Perplexity AI: Pengertian, Fitur, dan Cara Menggunakannya

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
November 28, 2024
Updated:
November 28, 2024

Perplexity AI adalah alternatif perangkat kecerdasan buatan yang bisa kita pakai untuk mempermudah pekerjaan. Meski tergolong baru dibandingkan dengan ChatGPT, ternyata pengguna dari Perplexity ini cukup banyak. Pasalnya, Perplexity dinilai pengguna sebagai mesin pencari canggih yang fokusnya ada pada akurasi.

Secara umum, Perplexity ini mirip dengan search engine seperti Google. Hanya saja, basisnya adalah dengan menggunakan chatbot. Saat memakai Perplexity, kita dapat memperoleh berbagai informasi dan pembahasan hanya dalam satu klik. Dengan keunggulan ini, wajar jika kemudian penggunaan Perplexity kian populer.

Singkatnya, Perplexity adalah tools AI yang bisa kita manfaatkan selain ChatGPT. Biar makin paham menggunakannya, yuk kita sama-sama simak penjelasannya berikut ini. Lengkap mulai dari fitur, kelebihan, kekurangan, dan cara memakainya!

Berkenalan dengan perplexity AI

Melansir dari Jasper, Perplexity adalah perangkat AI yang menggabungkan kemampuan mesin pencari dengan teknologi kecerdasan buatan. Jika kita sering mengakses ChatGPT secara gratis, kita mungkin beberapa kali menemukan tools tersebut sering berhalusinasi tentang info yang tak dimilikinya. Nah, Perplexity ini dapat memberikan solusi dari masalah tersebut.

Perplexity pada dasarnya dirancang untuk mendapat informasi-informasi yang lebih spesifik dari pertanyaan yang “membingungkan” sekalipun. Jika LLM lain berfokus pada percakapan dalam prompt, maka Perplexity ini lebih mengutamakan pemberian hasil yang berkualitas dan akurat.

Lalu, Perplexity ini dapat kita aplikasikan untuk apa saja? Sebenarnya ruang lingkupnya juga luas kok, sama halnya seperti perangkat AI lainnya. Misalnya, penelitian berbasis teks, mencari tahu topik-topik baru, mengelola data, dan lain-lain. 

Apa saja fitur di dalamnya?

Fitur-fitur pada Perplexity dianggap jauh lebih baik untuk melakukan pencarian daripada Google. Untuk topik yang sangat spesifik dan tidak umum, penggunaan Perplexity memang disarankan. Beberapa fitur Perplexity AI adalah sebagai berikut:

  • Thread continuity: Pada ChatGPT, kontinuitas menjadi masalah tersendiri. Kita bahkan kadang mesti menulis ulang perintah yang ada. Fitur thread pada Perplexity dapat menjaga kesinambungan perintah dan meneruskan pencarian berdasarkan perintah yang ada.
  • User-friendly interface: Fitur antarmuka yang ramah menawarkan alur kerja yang beragam, mulai dari sederhana sampai tingkat lanjut. Wawasan yang dihasilkan pun menjadi lebih optimal dan mendalam.
  • Multiple query modes: Penyesuaian output berdasarkan jenis kuerinya. Contoh: jika kita menggunakan Perplexity untuk menulis artikel ilmiah, maka kita dapat memilih memakai mode Academic untuk memperoleh hasl yang lebih akurat.
  • Visualizing search queries: Dengan menggunakan versi Pro, kita dapat memvisualisasikan hingga 50 jawaban per harinya. Itu artinya, kita bisa mendapatkan hasil pencarian berupa gambar.
  • Related queries: Saat memberikan jawaban dari pertanyaan kita, Perplexity juga menampilkan sumber lain beserta ringkasannya. Ini mirip juga dengan fitur Google “People Also Ask”.
  • Citation of sources: Perplexity memberikan info sumber pada setiap jawaban yang diberikan. Alhasil, kita pun lebih mudah dalam melakukan pengecekan kebenaran atau akurasi jawaban tersebut.
  • Summarized texts: Perplexity juga mampu membantu kita dalam meringkas informasi atau teks panjang. Dengan begitu, kita pun dapat memperoleh gambaran singkat mengenai topik yang lebih kompleks.

Kelebihan perplexity AI

Melansir dari lama Perplexity, coba kita simak dan cermati apa saja sih keunggulan dari Perplexity AI ini:

  • Accuracy. Pemahaman akan pertanyaan sangat baik sehingga mampu memberikan jawaban untuk pertanyaan kompleks dengan akurasi tinggi pula.
  • