Marketing plan adalah sebuah perencanaan penting dalam membangun sebuah bisnis. Tanpa adanya dokumen ini, bisnis bisa berjalan tanpa arah atau bahkan tujuan yang jelas. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus mampu menyiapkan rencana pemasaran ketika hendak membuka model bisnis baru.
Rencana pemasaran juga memuat tindakan apa saja yang akan perusahaan ambil demi mencapai target marketing. Secara umum, isi dari rencana pemasaran itu mulai dari executive summary, market research, competition, marketing plan strategies, dan lain-lain.
Pada dasarnya, marketing plan adalah hal yang cukup kompleks karena menjadi pondasi penting dalam berbisnis. Agar bisa lebih memahaminya, yuk kita sama-sama pelajari apa itu marketing plan serta bagaimana cara membuatnya.
Apa itu marketing plan?
Melansir dari Semrush, marketing plan adalah dokumen yang memuat strategi serta taktik pemasaran dalam bisnis untuk mempromosikan produk, layanan, ataupun merek kepada para audiens. Informasi dalam marketing plan sangat luas, misalnya target pasar, komposisi nilai, campaign yang diusulkan, sampai metrik keberhasilannya.
Kunci penting dalam pembuatan rencana pemasaran biasanya terletak pada market research alias riset pasar secara menyeluruh. Riset pasar membantu pebisnis dalam mengenali pasar, target audiens, pesaing, dan tren industri. Wawasan hasil dari analisis pasar tersebut nantinya akan menjadi modal terbaik dalam menyusun strategi yang membuahkan hasil.
Prinsip dasar dari marketing plan sebenarnya sama. Namun, aplikasi dalam setiap bidang atau sektor industri bisa saja berbeda-beda. Ini sangat tergantung dari bagaimana kondisi perusahaan atau pebisnis, baik secara eksternal ataupun internal.
Unsur-unsur yang biasanya terdapat dalam rencana pemasaran antara lain:
- Ringkasan serta tujuan perusahaan
- Penentuan target yang hendak dicapai
- Penentuan target pasar
- Penetapan bentuk dan jenis konten untuk promosi
- Pengenalan akan kompetitor
- Penetapan bujet
Marketing plan menurut para ahli
Sementara, Malcom McDonald mendefinisikan marketing plan adalah sebuah proses yang mengarah ke perencanaan pemasaran dan merupakan urutan logis. Maksudnya, rencana pemasaran mesti disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang perusahaan inginkan.
Kurrowski dan Sussman juga menyebut bahwa marketing plan adalah dokumen yang bersisi analisis akan kondisi pemasaran saat ini. Analisisnya dapat berupa peluang, risiko, tujuan, strategi, hingga tindakan yang akan dilakukan.
Dari beberapa pengertian tadi, ada satu kesamaan bahwa marketing plan adalah hal penting bagi sebuah bisnis. Menurut Semrush, ini alasan mengapa sebuah bisnis harus melakukan perencanaan pemasaran:
- Memberikan arahan yang jelas. Marketing plan nantinya menjadi pedoman dalam menjalankan seluruh aktivitas pemasaran.
- Memastikan keselarasan dengan tujuan bisnis. Dengan marketing plan yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa tujuan marketing masih sejalan dengan visi perusahaan.
- Membantu efisiensi sumber daya. Alokasi sumber daya, baik itu waktu, tenaga, hingga finansial, dapat tersusun dengan baik karena adanya marketing plan.
- Melakukan pendekatan ke audiens lebih tepat. Dengan riset pasar yang tepat, marketing plan akan memandu perusahaan dalam menentukan strategi terbaik dalam membidik target audiens.
- Membantu pengukuran kinerja. Marketing plan dapat menentukan metrik dan mengukur KPI yang jadi tolok ukur keberhasilan bisnis.
- Memastikan brand message konsisten. Rencana pemasaran akan mengarahkan perusahaan untuk tetap konsisten pada brand message yang menjadi kunci penting pencitraan bisnis.
Bagaimana Cara membuat marketing plan?
Karena sifat dari marketing plan ini adalah dokumen yang komprehensif, maka cara membuatnya pun butuh banyak langkah. Menurut Semrush, setidaknya ada 8 langkah yang mesti perusahaan ikuti dalam menyusun rencana pemasaran:
1. Buat executive summary
Pertama, perusahaan harus menyiapkan executive summary yang isinya menguraikan poin-poin utama dalam rencana pemasaran. Ringkasan ini harus memberikan gambaran singkat mengenai SWOT analysis, tujuan, target pasar, strategi utama, dan hasil yang diharapkan.
