Employee Engagement Adalah: Cek Manfaat dan Metode Praktisnya‍

Ayu Novia
11 Min Read
Published:
March 17, 2025
Updated:
March 17, 2025

Secara sederhana, employee engagement adalah tingkat keterikatan emosional dan komitmen seorang karyawan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Namun, masih banyak yang bingung mengenai arti sebenarnya dari employee engagement dan bagaimana cara meningkatkannya di dalam perusahaan. 

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai employee engagement, mulai dari definisi, manfaat, hingga strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan. Yuk, simak selengkapnya!

Apa Itu Employee Engagement?

Employee engagement adalah salah satu faktor kunci dalam keberhasilan perusahaan modern. Perusahaan yang memiliki karyawan dengan tingkat engagement tinggi cenderung lebih produktif, inovatif, dan memiliki tingkat retensi yang lebih baik.

Karyawan yang engaged nggak hanya bekerja untuk mendapatkan gaji, tetapi juga benar-benar peduli dengan pekerjaan mereka, merasa termotivasi, dan ingin berkontribusi lebih banyak untuk kesuksesan perusahaan.

Employee engagement bukan hanya soal kepuasan kerja. Seorang karyawan bisa merasa puas dengan pekerjaannya, tetapi belum tentu punya keterikatan yang kuat. Engagement mencerminkan dedikasi, antusiasme, dan keterlibatan aktif dalam pekerjaan.

Pengertian Employee Engagement Menurut Ahli

Beberapa pakar memberikan definisi mengenai employee engagement adalah:

  • William Kahn (1990): Kondisi psikologis di mana karyawan merasa terhubung dengan peran dan pekerjaannya, sehingga mereka secara fisik, kognitif, dan emosional terlibat dalam pekerjaan.
  • Gallup (2017): Keterikatan emosional yang kuat antara karyawan dan organisasi, yang berujung pada peningkatan motivasi dan kinerja.
  • Schaufeli et al. (2002): Keadaan positif, yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan konsentrasi terhadap pekerjaan.

Apa Perbedaan Employee Engagement dan Work Engagement?

Employee engagement adalah mengacu pada hubungan antara karyawan dan perusahaan secara keseluruhan. Ini mencakup aspek budaya perusahaan, hubungan dengan atasan, peluang pengembangan, dan kesejahteraan karyawan.

Work engagement lebih spesifik ketimbang employee engagement, terutama terhadap tugas atau pekerjaannya. Seorang karyawan bisa sangat engaged dalam pekerjaan tertentu, tetapi tidak merasa terhubung dengan perusahaan secara keseluruhan.

Dengan kata lain, work engagement adalah bagian dari employee engagement. Untuk menciptakan employee engagement yang kuat, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan memiliki keterlibatan yang tinggi baik terhadap pekerjaan maupun perusahaan.

Baca juga: 50+ Tema Outing Kantor Seru dan Berkesan bagi Karyawan

Manfaat Employee Engagement

Manfaat Employee Engagement

Menurunkan turnover, menaikkan retensi

Karyawan yang merasa dihargai dan memiliki hubungan emosional dengan perusahaan cenderung bertahan lebih lama. Dengan begitu, perusahaan bisa menekan budget recruitment dan training karyawan baru.

Karyawan bergabung dengan sebuah perusahaan berbekal harapan dan keinginan. Ketika perusahaan gagal memenuhi harapan dan keinginan tersebut, mereka akan mulai mencari peluang yang lebih baik. 

Namun, tindakan yang tepat untuk melibatkan karyawan akan meningkatkan kepuasan dan membantu mereka bertahan dalam waktu yang lama.

Upaya leadership lebih efektif

Leader yang ingin memotivasi karyawannya untuk melakukan lebih banyak hal harus punya bonding dengan mereka dulu. Sebagai feedback, karyawan mau mendengarkan para leader karena mereka merasa dipahami dan dipedulikan oleh perusahaan.

Dengan kepemimpinan yang lebih efektif, reputasi para manajer pun meningkat. Karyawan yang terlibat lebih terbuka untuk memberikan masukan secara jujur demi kesuksesan perusahaan. 

Nggak hanya leader, karyawan juga merasa didukung untuk mempraktikkan skill leadership itu sendiri. Mereka lebih excited karena merasa dipercaya dan berpotensi meneruskan estafet kepemimpinan secara internal.

