Membuat prompt AI memang butuh cara tersendiri. Prompt AI merupakan kunci penting saat kita menginginkan output atau hasil kerja AI yang berkualitas. Masalahnya, tidak semua orang cukup bagus untuk menulis prompt alias perintah ke AI tersebut.
Seperti yang sudah kita tahu, penggunaan AI atau kecerdasan buatan sangat membantu pekerjaan dan meningkatkan efektivitas kerja. Namun, ingat pula bahwa AI bekerja sesuai dengan perintah dan keinginan kita. Apa yang ada di pikiran kita mesti kita tuliskan dengan jelas melalui permintaan atau instruksi tertentu.
TIm Belajarlagi sudah menyiapkan ulasan mengenai serba-serbi AI prompt. Mulai dari definisi, cara kerja, dan yang terpenting adalah cara membuat prompt AI. Biar makin mahir memanfaatkan AI, yuk kita pelajari dan cermati artikel ini sama-sama!
Apa itu prompt AI?
Prompt AI adalah perintah berupa instruksi teks yang kita berikan kepada suatu model AI untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan. Contoh paling mudah adalah ketika kita mengetikkan tulisan di chatbot ChatGPT. Tulisan atau perintah yang kita ketik tersebut termasuk sebagai prompt AI.
Sekilas, gagasan memberikan perintah ke AI memang terkesan mudah. Kita meminta sesuatu, kemudian AI akan memberikan jawabannya. Prosesnya memang sederhana, tetapi justru kunci pentingnya ada pada bagaimana cara kita membuat prompt atau perintah AI tersebut.
Pada dasarnya, prompt AI mesti bersifat khusus dan spesifik. Perintah yang detail dan jelas akan menghasilkan respon yang relevan dan berguna. Agar lebih mudah dipahami, coba kita cermati contoh kasus berikut ini:
Kita ditugaskan mengirim email yang isinya mengundang para profesional agar hadir ke acara webinar perusahaan. Email tersebut harus ditulis secara profesional pula, mengingat yang kita undang adalah para pakar berpengalaman.
Kita bisa saja menuliskan prompt AI seperti: “Tuliskan undangan email profesional untuk acara webinar”. Output yang dihasilkan jelas ada dan mungkin berguna untuk kita.
Namun, ada kalanya kita butuh menambahkan konteks lebih jelas. Misalnya, target audiens, persyaratan pendaftaran, pembicara tamu, dan lain-lain. Nantinya konteks jelas ini akan meningkatkan kualitas output undangan email yang kita minta.
Intinya, kita harus membuat perintah yang spesifik agar hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan.
Bagaimana prompt AI bekerja?
Untuk memahami prompt AI secara lebih mendalam, kita juga butuh mempelajari bagaimana cara kerjanya. Bagaimana sebuah tools AI bisa menjalankan perintah yang kita berikan?
Kecerdasan buatan sangat mengandalkan pemrosesan bahasa alami (natural language processing atau NLP) untuk memahami permintaan pengguna sehingga bisa memberikan respon yang tepat. Saat kita menuliskan perintah, sistem akan memecah perintah kita menjadi bagian lebih kecil (fragmen kata) agar lebih mudah dikelola.
Perlu kita pahami juga bahwa setiap model AI dibekali dengan pemahaman dinamis mengenai cara kerja frasa dan kata. Sistem menggunakan pemahaman tata bahasa, konteks, dan diksi untuk menyimpulkan perintah yang pengguna masukkan.
Nah, hal inilah yang kemudian membuat AI mengenali dan mengidentifikasi pola-pola dalam prompt. Contohnya, kita menulis perintah “tuliskan puisi tentang patah hati orang dewasa dengan sudut pandang orang pertama”. Maka, sistem akan menggabung setiap parameter dan frasa untuk menghasilkan puisi yang sesuai permintaan kita.
Berbeda dengan mesin pencari, tools AI tidak membutuhkan kata kunci untuk memberikan output. Cara kerjanya adalah dengan memahami petunjuk dan perintah kita lewat interaksi dan komunikasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk menyusun prompt AI dengan jelas dan spesifik, selayaknya berkomunikasi dengan baik dan benar.

Untuk belajar mempraktikkan membuat prompt AI, kita bisa memanfaatkan AI Belajarlagi, lho. Tools AI ini menyediakan banyak pilihan model AI dalam satu platform. Jadi, kita tidak perlu memiliki banyak akun AI karena semuanya sudah terpusat dalam satu website saja.
