Pernahkah kamu mendengar tentang bootcamp desain UI/UX? Di era digitalisasi ini, pekerjaan di bidang UI/UX menjadi salah satu yang paling dicari. Termasuk salah satunya, desainer UI/UX.
Meski demikian, untuk memperdalam skill di bidang ini diperlukan latihan lebih yang mungkin tidak kamu temui di sekolah atau perguruan tinggi. Maka solusinya adalah mengikuti bootcamp desain UI/UX.
Ada banyak pekerjaan di bidang UI/UX lainnya, seperti UX Researcher, UX Writer, Interaction Desainer, Produk Desainer, dan masih banyak lagi.
Jika kamu tertarik untuk mencoba berkarir di bidang ini namun masih merasa butuh pengetahuan lebih lanjut, tak ada salahnya simak informasi seputar bootcamp desain UI/UX berikut ini. Dengan mengikuti bootcamp, kamu juga akan dibantu membangun portofolio yang menarik, lho.
Mengenal UI/UX
UI atau User Interface adalah proses dimana menampilkan sebuah hasil dalam bentuk tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna (user). Lebih tepatnya adalah bagian visual dari website, software, maupun hardware untuk user dapat berinteraksi. Tujuan dari User Interface sendiri adalah untuk meningkatkan fungsionalitas serta user experience dari pengguna.
Sementara UX atau User Experience adalah proses dimana pengguna dapat berinteraksi dengan interface secara baik dan nyaman. Yang terpenting disini, tujuan dari UX adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna saat mengakses sebuah tampilan, baik dari sisi website, mobile, maupun desktop. UX sendiri menjadi sebuah penghubung antara pengguna dengan produk.
Apa Itu Desain UI/UX?
User interface (UI) and user experience (UX) adalah dua kata yang mungkin sering kamu dengar disebutkan di lingkaran teknologi (dan terkadang secara bersamaan). Tapi apa sebenarnya arti istilah itu, dan apa artinya menjadi desainer UI/UX?
Mengutip dari Coursera, desainer UI/UX memainkan peran kunci dalam siklus pengembangan produk. Secara lengkapnya, dijelaskan sebagai berikut:
Desainer UX memfokuskan pekerjaan mereka pada pengalaman yang dimiliki pengguna dengan suatu produk. Tujuannya adalah untuk membuat produk yang fungsional, mudah diakses, dan menyenangkan untuk digunakan.
Meskipun istilah UX sering kali berlaku untuk produk digital, istilah ini juga dapat diterapkan untuk produk dan layanan non-digital (seperti teko kopi atau sistem transportasi). Tugas umum untuk desainer UX mungkin termasuk:
- Melakukan riset pengguna untuk mengidentifikasi tujuan, kebutuhan, perilaku, dan titik kesulitan apapun yang terkait dengan interaksi produk
- Mengembangkan persona pengguna berdasarkan target pelanggan
- Membuat peta perjalanan pengguna untuk menganalisis bagaimana pelanggan berinteraksi dengan suatu produk
- Membangun kerangka gambar dan prototipe untuk mengasah seperti apa produk akhir nantinya
- Melakukan pengujian pengguna untuk memvalidasi keputusan desain dan mengidentifikasi masalah
- Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, desainer UI, dan pengembang
Sedangkan desainer UI membuat bagian grafis dari aplikasi seluler, situs web, dan perangkat atau elemen yang berinteraksi langsung dengan pengguna. Tidak seperti UX yang dapat diterapkan pada hampir semua produk atau layanan, istilah UI berlaku khusus untuk produk digital.
Desainer UI berupaya membuat aplikasi dan situs web menarik secara visual dan mudah dinavigasi. Tugas umum desainer UI meliputi:
- Mengatur tata letak halaman
- Memilih palet warna dan font
- Merancang elemen interaktif, seperti penggulung, tombol, matikan, menu tarik-turun, dan bidang teks
- Membuat gambar rangka dan tata letak fidelitas tinggi untuk menunjukkan seperti apa desain akhir nantinya
- Bekerja sama dengan pengembang untuk mengubah desain menjadi produk yang berfungsi
Dua tipe pekerjaan ini menjadi komponen yang kerap dibutuhkan seiring berkembangnya digitalisasi dan kecepatan akses berbasis aplikasi. Jadi, pekerjaan sebagai desainer UI/UX bisa dikatakan menjadi tolak ukur utama dalam menghubungkan pengguna dengan para pengembang maupun produsen aplikasi.