Reputasi positif untuk semua pihak

Perusahaan dengan employee engagement tinggi mendapatkan keuntungan karena memiliki company reputation yang positif. Reputasi ternyata memudahkan perusahaan untuk menarik perhatian sekaligus mempertahankan talenta terbaik serta para profesional yang terampil, lho.

Nah, reputasi bergantung pada upaya  untuk melibatkan karyawan. Semakin banyak karyawan yang engaged di tempat kerja, mereka nggak ragu untuk menyamakan tujuan dengan perusahaan. 

Company yang punya image dan reputasi kuat bisa bersaing lebih optimal di industri. Dibarengi dengan effort dan kerja keras dari karyawan yang ahli di bidangnya masing-masing.

Menaikkan advocacy

Nggak sedikit karyawan yang sering membicarakan pekerjaan mereka di luar kantor dan sayangnya, isi pembahasannya berupa hal-hal negatif. Yep, atasan dan perusahaan harus aware dengan fenomena ini. Employee engagement adalah hal penting jika ingin mendorong terjadinya brand advocacy yang positif.

Advokasi yang dilakukan karyawan adalah metode publisitas yang luar biasa. Bahkan, mereka dapat meng-convert sales jika networking mereka adalah target bisnis yang tepat. Hasilnya, mereka dapat manfaat berupa insentif.

Apalagi, sekarang media sosial punya peran penting untuk membagikan value-value perusahaan. Jadikan karyawan sebagai suporter setia. Berikan mereka alasan yang berarti untuk merasa bangga bisa bekerja dan berkembang bersama perusahaanmu.

Karyawan lebih bugar dan sehat

Banyak perusahaan percaya bahwa lingkungan dengan tingkat stres yang tinggi adalah cara terbaik untuk memotivasi karyawan agar melakukan yang terbaik. Mereka menganggap rekan kerja sebagai pesaing, bukan sebagai kolega, dan percaya bahwa pendekatan ini membuat karyawan tetap produktif dan fokus. 

Perusahaan dengan tingkat stres yang tinggi melaporkan menghabiskan hampir 50% lebih banyak untuk perawatan kesehatan karyawan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih santai. Stres kerja berpotensi merugikan karyawan dan perusahaan. 

Employee engagement dalam tim dapat membantu mengatasi masalah ini karena stres di tempat kerja berkaitan dengan kondisi kesehatan yang serius.

Baca juga: Employee Gathering Artinya: Manfaat, Tujuan, dan Tipsnya‍

Faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement 

Faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement 

Leadership yang suportif dan apresiatif  

Pemimpin yang baik bukan hanya memberi instruksi, tetapi juga menjadi role model bagi timnya. Gaya kepemimpinan yang mendukung, transparan, dan inspiratif dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat. 

Ketika karyawan merasa didengar, diberikan arahan yang jelas, serta didukung dalam setiap tantangan, mereka akan lebih bersemangat dalam bekerja. Komunikasi terbuka antara atasan dan tim juga membuat mereka merasa lebih dihargai dan memiliki peran yang berarti dalam perusahaan.  

Budaya kerja nyaman dan kolaboratif  

Lingkungan kerja yang nyaman bukan hanya soal fasilitas fisik, tetapi juga tentang budaya yang diterapkan di dalamnya. Budaya kerja yang inklusif dan mendorong kolaborasi memungkinkan setiap individu merasa diterima dan dapat bekerja dengan optimal. 

Saat karyawan merasa aman untuk menyampaikan ide, bekerja sama dengan tim, dan memiliki fleksibilitas dalam menyelesaikan pekerjaan, engagement mereka akan meningkat secara alami.  

Ada peluang untuk berkembang  

Tidak ada yang ingin merasa stagnan dalam kariernya. Karyawan yang melihat adanya peluang untuk belajar dan berkembang akan lebih engaged dengan pekerjaannya.

Perusahaan bisa menyediakan program pelatihan, mentoring, atau kesempatan promosi agar karyawan merasa dihargai dan terus termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Investasi dalam pengembangan karyawan bukan hanya menguntungkan individu tersebut, tetapi juga perusahaan dalam jangka panjang.  

Pengakuan terhadap sikap dan kinerja  

Setiap orang ingin merasa dihargai atas usaha dan kerja kerasnya. Pengakuan tidak selalu harus dalam bentuk bonus atau hadiah besar. Sekadar ucapan terima kasih, penghargaan kecil, atau pengakuan di depan tim sudah cukup untuk meningkatkan motivasi karyawan.  