AI Belajarlagi sangat pas buat para pemula seperti saya. Mudah digunakan dengan hasil dari prompt yang juga berkualitas. Untuk informasi cara berlangganan AI Belajarlagi, bisa cek langsung di website, ya!
Baca juga: 10+ Website AI untuk Mengerjakan Tugas Terbaru, Apa Saja?
Checklist penulisan prompt AI
Prompt AI diarahkan untuk mengarahkan interaksi AI dengan memberi instruksi ke AI tentang apa yang kita inginkan. Baik itu menghasilkan konten, menafsirkan data, atau mensimulasikan respon.
Kita mesti pahami bahwa penulisan prompt AI sangat berpengaruh ke hasil. Prompt AI yang tidak efektif cenderung memberi hasil yang ambigu. Sebaliknya, prompt AI yang berkualitas dan spesifik akan menghasilkan output yang bagus pula.
Sebelum belajar cara membuat prompt AI, kita pelajari dulu checklist penting dalam penulisan prompt:
- Apakah kita memberi instruksi yang jelas?
- Apakah kita memberi detail yang spesifik?
- Apakah kita memasukkan latar belakang yang bagus?
- Apakah kita menggunakan bahasa ringkas dan sederhana?
- Apakah kita memberikan ide atau contoh?
- Apakah kita memastikan tidak ada kesalahan ejaan?
Keenam checklist tadi menjadi panduan utama bagi kita dalam membuat prompt. Makin detail dan spesifik sesuai checklist, makin besar pula kesempatan memperoleh hasil baik.
Perbedaan prompt dengan perintah
Secara sederhana, prompt memang bisa kita artikan sebagai “perintah”. Namun, ada perbedaan di antara kedua hal tersebut. Saat memandang prompt hanya sebagai “perintah”, maka hasil yang kita dapatkan cenderung kurang bagus.
Berikut perbedaan antara prompt dan perintah:

Cara membuat prompt AI

Setelah kita mempelajari definisi dan cara kerjanya, kini waktunya kita menyimak bagaimana sih cara membuat prompt AI yang baik dan benar. Ingat, keterampilan ini terkesan sederhana, namun sebenarnya menjadi penentu hasil yang kita dapatkan saat menggunakan AI!
1. Tentukan tujuan
Perintah yang spesifik dan detail memang pasti membutuhkan banyak elemen. Namun, perhatikan bahwa kita tidak bisa membebankan banyak detail sekaligus hanya ke dalam satu permintaan ke AI. Itu artinya, kita mesti mahir memilah topik-topik apa saja yang ingin kita tuliskan sebagai perintah.
Maka, tentukan satu tujuan jelas dalam setiap memberikan perintah ke AI. Dari banyak detail yang ingin kita utarakan, bagilah menjadi beberapa topik yang spesifik. Kita tuliskan perintah spesifik tersebut satu per satu.
Dengan tujuan yang jelas dan spesifik, AI pun lebih mudah memberikan respon yang relevan. Kita juga masih bisa melanjutkan permintaan lewat percakapan, kok. Setiap output yang AI hasilkan dapat kita tanggapi dengan memberikan perintah makin spesifik pula.
2. Identifikasi kebutuhan audiens
Jika konteksnya kita sedang memerlukan persiapan pembuatan konten kreatif untuk orang lain atau brand, kita mesti paham untuk siapa konten itu dibuat. Seperti apa sih preferensi atau ketertarikan audiens. Dengan kata lain, sangat penting untuk memahami audiens jauh sebelum memanfaatkan tools AI untuk membantu pekerjaan produksi konten.
Kita bisa membuat dan mengembangkan persona audiens secara cermat. Berikan ke AI setiap detail audiens. Mulai dari demografi, pekerjaan, ketertarikan, preferensi, usia, dan lain-lain.
Dari situ, AI akan bisa mengolah perintah kita sehingga menghasilkan output yang sesuai. Selain itu, pertimbangkan juga untuk memasukkan unsur detail lain seperti gaya, voice, dan tone dalam konten yang ingin kita munculkan.
Saat kita mampu menampilkan kebutuhan audiens secara jelas ke AI, tools tersebut pun akan mengolah permintaan kita secara lebih efektif.
