “Klik di sini” membantu user memahami ajakan lewat benefit maupun value proposition. Untuk e-commerce, CTA yang objektifnya berupa diskon juga sangat membantu terjadinya CTR.
Baca juga: 70+ Contoh Call to Action yang Bikin Bisnis Laku dan Banyak Pembeli
5. Memvariasikan elemen visual
Adanya visual menangkap perhatian audiens. Visual kreatif dapat berupa gambar yang high-quality, infographics, atau video yang secara signifikan memengaruhi CTR.
Contohnya ketika kamu mengiklankan suatu jasa interior design. Pertimbangkan untuk menyisipkan elemen before after. Tambahkan gambar yang menggugah estetika dan perubahan yang terjadi.
6. Memperbarui konten
Lakukan update konten secara berkala agar suatu situs atau platform tetap relevan dengan kondisi saat ini. Konten yang trendi meningkatkan potensi kenaikan persentase CTR pada iklan.
Audiens punya kecenderungan melihat dan mengklik konten yang fresh dan artikel SEO friendly. Mereka juga aware dengan isu yang terjadi dan tidak ragu mencari informasi terbaru di search engine maupun platform tertentu.
7. Atur page load speed
Berdasarkan Toolster, rata-rata page load time pada desktop adalah 2,5 detik dan 8,6 detik pada perangkat mobile. Bila suatu situs menyita waktu cukup banyak untuk load, maka akan berdampak pada quality score, conversion rate, ranking, dan traffic.
Untuk toko online, loading times produk termasuk krusial. User yang mencari transaksi lebih cepat akan kehilangan minat bila prosesnya terlalu lama. Page speed yang optimal akan menjamin user experience lebih lancar, memungkinkan terjadinya konversi sekaligus.
Kesimpulan
Setelah mendapatkan wawasan baru tentang apa itu CTR dan kegunaannya, saatnya mempraktikkan beberapa cara untuk meningkatkan potensi CTR. Lakukan optimasi pada hampir seluruh elemen pada iklan agar terjadi interest, klik, dan konversi pada marketing.
Belajar digital marketing dan menguasai CTR semakin seru bersama Fullstack Digital Marketing Bootcamp dari Belajarlagi. Selangkah lebih maju bersama komunitas, hands on project, fasilitator, dan industry expert untuk mendampingimu. Daftar sekarang juga!
Frequently Asked Questions
Mengapa CTR Penting?
CTR penting karena memberikan gambaran tentang seberapa efektif iklan atau tautan kita dalam menarik perhatian audiens. CTR yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa konten Anda relevan dan menarik bagi audiens target kita.
Apakah CTR Mempengaruhi SEO?
Ya, CTR dapat mempengaruhi SEO. Mesin pencari seperti Google menggunakan CTR sebagai salah satu faktor dalam menentukan relevansi dan kualitas hasil pencarian. Jika banyak orang mengklik tautan kita dalam hasil pencarian, ini bisa menjadi sinyal positif bagi mesin pencari.
Apakah CTR Bisa Menipu?
Ya, CTR bisa menipu jika tidak dilihat dalam konteks yang tepat. Misalnya, CTR yang tinggi tidak selalu berarti kampanye Anda sukses jika tidak ada konversi atau tindakan yang diinginkan setelah klik.
Apakah Ada Risiko CTR yang Terlalu Tinggi?
CTR yang sangat tinggi bisa menjadi tanda adanya klik yang tidak disengaja atau bahkan klik fraud. Penting untuk memonitor kualitas klik dan memastikan bahwa klik tersebut berasal dari audiens yang tepat dan relevan.
Bagaimana CTR Berbeda di Berbagai Platform?
CTR bisa sangat bervariasi di berbagai platform. Misalnya, iklan di media sosial mungkin memiliki CTR yang berbeda dibandingkan dengan iklan di mesin pencari atau email marketing. Setiap platform memiliki karakteristik dan audiens yang unik, sehingga penting untuk menyesuaikan strategi kita sesuai dengan platform yang digunakan.
Apakah CTR Bisa Diambil Lewat Media Sosial?
Ya, CTR bisa diambil lewat media sosial. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn menyediakan metrik CTR untuk iklan dan postingan yang dipromosikan. Dengan menggunakan data ini, Anda dapat mengevaluasi seberapa efektif kampanye media sosial kita dalam menarik perhatian dan mendorong audiens untuk mengklik tautan yang kita bagikan.
Sumber:
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/valuation/click-through-rate-ctr/
https://www.adjust.com/glossary/ctr/
https://www.adroll.com/digital-advertising/click-through-rate
https://www.investopedia.com/terms/c/clickthroughrates.asp