Apa Itu Headhunter? Definisi, Skill, dan Bedanya dengan Rekruter

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
July 8, 2024
Updated:
July 8, 2024

Headhunter adalah jenis profesi yang bisa jadi cukup sering kamu dengar, tetapi kamu tak sepenuhnya paham lingkup kerjanya. Sekilas, tugas dari headhunter ini memang mirip rekruter di bagian HR pada umumnya. Namun, sebenarnya ada perbedaan jelas dalam proses rekrutmennya.

Apakah kamu pernah menerima tawaran kerja lewat telepon dari seorang headhunter? Dalam praktiknya, headhunter sendiri memang terlihat lebih aktif menjaring kandidat daripada rekruter. Para headhunter aktif mencari kandidat yang berpotensi mengisi posisi kosong di suatu perusahaan.

Jadi, headhunter adalah sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan HR tapi dengan proses berbeda. Biar lebih jelas apa perbedaannya, yuk pelajari ulasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Headhunter?

Menurut Indeed, headhunter adalah perusahaan ataupun individu yang melakukan layanan perekrutan bagi perusahaan tertentu. Proses headhunting sendiri bertujuan menemukan kandidat terbaik untuk suatu posisi yang perusahaan butuhkan.

Pada kebanyakan kasus, perusahaan memilih headhunter daripada rekruter tradisional karena membutuhkan orang tepat untuk menduduki posisi strategis. Posisi atau jabatan yang sering ditawarkan memang biasanya untuk level lebih tinggi, setingkat kepala, manajer, eksekutif, hingga CEO.

Selain itu, cara kerja dari headhunter juga unik. Untuk menjaring kandidat paling potensial, headhunter akan melakukan pendekatan pada profesional kerja yang justru sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Dari situ, headhunter juga akan memberikan penawaran tentang posisi yang sedang kosong serta sering kali membocorkan kisaran gajinya.

Nah, pendekatan semacam ini hanya dilakukan oleh headhunter. Proses rekrutmen tradisional tidak seaktif ini dalam mencari calon karyawan terbaik.

Lalu, kenapa perusahaan memerlukan bantuan headhunter dalam mencari karyawan? Biasanya hal ini dilakukan ketika perusahaan harus segera mengisi posisi yang kosong, sementara tidak ada orang yang mampu mendudukinya dengan cepat.

Baca Juga: Persiapan Penting Sebelum Melamar Pekerjaan

Deskripsi kerja headhunter

Dari pengertian tadi, kamu mungkin mulai bertanya-tanya seperti apa sih gambaran pekerjaan dari seorang headhunter?

Melansir dari Investopedia, deskripsi kerja dari headhunter adalah sebagai berikut:

  • Mencari talenta terbaik dari berbagai profesional, terutama di perusahaan-perusahaan besar (biasanya lewat media sosial seperti LinkedIn)
  • Menghubungi calon kandidat yang relevan dengan posisi yang perusahaan butuhkan
  • Melakukan koneksi dan pendekatan dengan calon kandidat
  • Bekerja sama dengan rekruter perusahaan untuk melakukan wawancara pada beberapa kandidat
  • Tetap melakukan koneksi pada kandidat yang tidak lolos dan menginformasikan hasil seleksi

Dalam melakukan pekerjaannya, headhunter akan memperoleh komisi dengan kisaran angka tertentu. Semuanya tergantung dari posisi yang dicari dan seberapa besar tingkat kesulitan mendapatkan kandidat terbaik.

Rata-rata komisi yang diperoleh headhunter adalah sebesar 20% - 30% dari gaji tahunan. Untuk posisi eksekutif, biasanya komisi yang diberikan sekitar 25% - 35% dar gaji tahunan.

Baca Juga: Probation Kerja Beserta Tipsnya Agar Bisa Lolos

Keterampilan untuk menjadi headhunter

Karena proses kerjanya berbeda dengan rekruter kebanyakan, profesi headhunter tentu membutuhkan keterampilan tertentu. Beberapa kemampuan yang mesti dimiliki headhunter antara lain adalah sebagai berikut:

skill headhunter

1. Analisis

Selain mencari kandidat yang terbaik, seorang headhunter mesti jeli mencari kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Bukan hanya tentang rekam jejak kerja kandidat, melainkan juga bagaimana kepribadian serta kondisi emosional kandidat.

Maka, kontak pertama dengan calon kandidat menjadi momen terpenting bagi headhunter untuk melakukan analisis mendalam. Headhunter harus bisa menilai apakah kandidat tersebut cukup baik dalam menjalin relasi dengan perusahaan nantinya atau tidak.

Analisis pada calon kandidat harus dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Bukan sekadar melihat profil ataupun CV semata.

2. Sales

Secara tidak langsung, headhunter juga harus punya kemampuan “sales” yang cukup. Pasalnya, apa yang dikerjakan headhunter sangat erat kaitannya dengan sikap persuasif. Baik itu ke perusahaan ataupun ke kandidat.