3. Tuliskan instruksi yang spesifik
Jika kita memberikan prompt seperti “Tuliskan cerita”, output yang kita dapatkan menjadi lebih umum. AI tidak bisa menangkap apa keinginan kita. Banyak hal yang mesti lebih jelas: Jenis cerita apa yang kita inginkan, siapa pembacanya, genre seperti apa, dan lain-lain.
Kita harus menambahkan banyak konteks sehingga prompt menjadi lebih spesifik. Konteks tersebut harus jelas, tetapi juga ringkas agar tidak terlalu bertele-tele. Dengan prompt spesifik, keluaran atau hasilnya pun menjadi lebih tepat sasaran.
4. Gunakan bahasa yang jelas
Meskipun AI mahir dalam memahami segala jenis gaya bahasa, bahkan yang termasuk bahasa gaul, ada baiknya kita tetap menuliskan prompt dengan bahasa jelas. Biasakan untuk membuat perintah yang mudah dipahami dan tidak akan disalahartikan. Ingat, AI hanya membantu pekerjaan kita dan tetap ada kemungkinan AI bisa salah.
Maka, cara membuat prompt AI yang tak kalah penting adalah menuliskannya dengan tepat dan tidak ambigu. Termasuk jika kita ingin hasil dari prompt-nya dalam bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Perintah yang jelas juga turut memudahkan model AI dalam memahami kita sehingga meminimalisasi salah tafsir permintaan.
Baca Juga: AI Marketing: Tools, Contoh Penggunaan, dan Manfaatnya
5. Masukkan detail
Makin spesifik dan jelas konteksnya, makin baik pula model AI memberikan hasil sesuai keinginan kita. Oleh sebab itu, kita harus menghindari menuliskan perintah yang sifatnya terbuka. Petunjuk dalam permintaan yang kita masukkan mesti mengandung konteks jelas dan menyertakan semua detail seperti yang dicontohkan di poin 2.
Katakanlah kita hendak meminta AI membantu menulis deskripsi suatu produk. Hal-hal detail yang bisa kita masukkan ke permintaan antara lain berapa jumlah katanya, bahan produk seperti apa yang mau ditonjolkan, hingga seperti apa target audiensnya.
Contoh prompt yang bisa kita tuliskan dari kebutuhan di atas tadi:
“Tuliskan deskripsi produk perawatan wajah baru sebanyak 150 kata dengan menonjolkan penggunaan bahan baku alami dan ramah lingkungan selama prosesnya. Deskripsi harus bernuansa santai dan menyenangkan. Target audiensnya adalah generasi milenial yang mulai sadar akan kelestarian lingkungan dan memerlukan perawatan wajah alami.”
6. Beri pertanyaan terbuka
Ketika melempar pertanyaan ke AI, kita harus hindari pertanyaan yang modelnya memberikan jawaban “ya” dan “tidak” saja. Kita mesti merangkai pertanyaan yang sifatnya terbuka, seperti apa, mengapa, ataupun bagaimana. Pertanyaan terbuka mendorong AI memberi jawaban mendalam dan komprehensif.
Daripada bertanya “Apakah saya bisa memperoleh referensi cukup dari buku ABC untuk keperluan penelitian elektroplating?”, coba ganti dengan “Apa saja isi topik dari buku ABC dan seberapa relevan untuk saya jadikan referensi penelitian elektroplating?”
7. Minta AI bertindak seperti subjek atau objek instruksi
Seperti kita tahu, salah satu kelemahan adalah AI kurangnya empati yang lebih mutlak dimiliki manusia. Namun, kita bisa mengakalinya dengan meminta AI bertindak seakan-akan dia menjadi subjek atau objek yang kita minta.
Beri instruksi agar AI berperan sebagai tipe orang, proses, atau objek tertentu. Dengan membuat AI meniru peran tertentu, dia akan mencoba menyesuaikan jawaban dengan prompt yang kita minta.
Misalnya, kita meminta AI membuat resep suatu makanan. Agar lebih spesifik, kita bisa menuliskan seperti: Buatkan resep oat cookies dengan bahan yang lebih sehat serta cocok untuk menu sarapan. Coba tempatkan dirimu sebagai koki ahli.
8. Berikan contoh output yang diinginkan
Terakhir, penggunaan AI dapat makin efektif ketika kita juga memasukkan contoh konten yang punya format atau elemen kunci yang mirip dengan yang kita inginkan. Dengan begitu, AI menjadi jauh lebih mudah memahami keinginan dan kebutuhan output seperti apa yang kita perlukan. Output dari AI itu beragam, mulai dari ringkasan, laporan, esai, dialog, gambar, dan lain-lain. Utarakan keluaran seperti apa yang kita inginkan agar AI bisa memberikan jawaban lebih tepat guna.