Pentingnya Desain UI/UX dalam Aplikasi Mobile
Penggunaan mobile app saat ini terus mengalami peningkatan. Sehingga perlu adanya penyesuaian dari tim developer untuk selalu membuat perubahan dari sisi tampilan agar lebih responsif serta mendukung tampilan dalam mobile. Selain itu, desain UI/UX sangat berpengaruh dalam proses pengembangan aplikasi.
Terdapat beberapa aspek penting mengapa desain UI/UX mempunyai pengaruh yang besar bagi pengguna aplikasi. Aspek pertama adalah dari segi penggunaan (usability). Ketika pengguna mulai memakai dan berinteraksi dengan salah satu aplikasi mobile, hal yang pertama dilakukan tentu saja memilih aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang user inginkan.
Kemudian, user dapat masuk ke aplikasi tersebut dan mulai untuk mencoba setiap fitur yang ada. Sebagian besar pengguna, lebih memilih aplikasi dengan performa dan penggunaan yang mudah dan tidak membingungkan. Kemudian, aspek kedua adalah dari segi tampilan visual.
Tampilan atau interface sangatlah penting untuk menaikkan minat dalam mengakses aplikasi tersebut. Dengan menggunakan desain UI/UX, maka anda dapat mengatur dan memodifikasi tampilan dan setiap elemen agar lebih menarik dan meningkatkan minat pengguna untuk mengakses aplikasi.
Oleh karena itu, peran dari user experience sangatlah penting untuk menunjang visual yang sudah bagus dan tepat sasaran.
Aspek yang ketiga adalah konsistensi pada desainnya. Desain merupakan faktor utama dalam memikat pengguna. Konsistensi disini mencakup dalam pembuatan desain layout, penggunaan font, warna, serta user experience yang disesuaikan dengan behavior dari pengguna.
Alasan Mengikuti Bootcamp Desain UI/UX
Karena manfaat dan alasan di atas, maka tak heran jika posisi ahli bidang desain UI/UX sangat dicari dan semakin populer. Maka dari itu, tak heran bila semakin banyak program bootcamp UI/UX yang tersedia dan layak untuk kamu pertimbangkan.
Bootcamp desain UI/UX biasanya dilakukan dalam waktu 12-40 minggu. Ketika mengikuti bootcamp, kamu akan mempelajari teori dan praktik yang terkait dengan UI/UX. Keterampilanmu dijamin makin berkembang ketika mengerjakan proyek secara langsung selama mengikuti program ini.
Program bootcamp desain UI/UX awalnya digagas berdasarkan dua pilar, yaitu speed dan high-impact learning. Speed berarti kamu mengikuti bootcamp dalam jangka waktu yang lebih cepat karena materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan industri.
Sementara itu, high-impact learning berarti program ini memberikan dampak yang besar. Kamu diharapkan bisa lebih cepat bekerja di bidang UI/UX serta meningkatkan penghasilan setelah mengikuti bootcamp.
Sebelum mendaftar, berikut ini alasan lainnya kenapa kamu harus mengambil bootcamp desain UI/UX!
1. Belajar desain UI/UX membutuhkan logika dan kreativitas
Kalau kamu adalah tipe orang yang suka membuat sesuatu dan ingin menunjukkan kreativitasmu, menjadi desainer UI/UX adalah pilihan karier yang layak buat kamu pertimbangkan.
Meskipun kebanyakan profesi di bidang teknologi lebih berkaitan ke hal-hal teknis, desainer UI/UX cenderung punya lebih banyak kebebasan untuk menuangkan kreativitasnya, lho!
Hal ini ditunjukkan lewat bagaimana desainer UI/UX memilih skema warna, cara untuk menciptakan fungsionalitas yang dibutuhkan dalam produk, membangun sistem brand dalam produk, dan sebagainya. Bahkan tahapan riset yang dilakukan desainer UI/UX berbeda dengan riset teknis, lho!