Headhunter mesti mampu meyakinkan perusahaan (klien) akan calon kandidat yang ditemukannya. Selain itu, headhunter juga sebaiknya mahir dalam “menjual” keunggulan perusahaan ke calon kandidat paling potensial agar tertarik mengikuti proses seleksi.

3. Networking

Tanpa kemampuan networking yang baik, sulit bagi seorang headhunter menemukan calon terbaik. Oleh sebab itu, keterampilan dalam berelasi sangat diperlukan untuk profesi ini. Networking akan sangat bermanfaat dalam menemukan calon potensial, apalagi jika calon tersebut punya sejarah rekomendasi yang baik dari banyak orang.

Dalam praktiknya, headhunter pun tetap harus menjalin relasi dengan para kandidat yang tidak lolos proses seleksi. Pasalnya, kelak kandidat tersebut bisa kembali dikontak ketika ada lowongan tertentu yang sesuai dengan profilnya.

4. Teknologi

Sama halnya seperti proses rekrutmen biasa, cara kerja dari headhunter pun pasti akan berkaitan dengan aplikasi dan software tertentu. Oleh sebab itu, terampil dalam teknologi pun menjadi hal wajib bagi headhunter.

Selain itu, headhunter juga biasanya memiliki akun media sosial profesional seperti LinkedIn dan aktif menggunakannya. Zaman sekarang mencari kandidat potensial akan lebih mudah menggunakan media sosial seperti LinkedIn. Jadi, headhunter pun wajib “melek” terhadap hal itu.

5. Update pada tren

Tugas headhunter bukan sekadar mencari orang untuk lowongan tertentu di perusahaan, melainkan juga mengikuti perkembangan bisnis. Ingat, headhunter bekerja untuk perusahaan di berbagai bidang atau sektor industri. Tanpa update pada perkembangan bisnis, sulit bagi headhunter untuk menemukan kandidat tepat.

Tren terkini dalam bisnis di berbagai sektor haruslah headhunter ikuti dan pahami. Dengan begitu, headhunter dapat lebih mudah dalam bekerja untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan perusahaan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Dapat Pekerjaan yang Tepat? Ini Rahasianya!

Proses headhunting

Secara umum, headhunter adalah pekerjaan yang menyerupai tugas HR. Hanya saja, proses headhunting sendiri memang berbeda dari rekrutmen pada umumnya. Melansir dari Indeed, berikut beberapa proses dalam headhunting:

proses headhunting

1. Kebutuhan akan karyawan baru

Ketika memerlukan orang baru di suatu posisi tertentu, perusahaan akan menghubungi headhunter. Jika posisi yang kosong berada di level tinggi (eksekutif ke atas), perusahaan biasanya akan melakukan pendekatan ke headhunter secara rahasia alias tidak terlalu terbuka.

Nah, proses kerja headhunting akan dimulai setelah headhunter memperoleh informasi yang cukup mengenai kebutuhan perusahaan. Selama proses tersebut, headhunter akan sangat teliti sekaligus berhati-hati dalam menjaring calon kandidat.

2. Menetapkan keterampilan yang diperlukan

Headhunter tentu saja tidak bekerja sendirian karena tetap akan didampingi oleh staf perekrutan perusahaan. Bersama tim internal perusahaan, headhunter akan bersama-sama mengidentifikasi pendidikan, pengalaman, hingga keterampilan yang dibutuhkan untuk lowongan tersebut.

Dalam hal ini, headhunter harus benar-benar memahami deskripsi pekerjaan yang ditawarkan. Mulai dari peran, tanggung jawab, hingga syarat-syarat khusus lainnya.

3. Identifikasi kandidat pasif

Berdasarkan informasi akan posisi yang dibutuhkan, headhunter akan memulai pencarian dengan kandidat pasif. Headhunter lantas membuat daftar nama dari beberapa kandidat potensial yang memenuhi kriteria perusahaan. Kandidat pasif di sini biasanya merupakan profesional yang masih bekerja dan sedang tidak mencari pekerjaan.

4. Pertimbangkan kandidat aktif

Namun, ada kalanya headhunter pun melirik ke kandidat aktif, yakni orang-orang yang sedang mencari pekerjaan baru. Headhunter biasanya akan datang ke konferensi atau job fair untuk menawarkan pekerjaan, kemudian meminta orang-orang tertentu untuk mengumpulkan dokumen. Nantinya headhunter akan meninjau kompetensi dan kualifikasi dari dokumen tersebut.

5. Meninjau kandidat

Dari beberapa kandidat yang sudah masuk ke dalam daftar, headhunter selanjutnya akan meninjau satu per satu. Proses ini mesti dilakukan dengan sangat cermat karena akan ditawarkan ke perusahaan (klien). Pada peninjauan ini, headhunter hanya akan menyaring kandidat yang benar-benar sesuai dan siap untuk proses berikutnya.