Contoh prompt-nya bisa seperti ini: Jelaskan perbedaan antara content writing dan copywriting dari beberapa aspek (definisi, penggunaan, contoh) dalam bentuk tabel serta berikan infografisnya juga!
Jika kita membutuhkan pedoman teknis, masukkan saja contoh pedoman pada template atau bagian sampel prompt AI. Cara seperti ini sangat memungkinkan AI memberikan hasil paling relevan dan berguna untuk kita.
Namun, pastikan juga output dari AI kita cek kembali. Pada umumnya, tidak semua hasil pekerjaan dari AI bisa gunakan mentah-mentah. Akan jauh lebih baik jika kita tetap melakukan proses penyuntingan.
Nah, agar makin mahir menggunakan AI dalam pekerjaan sehari-hari, coba yuk ikut Mini Bootcamp AI Prompting & Automation dari Belajarlagi! Dengan meningkatkan kebutuhan pasar, kita pastinya dituntut untuk makin produktif, bukan? Memanfaatkan AI dapat menjadi solusi agar kita tetap bisa beradaptasi dengan teknologi sehingga kita makin profesional dalam karier.
Di Mini Bootcamp tersebut, kita akan belajar langsung dari para praktisi yang pastinya sudah berpengalaman di bidang AI. Dijamin nggak hanya belajar soal teori, tetapi juga praktik. Untuk informasi selengkapnya, dapat dicek di website Belajarlagi, ya!
9. Gunakan “do” dan “don’t”
Memberi tahu AI mengenai apa yang kita inginkan dan tidak inginkan dapat menghemat waktu sekaligus meningkatkan hasil. Dengan begitu, AI lebih mudah memahami keinginan kita secara spesifik dan tidak menyertakan hal-hal yang tak kita butuhkan.
Katakanlah kita hendak meminta AI memberi narasi untuk konten reels Instagram. Kita ingin konten tersebut bersifat storytelling, tetapi kalimat-kalimatnya tidak terlalu panjang. Prompt yang bisa kita tulis misalnya: Buatkan naskah untuk reels Instagram durasi kurang lebih 1 menit dengan topik gejala burnout kerja, gunakan kata-kata casual dan lugas, serta hindari kalimat terlalu panjang.
10. Beri tahu tone dan tipe audiens
Agar hasilnya lebih memuaskan, beri tahu juga ke AI mengenai seperti apa tipe audiens yang akan menikmati atau membaca konten kita. Tentukan juga tone seperti apa yang harus AI pakai untuk membantu membuat konten. Tambahan hal-hal spesifik semacam ini akan sangat membantu meningkatkan kualitas hasil.
Baca Juga: 5 Tips Belajar AI buat Para Pemula, Dari Dasar-Dasarnya Nih!
Jenis prompt AI
Ada banyak jenis prompt yang biasa kita pakai dan masing-masing prompt tersebut menyesuaikan kebutuhan kita. Beberapa jenisnya antara lain:
Classification prompts
Kita bisa menggunakan jenis prompt ini saat kita perlu mengklasifikasi kumpulan data tertentu dengan kategori yang bisa kita tentukan. Contoh prompt ini misalnya:
Bagaimana ulasan film Sore Istri dari Masa Depan di banyak publikasi? Apakah kategorinya termasuk negatif, positif, atau gabungan keduanya?
Reasoning prompts
Jenis prompt berikutnya mendorong AI untuk memberikan kesimpulan logis mengenai masalah atau konsep tertentu. Ruang lingkup bisa luas, baik itu kasus atau kejadian nyata hingga hipotesis. Contoh prompt-nya:
Bagaimana dampak rencana penulisan ulang sejarah Indonesia yang disiapkan pemerintah ke pandangan masyarakat, terutama terkait ada beberapa peristiwa yang tidak masuk ke dalam draft penulisannya?
Creative prompts
AI dapat menjadi rekan baik dalam bertukar pikiran dan ide sehingga ini sangat cocok untuk tugas-tugas yang butuh kreativitas. Mulai dari copywriting, iklan, artikel, cerita fiksi, dan masih banyak lagi. Contoh penggunaan creative prompts:
Buatkan deskripsi karakter utama untuk cerita pendek anak-anak yang bertema petualangan dan keberanian dengan latar belakang keluarga yang tergolong kaya.
