Kata baku dan tidak baku memiliki banyak contoh yang bisa kita aplikasikan di kondisi dan situasi yang berbeda-beda. Bagi kita yang tengah mengerjakan tugas ataupun menulis laporan, memahami kata baku dengan tepat sangat penting. Apalagi dalam dokumen formal, penggunaan kata tidak baku dapat menjadi kesalahan cukup fatal, lho.
Masalahnya, tidak semua orang paham mana yang termasuk kata baku dan mana yang tidak baku. Bahkan, kapan menggunakan kata baku pun masih sering salah. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyepelekan penggunaan kaidah tata bahasa dan kata baku secara tepat.
Tim Belajarlagi sudah menyusun contoh kata baku dan tidak baku beserta penggunaannya dalam kalimat. Kita juga bakal belajar apa saja fungsi dari kata baku dan aplikasinya untuk kehidupan sehari-hari. Simak dan cermati bersama-sama, yuk!
Apa itu kata baku dan kata tidak baku?
Kata baku merupakan bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik itu dari segi ejaan, tata bahasa, hingga penggunaannya. Acuan dalam menentukan kata baku ada pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata baku punya ciri memiliki ejaan benar, bentuk kata lengkap, serta penggunaannya konsisten.
Kata baku umum kita gunakan dalam:
- Situasi formal: Penulisan laporan, makalah, surat resmi, skripsi, dan lain-lain.
- Media massa: Koran, majalah, berita televisi.
- Komunikasi resmi: Pidato, rapat, presentasi.
- Pendidikan: Penulisan soal ujian, buku pelajaran, tugas-tugas akademik.
Sementara, kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kata tidak baku ini sering muncul dalam percakapan sehari-hari, pesan singkat, hingga media sosial. Kata baku bisa berupa ejaan atau singkatan serta sifatnya lebih fleksibel untuk situasi informal.
Kata tidak baku umum kita jumpai pada:
- Percakapan sehari-hari
- Media sosial
- Konten pemasaran
- Seni dan sastra (puisi, cerpen, lagu, dan lain-lain)
Secara umum perbedaan penggunaan kata baku dan kata tidak baku adalah sebagai berikut:
Bagaimana ciri kata baku dan tidak baku?
Sekarang kita akan lebih mendalami ciri-ciri kata baku dan tidak baku. Tujuannya agar makin paham kapan menggunakan kata baku dan kapan memakai kata tidak baku.
Apa fungsi dari kata baku?
Kata baku memang terkesan lebih merepotkan karena begitu terikat pada aturan kaidah bahasa Indonesia. Namun, kita justru sangat memerlukan penggunaan kata baku untuk keperluan sehari-hari. Terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan akademik dan pekerjaan.
Berikut beberapa fungsi dari kata baku:
- Kejelasan dalam berkomunikasi. Adanya kata baku dapat menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi dan mencegah ambiguitas dalam penyampaian pesan.
- Standarisasi bahasa. Kata baku berfungsi sebagai acuan bahasa yang baik dan benar sehingga semua orang punya patokan yang sama.
- Melestarikan bahasa. Dengan menggunakan kata baku, kita turut menjaga kelestarian bahasa Indonesia secara tepat.
- Meningkatkan kualitas komunikasi. Penggunaan kata baku pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dalam berkomunikasi karena risiko salah paham bisa ditekan.
Dalam keseharian, memakai kata baku pun dapat memberikan manfaat ke diri kita, lho. Manfaat kata baku antara lain:
- Meningkatkan profesionalisme. Saat memakai kata baku untuk situasi atau acara formal, kita pun menjadi terlihat lebih profesional. Ini juga berlaku ketika sedang mengerjakan tugas atau laporan.
- Meningkatkan kredibilitas. Penggunaan kata baku juga mampu menaikkan kredibilitas kita dalam profesi tertentu. Tutur kata dan cara menulis sangat berpengaruh pada bagaimana orang mempercayai kita.
- Memudahkan pemahaman. Dengan memakai kata baku yang tepat, pesan atau informasi yang hendak kita sampaikan pun dapat dipahami dengan lebih benar. Ini memudahkan kita dalam berkomunikasi baik secara tertulis maupun verbal.
- Menjaga kesopanan. Kata baku juga turut mendorong kesopanan dalam bertutur kepada siapa pun. Berbicara secara formal sangat baik untuk kita lakukan di lingkungan kerja atau sekolah sehari-hari.