Sebagai contoh, kamu juga perlu menganalisis perilaku emosional dan psikologis pengguna pada tahap testing. Nah, di bootcamp desain UI/UX kamu juga akan diajarkan materi ini.
2. Tidak membutuhkan keahlian programming
Memang benar pemahaman tentang cara kerja produk akan sangat membantumu sebagai desainer UI/UX nantinya. Meski begitu, kamu tidak wajib punya keahlian atau pemahaman tentang programming yang mendalam, kok. Makanya, tak heran kalau banyak program kursus UI UX yang membolehkan siapa saja mendaftar tanpa harus jago programming.
Ditambah lagi, mustahil buat seseorang untuk tahu dan jago menggunakan semua bahasa pemrograman.
Sambil belajar desain UI/UX, kamu bisa sekaligus belajar bahasa pemrograman sedikit demi sedikit untuk membantumu mengenali dan memahami dasar-dasarnya saja. Misalnya CSS, HTML, atau JavaScript. Tujuannya agar nanti sebagai desainer UI/UX kamu bisa mengenali kesalahan atau kekurangan dari produk-produk yang sedang kamu kembangkan.
3. Tidak membutuhkan keahlian programming
Ada alasan UI dan UX sama-sama memiliki kata “user” alias “pengguna” di dalamnya, yaitu karena pengguna adalah inti dari bagaimana dan mengapa fungsionalitas sebuah produk diciptakan. Singkatnya, produk dibuat agar dapat digunakan pengguna dengan nyaman, bukan?
Maka dari itu, belajar di bootcamp desain UI/UX juga memberikan peluang untuk mempelajari kebiasaan serta pola perilaku manusia. Apabila kamu tipe orang yang suka bertanya-tanya mengapa orang melakukan sesuatu, belajar desain UI/UX bisa jadi pilihan yang pas buat kamu.
Dalam kesehariannya, seorang desainer UI/UX membuat sebuah desain berdasarkan kebutuhan pengguna. Dalam proses pembuatan desain tersebut, desainer juga mengawasi perilaku audiens yang menjadi targetnya sepanjang proses berlangsung.
Bagi seorang desainer UI/UX dan pekerjaan sehari-harinya, aspek psikologis menjadi salah satu komponen paling menarik. Soalnya, tak jarang hasil yang diperoleh jauh dari ekspektasi dan menunjukkan temuan yang menarik.
4. Menciptakan produk dari nol
Pada umumnya, seorang programmer sudah memegang produk yang telah direncanakan dengan menyeluruh sehingga ia hanya perlu mengeksekusi rancangan produk tersebut. Maka dari itu, peluang adanya sentuhan personal dari programmer pada produk yang ia garap terbilang minim.
Akan tetapi, lain halnya dengan desainer UI/UX. Pada saat kamu mulai ikut belajar di bootcamp desain UI/UX nanti, kamu akan bisa merasakan sendiri banyaknya peluang yang bisa kamu lakukan untuk memberikan sentuhan pribadimu sendiri dalam meningkatkan fungsionalitas produk yang sedang kamu garap.
Menariknya lagi, saran atau perubahan yang kamu buat tersebut bisa menunjukkan kontribusimu untuk proyek tersebut. Dan pastinya, kamu bisa menambahkannya ke dalam portofoliomu untuk membuat isinya semakin berbobot, bukan?
Tentu saja kebebasan ini juga diikuti dengan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, belajar menjadi seorang desainer UI/UX juga secara perlahan akan mendorongmu untuk belajar menjadi seorang decision maker alias pembuat keputusan.
Sebab, apa yang kamu putuskan akan mempengaruhi fungsionalitas hingga desain visual dari produk yang kamu garap, lho!
5. Peluang besar dilirik perusahaan IT besar
Tahukah kamu bahwa profesi desainer UI/UX dibutuhkan di mana saja? Contoh paling mudah bisa kamu cek langsung di situs lamaran kerja atau LinkedIn, dimana selalu ada ribuan lowongan pekerjaan untuk posisi desainer UI/UX.
Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan IT raksasa seperti Amazon, Apple, Facebook, Google, dan Microsoft yang selalu berkembang setiap hari. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut akan selalu membutuhkan desainer UI/UX baru.
Apabila salah satu impianmu adalah bekerja untuk perusahaan raksasa berskala global, profesi desainer UI/UX jelas merupakan pilihan yang sangat layak untuk kamu pertimbangkan. Dan kamu bisa memulainya dengan membekali dirimu agar kamu memiliki semua skillset yang tepat lewat program kursus UI UX.
Namun bila kamu sudah berpengalaman di bidang IT, tak ada salahnya ikut bootcamp desain UI/UX.
Karena kamu akan berpeluang lebih besar untuk mendapatkan promosi di tempat kerja dengan memiliki skill yang matang. Pasalnya, bootcamp juga melatih keterampilan memimpin sehingga mereka lebih siap untuk jenjang karier yang lebih tinggi.
6. Potensi gaji besar
Keunggulan lainnya yang bisa kamu nikmati dengan menjadi seorang desainer UI/UX adalah potensi pendapatan atau gaji yang tinggi. Angka yang kamu terima nantinya juga akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya pengalaman dan tahunnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, gaji rata-rata desainer UI adalah Rp80.250 per jam, atau sekitar Rp 8.175.000 per bulan. Angka tersebut masih belum termasuk insentif yang bisa kamu dapatkan apabila kamu sudah berhasil mencapai target proyek, atau sebagai bonus prestasi. Besarnya insentif tersebut rata-rata bisa mencapai Rp20.015.000.
Sedangkan untuk desainer UX, angkanya bisa mencapai Rp 106.124.600 per tahun, alias sekitar Rp8.850.000 per bulan. Sedangkan untuk insentif bonusnya bisa mencapai angka Rp36.000.000, ditambah pembagian keuntungan dalam kondisi tertentu yang besarnya bisa menyentuh angka Rp16.000.000.
7. Keleluasaan mengembangkan karir
Setiap orang tentu memiliki tujuan karir yang berbeda-beda. Entah kamu baru ingin memulai karir di bidang IT, berpindah jalur karir maupun ingin membangun bisnis di bidang IT, mengikuti program bootcamp memberikan kamu keleluasaan untuk memilih keterampilan yang benar-benar ingin kamu kuasai.
Program bootcamp biasanya diperuntukkan untuk semua kalangan tanpa ada batasan usia sehingga kamu punya kebebasan untuk mulai belajar kapan saja tanpa ada kata terlambat.
Bagi sebagian orang konsep pelatihan bootcamp mungkin terkesan intimidatif karena terasa seperti harus memenuhi sebuah komitmen besar yang mengikat.
Namun jika kamu ingin punya kesempatan untuk belajar dan terjun langsung ke dunia IT serta membangun portofolio dan koneksi, program bootcamp dapat memfasilitasi kamu untuk mendapatkan semua itu sekaligus. Kesempatan sudah terbuka lebar, semua tergantung keputusanmu untuk memanfaatkannya atau tidak.
Rekomendasi Bootcamp UI/UX
Bila makin tertarik mengikuti bootcamp desain UI/UX, maka berikutnya adalah informasi yang paling kamu tunggu! Ini dia rekomendasi bootcamp UI/UX yang sudah dirangkum dari Forbes. Dilaksanakan secara online, jadi kamu tidak perlu keluar rumah serta bisa diakses kapan saja dan dimana saja.
1. General Assembly
Berfokus pada keterampilan desain UI/UX yang paling relevan dan diminati, General Assembly menawarkan berbagai kursus penuh waktu, paruh waktu, dan mandiri, secara online.
Bootcamp desain UI/UX ini menjamin kamu mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi, dengan klien dan mitra perekrutan seperti Google, Microsoft, dan Visa. Mereka juga menawarkan sponsor pemberi kerja dan rencana pembayaran untuk membantumu dalam membiayai kursus. Siswa juga diberikan pelatih karir dan kesempatan untuk menghadiri berbagai acara networking.