Informational prompts
Jenis prompt ini hampir mirip dengan perintah yang biasa kita tuliskan di mesin pencari. Saat kita butuh informasi dan fakta spesifik, tipe prompt ini bisa kita pakai. Misalnya, fakta sejarah, info produk, informasi medis tertentu, dan lain-lain. Contoh:
Apa itu gerhana matahari dan bagaimana fenomenanya?
Instructional prompts
Kita akan memakai instructional prompts saat kita perlu membuat serangkaian instruksi dalam menyelesaikan tugas. Bentuknya bisa berupa resep, DIY, prosedur operasional, dan lain-lain. Contohnya:
Bagaimana cara menghilangkan noda kopi di kemeja selain menggunakan pemutih?
Contoh prompt AI
Selanjutnya, ada juga beberapa contoh prompt AI untuk berbagai kebutuhan:
Contoh prompt AI untuk generate konten
Prompt untuk konten Instagram (carousel):
Buatkan draft Instagram edukatif dan engaging dengan topik 'Overthinking di malam hari'. Gunakan tone yang ramah dan empatik, akhiri dengan pertanyaan untuk mengajak audiens berdiskusi.
Prompt untuk copywriting iklan:
Tulis copy iklan singkat produk skincare anti aging untuk perempuan usia 30-45 tahun. Sorot benefit utama dan buat headline yang memancing rasa ingin tahu. Sertakan call-to-action yang kuat.
Contoh prompt AI untuk analisis data
Prompt untuk visualisasi data:
Buatkan visualisasi tren penjualan berdasarkan varian produk selama 12 bulan terakhir. Gunakan bar chart dan beri insight singkat dari visual tersebut.
Prompt untuk prediksi:
Gunakan data tren penjualan selama dua tahun terakhir untuk memprediksi tren penjualan tahun depan beserta rekomendasi strategi yang bisa dilakukan berdasarkan data-data yang ada.
Contoh prompt AI untuk customer service
Prompt untuk menjawab pertanyaan umum:
Tuliskan jawaban informatif untuk pertanyaan: 'Mengapa pesanan saya belum sampai padahal sudah lewat estimasi waktu?' Cantumkan permintaan maaf dan infokan histori pengiriman berdasarkan nomor resi.
Prompt untuk menjawab keluhan pelanggan:
Tuliskan contoh balasan untuk pelanggan yang komplain karena produk rusak saat diterima. Berikan permintaan maaf dengan sopan serta tawarkan opsi penukaran atau pengembalian dana.
FAQ
Apakah prompt AI punya jenis yang berbeda-beda?
Ya, terdapat beberapa tipe prompt AI yang biasa digunakan. Misalnya, classification prompt (deskripsi, ulasan, definisi), reasoning prompt (pertanyaan seputar bagaimana, apa, dan mengapa), completion prompt (perintah untuk menyelesaikan kalimat rumpang), creative prompts (pembuatan artikel, puisi, lagu, konten, dan lain-lain), translation prompt (penerjemahan), dan masih banyak lagi.
Apakah prompt AI punya limit alias batas?
Untuk penggunaan yang gratis alias tidak berlangganan, beberapa tools AI memang memberikan batasan dalam membuat prompt AI. Sebaliknya, jika kita memilih berlangganan (berbayar), biasanya ada lebih banyak prompt yang bisa kita maksimalkan. Maka, penting juga untuk mencermati setiap tools AI yang kita gunakan agar bisa lebih efektif membuat prompt.
Apakah cara membuat prompt ini bisa diterapkan di AI Belajarlagi?
Tentu saja! AI Belajarlagi bahkan menyediakan berbagai model AI terkini dalam satu platform saja. Artinya, kamu tidak memerlukan banyak akun dari bermacam-macam AI. Ini jauh lebih hemat dan efisien dalam penggunaannya.
Selain itu, prompt limit dalam AI Belajarlagi dua kali lebih banyak dari pada umumnya. Kita bisa mengeksplorasi dan bereksperimen lebih luas. Hasil dari prompt-nya pun jelas dan pastinya berkualitas. Selama kita menggunakan pedoman membuat prompt yang benar, output dari AI Belajarlagi tidak akan mengecewakan, deh!