- Mempermudah akses informasi. Jika berkaitan dengan media massa, kata baku mempermudah kita dalam mengakses berbagai informasi yang tengah terjadi. Tanpa menggunakan kata baku, tentu berisiko muncul kesalahpahaman pada suatu berita atau topik tertentu.
Penggunaan kata baku memang erat kaitannya dengan pekerjaan, apalagi memang ikut serta dalam menunjang profesionalisme kita. Nah, ada juga cara lain untuk meningkatkan kredibilitas dalam bekerja, yaitu dengan ikut sertifikasi profesi.
CertiHub by Belajarlagi dapat membantu kita memperoleh sertifikasi profesi yang pastinya membantu mempercepat proses karier kita. Kompetensi kita dalam suatu bidang pun menjadi lebih teruji secara resmi serta berpeluang memperoleh pekerjaan yang makin baik.
Uniknya, CertiHub by Belajarlagi ini sangat fleksibel buat kita ambil. Belajar bisa dari mana pun dan kapanku, mulai dari akses video materi, try out, hingga ujian sertifikasinya. Sertifikasinya juga diterbitkan oleh berbagai lembaga resmi seperti Microsoft, Meta, dan Project Management Institute.
Tertarik mengambil sertifikasi profesi? Coba langsung saja cek program sertifikasi apa saja yang tersedia di CertiHub by Belajarlagi! Yuk, tingkatkan kompetensi dan kredibilitas kerja bersama CertiHub by Belajarlagi!
Contoh kata baku dan tidak baku
Berikut daftar contoh kata baku dan tidak baku yang sering dipakai:
Baca Juga: Artikel SEO Adalah: Pengertian, Elemen, dan Cara Praktis Membuatnya!
Contoh penggunaannya dalam kalimat
Kata baku dapat kita pakai untuk berbagai keperluan yang sifatnya formal, mulai dari menulis laporan, menulis tugas, sampai presentasi. Beberapa contoh penggunaan kata baku dalam kalimat antara lain:
Penulisan laporan
- Dari hasil analisis social media marketing pada Instagram, tingkat keterlibatan pengikut pada bulan ini meningkat sebesar 15%.
- Omzet keripik pisang di tahun ini menurun hingga 20% karena ada kendala pada pemasok yang sering terlambat dalam mengirimkan bahan baku.
Penulisan tugas
- Teknik wawancara yang baik dapat membantu dalam pengumpulan data lebih akurat dari narasumber dan bersumber pada fakta, bukan sekadar opini.
- Penelitian yang dilakukan secara saksama oleh para peneliti menunjukkan bahwa 47% generasi Z berisiko mengalami depresi dari paparan media sosial berlebihan.
Presentasi
- “Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih bagi Bapak dan Ibu yang berkenan meluangkan waktunya untuk mengikuti presentasi proposal penelitian saya hari ini.” (perhatikan penggunaan kata “terima kasih”, bukan “makasih”)
- “Menjadi sebuah pertanyaan besar untuk saya: Mengapa orang-orang enggan datang ke psikolog? Ternyata salah satu alasannya adalah tidak punya cukup keberanian untuk berhadapan langsung dengan profesional kesehatan mental.” (perhatikan penggunaan kata “mengapa”, bukan “kenapa”)
Baca Juga: Apa Saja Target dari Menggunakan SEO? Ini Jawabannya!
Lalu, apakah kita sama sekali tidak boleh menggunakan kata tidak baku dalam pekerjaan? Tentu boleh, hanya saja penggunaannya lebih banyak untuk keperluan informal. Salah satunya adalah copywriting.
Keterampilan menulis dan berbahasa erat sekali dengan copywriting. Bidang ini juga menawarkan fleksibilitas lebih luas yang memungkinkan kita memakai kata atau diksi yang tak terlalu terikat pada kaidah berbahasa.
Jika kita tertarik menjadi copywriter, bisa banget nih ikut Mini Bootcamp Copywriting dari Belajarlagi. Kita akan belajar teknik copywriting mulai dari dasar-dasarnya hingga ke praktik dari studi kasus nyata. Dengan instruktur yang berpengalaman, momen belajar pastinya bakal lebih asyik dan menyenangkan!
Informasi lebih lengkap mengenai Mini Bootcamp Copywriting bisa dicek langsung di website Belajarlagi, ya!