6. Wawancara

Nah, di proses wawancara kerja ini biasanya melibatkan banyak pemangku kepentingan di perusahaan. Headhunter akan berkoordinasi dengan staf rekrutmen perusahaan untuk proses assessment serta wawancara. Nantinya masing-masing kandidat menjalani proses yang sama dan perusahaan akan ikut turun langsung dalam seleksinya.

7. Penawaran kerja

Bagi kandidat yang lolos, headhunter akan memproses untuk penawaran kerja. Headhunter ibarat jembatan penghubung antara kandidat lolos dengan perusahaan. Nantinya proses perekrutan resmi tentunya melibatkan staf internal perusahaan.

Selain itu, headhunter juga bertugas memberikan informasi mengenai hasil seleksi ke kandidat yang tidak lolos. Relasi dengan semua kandidat tetap terjaga meski tidak semua kandidat lolos seleksi.

Apa beda headhunter dengan rekruter?

Seperti sudah disebutkan sebelum, headhunter adalah berbeda dengan rekruter. Perbedaan tersebut paling jelas terlihat pada jenis posisi pada lowongan pekerjaan, metode, dan kompensasi.

  • Posisi pekerjaan. Kebanyakan posisi pekerjaan yang dikelola headhunter adalah untuk level tinggi seperti eksekutif. Itu sebabnya headhunter butuh mendekati para profesional berpengalaman yang masih bekerja guna menawari pekerjaan tersebut. Sementara, rekruter melakukan seleksi karyawan untuk semua posisi pekerjaan.
  • Metode. Headhunter sangat proaktif dalam mencari dan menemukan calon kandidat potensial. Semenatra, rekruter lebih banyak bekerja menyeleksi lamaran yang masuk dan mencari yang paling sesuai dari situ.
  • Kompensasi. Dalam bekerja, headhunter akan memperoleh kompensasi setelah bisa memberikan karyawan terbaik ke perusahaan. Berbeda dengan rekruter yang memang digaji bulanan (berkala) oleh perusahaan.

Apa beda headhunter dengan outsourcing?

Setelah kamu menyimak seluk-beluk headhunter, kamu mungkin terpikir satu hal penting. Sama-sama dari pihak eksternal, lalu apa perbedaan antara headhunter dan outsourcing? Nah, perbedaan keduanya terletak pada jenis pekerjaan, status karyawan, dan sistem pembayaran.

  • Jenis pekerjaan. Headhunter akan mencari kandidat untuk jenis pekerjaan yang sifatnya butuh profesionalitas dan keterampilan tertentu di tingkat manajer atau eksekutif. Sementara, jenis pekerjaan pada outsourcing tidak terkait dengan manajerial atau jabatan tertentu, bahkan bukan jadi aktivitas utama perusahaan.
  • Status karyawan. Kandidat yang direkrut dari headhunter statusnya akan menjadi karyawan perusahaan secara tetap. Berbeda dengan karyawan outsourcing yang sifatnya bukan pegawai tetap. Perusahaan semacam “menyewa” orang untuk bekerja dari tempat outsourcing.
  • Sistem pembayaran. Headhunter akan mendapatkan komisi dari perusahaan (klien) dengan nominal tertentu. Tempat outsourcing akan memperoleh bayaran dari perusahaan dan memotongnya dengan fee tertentu sebelum diteruskan ke karyawan yang bersangkutan.

Persiapkan dirimu mulai sekarang!

Entah itu akan direkrut oleh headhunter atau rekruter, yang terpenting adalah menyiapkan dirimu sebaik mungkin sebelum bekerja. Perlengkapi diri bukan hanya dengan keterampilan saat ini, melainkan skill lain yang bisa ikut menaikkan value-mu.

Salah satunya adalah digital skill. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, kamu mesti mengasah keterampilan digital agar lebih siap ketika bekerja nanti. Apalagi jika pekerjaan yang kamu incar sangat berhubungan erat dengan digital dan teknologi.

Asah skill digital-mu lewat kelas-kelas yang ada di Belajarlagi, mulai dari Fullstack Digital Marketing, SEO Bootcamp, Social Media Organic Bootcamp, dan lain-lain. Kamu bakal belajar dari para profesional langsung dan ada praktik yang menarik buat diikuti.

Ikuti update kelas-kelasnya hanya di website Belajarlagi. Yuk, bangun keterampilan digitalmu mulai sekarang!

Baca Juga: 25 Contoh Pertanyaan Interview Bahasa Inggris dan Cara Menjawabnya

Kesimpulan

Headhunter adalah individu atau perusahaan yang membantu perusahaan dalam mencari kandidat karyawan secara proaktif. Dalam pekerjaan, headhunter mesti mampu melakukan analisis, negosiasi, dan networking guna memperoleh kandidat terbaik bagi perusahaan.

Perusahaan biasanya memerlukan bantuan headhunter ketika sedang ada posisi di perusahaan yang kosong dan harus segera diisi. Kebanyakan posisi pekerjaan tersebut ada di level tinggi seperti manajer hingga eksekutif. 

#
Karir
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.