2. University of California Berkeley Extension
Berikutnya, bootcamp desain UI/UX yang berbasis di Berkeley ini bisa jadi opsi pilihanmu. Di sini menyediakan opsi part time dan juga kelas malam. Kurikulum yang digunakan juga berbasis proyek yang mencakup teori sekaligus praktek. Peserta akan mendapatkan pengalaman langsung dengan menggunakan design tools untuk mendapatkan portofolio yang lebih menarik.
Disini juga menyediakan perencanaan karir dan review portofolio. Jadi, kamu juga bisa mendapatkan saran untuk membuat resume dan sesi latihan. Selain itu, peserta juga akan dibekali dengan wawasan UI/UX dari berbagai pakar yang sudah berpengalam di bidang industri ini.
Terakhir, kamu akan mendapatkan sertifikat kelulusan dari Universitas ini. Menarik banget, kan? Jadi mirip seperti kuliah di universitas luar negeri.
3. Bootcamp UI/UX Designer with Figma
Dengan arahan mentor, di bootcamp desain UI/UX ini kamu akan belajar bagaimana cara membuat portfolio website serta memastikan kualitas interface dan experience project berjalan baik menggunakan tools Figma dan Miro.
Kelas ini sangat cocok apabila kamu ingin belajar kembali untuk persiapan karir lebih matang sebagai seorang desainer UI/UX dengan ketertarikan mempelajari animasi, prototype, flow sebuah website. Kita juga bisa belajar lebih efektif bersama dengan mentor yang sudah berpengalaman.
4. Skilvul
Rekomendasi bootcamp desain UI/UX berikutnya adalah Skilvul yang hadir dengan 8 materi.
Adapun rincian materi yang disajikan untuk peserta kursus antara lain design thinking, user flow, wireframe, UI Style Guide, UI/UX Design, UI/UX Prototype, User Research Documents, UX Case Study. Kursus yang dilaksanakan oleh Skilvul tidak memandang latar belakang pendidikan atau jurusan apapun.
Selama memiliki tekad dan niat yang kuat untuk belajar terkait UI UX designer. Dalam kelas kursus mereka menggunakan beberapa tools yaitu Figma, Google Docs, Google Spreadsheet dan Notion.
5. Memorisely
Di bootcamp desain UX/UI Memorisely, kamu akan menjadi bagian dari kelas kecil yang terdiri dari 15 calon desainer dalam kursus intensif 10 minggu (berlangsung selama 12 minggu dengan jeda istirahat 2 minggu) yang diadakan secara online.
Seiring berjalannya waktu, kamu akan membuat studi kasus untuk situs web dan aplikasi seluler untuk perusahaan nyata dan mengembangkan portofolio desain UI/UX milikmu sendiri.
Kesimpulan
UI (User Interface) adalah proses dimana menampilkan sebuah hasil dalam bentuk tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna (user). Sedangkan, UX (User Experience) adalah proses dimana menampilkan sebuah hasil dalam bentuk tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna (user). Orang yang bekerja untuk membuat desain UI/UX disebut dengan UI/UX Designer.
UX dan UI adalah dua hal yang tidak bisa terpisah dalam pengembangan website maupun aplikasi. Semakin majunya teknologi dalam beberapa tahun ini membuat banyak perusahaan membutuhkan tenaga mumpuni, baik dalam desain UX maupun desain UI.
Meski terdengar mirip, ada perbedaan mendasar antara UX dan UI. Desain UX berfokus pada kepuasan pelanggan sehingga desain yang dibuat mesti memenuhi kebutuhan pelanggan. Sementara, desain UI bertujuan memberikan tampilan menarik pada website atau aplikasi yang nantinya memberi kenyamanan buat pengguna.
UX dan UI tidak bisa terpisahkan karena pekerjaan keduanya sifatnya adalah saling melengkapi. Jika kamu tertarik berkarier sebagai UI designer maupun UX designer, pastikan pelajari dulu konsep serta bekal kemampuan dari dua hal tersebut. Selain itu, kamu juga bisa ikut bootcamp desain UI/UX untuk memperdalam ilmu dan wawasan.