Work-life balance  

Tidak semua hal tentang pekerjaan. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi juga berperan besar dalam employee engagement. Jika mereka merasa memiliki cukup waktu untuk keluarga, hobi, atau sekadar beristirahat, mereka akan lebih produktif dan bahagia saat bekerja. 

Perusahaan yang peduli dengan work-life balance akan lebih leluasa memberikan fleksibilitas kerja atau cuti yang cukup sehingga karyawan lebih loyal dan engaged.

Baca juga: ‍Indikator Kinerja Karyawan: Pengertian, Manfaat, Contoh

Cara Meningkatkan Employee Engagement 

Cara Meningkatkan Employee Engagement 

Bangun komunikasi yang terbuka  

Karyawan yang merasa didengar akan lebih nyaman bekerja dan lebih aktif dalam berkontribusi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan budaya komunikasi yang terbuka. 

Pastikan setiap karyawan memiliki akses untuk menyampaikan ide, masukan, atau bahkan keluhannya kepada manajemen tanpa rasa takut. Bisa melalui sesi one-on-one, town hall meeting, atau bahkan platform komunikasi internal yang memungkinkan interaksi dua arah.

Berikan reward dan apresiasi 

Sering kali, karyawan merasa usahanya tidak dihargai, yang bisa membuat mereka kehilangan semangat kerja. Padahal, apresiasi sekecil apa pun bisa berdampak besar. Pengakuan bisa dalam bentuk ucapan terima kasih, shout-out di depan tim, sertifikat penghargaan, atau bahkan bonus untuk pencapaian tertentu.  

Tawarkan kesempatan career development  

Tidak ada yang ingin merasa stuck dalam pekerjaannya. Memberikan peluang untuk belajar dan berkembang bisa menjadi salah satu cara ampuh meningkatkan employee engagement. Bisa melalui program pelatihan, mentoring, sertifikasi, atau kesempatan promosi. 

Ketika karyawan merasa perusahaan peduli terhadap perkembangan karier mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Selain itu, investasi dalam bentuk training juga akan meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam perusahaan.  

Ciptakan lingkungan kerja yang bersahabat  

Lingkungan kerja yang sehat dan positif akan membuat karyawan lebih betah. Budaya kerja yang mendukung kolaborasi, keterbukaan, serta kesejahteraan karyawan sangat penting. 

Misalnya, membangun suasana kerja yang lebih inklusif, memberikan ruang untuk inovasi, atau bahkan sekadar memastikan bahwa setiap orang merasa nyaman di tempat kerja. Saat karyawan merasa diterima dan dihargai, mereka akan lebih produktif dan loyal terhadap perusahaan.  

Fleksibilitas di sistem kerja  

Di era modern ini, fleksibilitas dalam bekerja menjadi semakin penting. Tidak semua orang bekerja dengan produktif dalam sistem kerja konvensional dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Memberikan opsi kerja seperti remote working atau jam kerja yang lebih fleksibel bisa membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan adanya keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, mereka akan lebih bahagia, lebih sehat, dan tentunya lebih engaged dalam pekerjaan mereka.  

Baca juga: Cara Merekrut Karyawan yang Kompeten: Proses dan Tipsnya

Cara Mengukur Employee Engagement

Survei Employee Engagement

Survei merupakan metode paling umum dan sistematis untuk mengukur employee engagement. Dengan survei, perusahaan dapat mengumpulkan data secara anonim sehingga karyawan merasa lebih bebas mengungkapkan pendapat mereka.

  • Gunakan pertanyaan yang relevan. Fokus pada topik kepuasan kerja, kepemimpinan, budaya kerja, peluang pengembangan, hingga keseimbangan kerja-hidup.
  • Buat survei anonim. Karyawan lebih nyaman menjawab dengan jujur jika identitas mereka tidak diketahui.
  • Gunakan skala penilaian. Misalnya, skala 1-5 (sangat tidak puas hingga sangat puas) untuk mengukur tingkat kepuasan mereka terhadap berbagai aspek pekerjaan.
  • Tambahkan pertanyaan terbuka. Fungsinya memberikan ruang bagi karyawan untuk menyampaikan opini mereka.

Contoh pertanyaan dalam survei employee engagement:

  • Apakah Anda merasa dihargai oleh atasan dan rekan kerja?
  • Apakah Anda memahami dengan jelas visi dan tujuan perusahaan?
  • Seberapa puas Anda dengan peluang pengembangan karier di perusahaan?
  • Apakah Anda merasa pekerjaan Anda memiliki dampak yang berarti?
  • Apakah Anda merasa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda terjaga?