Namun, ada juga jenis bisnis yang mencantumkan executive summary secara lebih detail dan terperinci. Biasanya di dalam ringkasan tersebut bisa pula memuat:
- Misi perusahaan
- Analisis industri dan pasar
- Tim kepemimpinan
- Proposisi nilai
- Rencana keuangan
Baca Juga: Mengenal Brand Building dan Cara Memulainya untuk Bisnis
2. Tentukan tujuan marketing dan KPI-nya
Selanjutnya, perusahaan harus menentukan tujuan pemasaran dan KPI yang sejalan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan. Tujuannya agar bisa memberikan gambaran seperti apa kesuksesan bisnis tersebut nantinya.
Metode SMART menjadi kerangka umum dalam membuat sebuah tujuan pemasaran agar jelas dan tidak abstrak. Pastikan tujuan tersebut memang sudah spesifik, terukur, mampu dilakukan, relevan, dan terikat waktu.
Setelah menentukan tujuan, segera tetapkan indikator kerja yang terkait dengan kegiatan pemasaran. Sederhananya, KPI merupakan metrik terukur yang mampu melacak kemajuan serta efektivitas pemasaran.
Beberapa KPI yang umum dijumpai dalam pemasaran antara lain:
- Jumlah pengunjung situs web
- Tingkat perolehan leads
- Tingkat konversi
- Customer lifetime value
Baca Juga: Contoh KPI Digital Marketing: Pengertian dan Cara Optimalisasinya
3. Teliti target pasar dan bangun buyer persona
Agar pemasaran berjalan efektif, tentu saja perusahaan tidak bisa lepas dari riset market secara menyeluruh. Riset market membantu perusahaan dalam target audiens dan bisa memberikan referensi mengenai campaign yang sesuai dengan minat mereka.
Beberapa pertanyaan ini bisa digunakan saat melakukan riset pasar:
- Apa demografi target audiens (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)?
- Bagaimana minat dan kebiasaan beli dari audiens?
- Apa pendapat audiens mengenai produk atau layanan dari bisnis perusahaan?
- Masalah apa yang bisa bisnis selesaikan untuk audiens?
- Cara terbaik seperti apa yang bisa perusahaan lakukan untuk audiens?
Dari riset pasar yang mendalam, perusahaan akan memperoleh data penting yang bisa diolah untuk menciptakan profil ideal pelanggan alias buyer persona. Dari situ, perusahaan dapat membuat strategi branding dan campaign yang relevan dan dipersonalisasi untuk mereka.
4. Analisis kompetitor
Menganalisis kompetitor adalah hal penting dalam marketing plan. Melakukan riset tentang kompetitor akan bermanfaat buat bisnis:
- Memahami kekuatan dan kelemahan kompetitor
- Memposisikan bisnis dengan komposisi lebih baik dari pesaing
- Mengidentifikasi kesenjangan di pasar dan menjadikannya peluang untuk membedakan brand dengan merek lain
Dari sekian banyak pesaing yang ada, perusahaan boleh memilih satu atau dua kompetitor utama. Analisis kompetitor akan memandu perusahaan untuk menciptakan bisnis dengan layanan atau produk lebih unik.
5. Presentasikan strategi pemasaran
Pada tahap ini, perusahaan harus menjabarkan apa saja strategi yang akan dilakukan guna mencapai tujuan pemasaran. Di era digital seperti sekarang, sangat perlu untuk mempertimbangkan berbagai saluran digital untuk menjangkau audiens lebih tepat dan cerdas.
Misalnya, menggunakan SEO, social media marketing, ads, email marketing, dan lain-lain. Pada masing-masing platform, perusahaan akan membuat rencana campaign yang telah disesuaikan dengan minat audiens. Strategi di sini mesti jelas dan tidak abstrak agar pelaksanaan pemasaran pun berjalan lancar.
Untuk meningkatkan kompetensi karyawan dalam digital marketing, perusahaan bisa bekerja sama dengan Corporate Training Belajarlagi. Pelatihan dari Belajarlagi mampu membantu perusahaan dalam meningkatkan performa bisnis, lho. Program pembelajarannya intensif, menarik, dan pastinya bisa diaplikasikan ke pekerjaan sehari-hari.
Jika perusahaan ingin yang lebih praktis, bisa pula mengandalkan Belajarlagi Digital Agency untuk meningkatkan pemasaran bisnis. Ruang lingkupnya mulai dari pembuatan konten, social media handling, SEO handling, digital ads, dan lain-lain. Dengan tim dan konsultan berpengalaman, Belajarlagi Digital Agency siap mengembangkan bisnis secara tepat.
6. Tentukan anggaran pemasaran
Berikutnya, marketing plan harus memasukkan anggaran pemasaran dengan rinci. Bujet pemasaran yang baik biasanya mesti mampu:
- Memastikan sumber daya keuangan dialokasikan secara efisien. Dalam hal ini, perusahaan bisa memprioritaskan campaign yang berpotensi menawarkan laba atau ROI terbaik.
- Memastikan tujuan pemasaran di langkah awal tadi cukup realistis dengan anggaran yang tersedia.
- Menjaga profitabilitas dengan mencegah pengeluaran berlebih pada campaign yang tidak memberikan hasil signifikan.
7. Identifikasi kontributor utama
Selain “apa” dan “bagaimana”, rencana pemasaran juga melibatkan unsur yang tidak kalah penting: “siapa”. Perusahaan memerlukan tim yang jelas untuk melaksanakan perencanaan secara komprehensif.
Mengidentifikasi siapa yang menjadi kontributor utama bermanfaat untuk:
- Mendapat dukungan penuh dari para pemangku kepentingan
- Memastikan kelancaran pelaksanaan rencana
- Menggerakkan seluruh tim pemasaran ke arah atau tujuan yang sama
Tanpa adanya kontributor utama, marketing plan bisa jadi hanya berakhir menjadi dokumen semata. Agar strategi pemasaran berhasil, perusahaan harus menunjuk orang-orang tertentu untuk masuk ke tim pelaksana utama.
8. Tetapkan pedoman kinerja
Sebelum memulai pelaksanaan rencana, pastikan perusahaan sudah menyusun pedoman kinerja dengan baik. Tujuannya agar lebih mudah melacak kinerja kegiatan pemasaran. Ini yang menjadi langkah terakhir dalam menyusun marketing plan.
Kriteria pelacakan yang jelas bisa meliputi hal-hal berikut:
- Metrik atau KPI
- Pendekatan dalam mengukur kinerja
- Frekuensi pengecekan (sebulan sekali, seminggu sekali, dan lain-lain)
Baca Juga: 7 Tips Memilih Jasa SEO Agency Untuk Perkembangan Bisnis
Jenis-jenis marketing plan
Melansir dari Semrush, berikut beberapa jenis marketing plan yang umum dijumpai dalam bisnis:
- Quarterly or Annual Marketing Plan: Biasanya dibuat untuk menetapkan tujuan bisnis jangka pendek serta untuk penyesuaian strategi yang telah ada sesuai kebutuhan.
- Content Marketing Plan: Fokusnya pada perencanaan konten seperti blog, video, ataupun infografis untuk menarik minat audiens dengan target tertentu. Rencana pemasaran tipe ini penting untuk membangun brand dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
- Social Media Marketing Plan: Berisi perencanaan dalam pembuatan konten di media sosial yang bertujuan meningkatkan keterlibatan dengan audiens. Selain itu, bagus juga untuk menaikkan brand awareness.
- Product Launch Marketing Plan: Rencana pemasaran ini memberikan peta terperinci untuk merilis produk baru dan bertujuan untuk menciptakan pasar, mengedukasi calon konsumen, dan mendorong penjualan awal.
- Growth Marketing Plan: Jenis ini biasanya banyak dipakai oleh startup atau tipe bisnis yang mesti bersaing dengan pasar kompetitif. Di dalamnya melibatkan teknik pemasaran yang agresif dan strategi berbasis data untuk menumbuhkan bisnis dengan lebih cepat.
Baca Juga: Penyusunan Rencana Digital Marketing dan Perannya ke Bisnis
Contoh marketing plan
Setelah membaca cara membuat marketing plan, pasti makin terbayang ya apa saja yang mesti ada di dokumen tersebut. Berikut ini ada contoh garis besar marketing plan sederhana untuk produk snack sehat:
- Jenis: Perusahaan makanan ringan sehat
- Tujuan bisnis: Menyediakan camilan lebih sehat untuk anak muda
- Misi: Meningkatkan kolaborasi dengan pegiat healthy lifestyle
- Target pasar: Generasi Z, generasi milenial (kelas menengah ke atas)
- Kompetitor: Camilan sehat sejenis
- Strategi pemasaran: Membuat campaign dalam bentuk video tentang pentingnya menjaga asupan makanan untuk kesehatan jangka panjang
- KPI: Meningkatkan engagement media sosial Instagram
- Bujet: Rp20.000.000,00
- Pelaksana: Tim media sosial
Baca Juga: Ini Pentingnya Meningkatkan Skill Digital Marketing Karyawan
Kesimpulan
Marketing plan adalah komponen terpenting dalam mengembangkan bisnis. Baik itu yang baru hendak memulai, tengah mengembangkan bisnis, merilis produk baru, dan lain-lain. Perencanaan pemasaran akan sangat berpengaruh ke kesuksesan bisnis untuk jangka waktu tertentu.
Dalam penyusunannya, marketing plan tidak akan bisa lepas dari tujuan, target pasar, kompetitor, strategi pemasaran, sampai anggaran. Dokumen ini mesti komprehensif karena akan menjadi pedoman sepanjang pelaksanaan pemasaran.