Survei ini sebaiknya dilakukan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan agar perusahaan bisa melihat tren engagement karyawan dari waktu ke waktu dan menilai efektivitas perubahan yang telah diterapkan.

One-on-One meeting

Survei memang memberikan gambaran umum tentang tingkat engagement karyawan, tetapi untuk mendapatkan insight yang lebih mendalam, pertemuan individu atau one-on-one meeting dengan atasan atau tim HR bisa menjadi langkah yang efektif. Ini manfaat meeting one-on-one:

  • Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berbicara langsung tentang tantangan dan harapan mereka.
  • Membangun kepercayaan antara karyawan dan atasan.
  • Memungkinkan perusahaan untuk menangkap sinyal-sinyal awal ketidakpuasan sebelum berkembang menjadi masalah besar.

Lalu, bagaimana cara menerapkannya? Jadwalkan meeting secara rutin. Perkuat dengan menggunakan pendekatan terbuka. Biarkan karyawan berbicara lebih banyak dan hindari nada yang judging.

Analisis Tingkat Retensi dan Turnover Karyawan

Tingkat keluar-masuknya karyawan (turnover rate) bisa menjadi indikator kuat tentang engagement di dalam perusahaan. Jika banyak karyawan yang mengundurkan diri dalam waktu singkat, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak merasa terhubung atau puas dengan lingkungan kerja mereka. Berikut langkah-langkahnya:

  • Hitung turnover rate dengan rumus: (Jumlah karyawan yang keluar dalam periode tertentu ÷ Total jumlah karyawan) × 100%.
  • Identifikasi pola turnover. Apakah ada departemen tertentu dengan angka turnover tinggi? Apakah banyak karyawan meninggalkan perusahaan dalam masa kerja kurang dari satu tahun?
  • Ketika karyawan mengundurkan diri, tanyakan alasan mereka secara jujur untuk menemukan pola atau masalah yang perlu diperbaiki.

Sebagai atasan, kamu juga harus waspada dengan pola retensi berikut:

  • Turnover tinggi di tahun pertama karena onboarding kurang efektif atau ekspektasi pekerjaan tidak sesuai.
  • Banyak karyawan senior yang keluar akibat kurangnya peluang development atau kepuasan kerja menurun.
  • Karyawan berpindah ke perusahaan kompetitor. Bisa jadi karena gaji atau budaya kerja yang lebih baik di tempat lain.

Mengintip Metode Employee Engagement dari Perusahaan Besar

Beberapa perusahaan besar telah menerapkan strategi employee engagement yang sukses, seperti:

  • Google punya kebijakan "20% time", yaitu ketika karyawan bisa menghabiskan 20% waktu kerja mereka untuk mengerjakan proyek pribadi yang punya potensi buat perusahaan. Hasilnya, Google mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung inovasi dan engagement tinggi.
  • Microsoft menerapkan kebijakan kerja hybrid. Karyawan bisa memilih bekerja dari rumah atau datang ke kantor sesuai keperluan. Hal inimemungkinkan mereka punya work-life balance untuk meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan.
  • Amazon memiliki program Career Choice atau pembiayaan 95% dari biaya kuliah karyawan untuk bidang yang memiliki prospek karier tinggi, bahkan jika bidang tersebut tidak terkait langsung dengan pekerjaan mereka di Amazon. Melalui program ini, karyawan didukung untuk berkembang demi masa depan yang lebih baik.
  • Spotify menawarkan cuti orang tua selama 6 bulan penuh bagi karyawan yang baru memiliki anak. Selain itu, mereka punya program mental welfare berupa akses ke terapi dan konseling.

Kesimpulan

Employee engagement adalah elemen penting dalam kesuksesan perusahaan. Karyawan yang engaged tidak hanya lebih produktif, tetapi juga lebih loyal dan memiliki dampak positif bagi perusahaan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan lebih bahagia dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

Yuk, maksimalkan potensi employee engagement lewat Corporate Training dari Belajarlagi! Dilengkapi kurikulum terpadu yang menyesuaikan kebutuhan perusahaan dan tim internal. Progress akan dipantau cermat lewat framework Kirkpatrick Model. Tunggu apalagi? Konsultasikan kebutuhanmu sekarang juga!

#
Karir
Belajarlagi author:

Ayu Novia

A Strategist and Copywriter with more than 3 years in the creative industry. Passionate in data-driven writing for various niches of content.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.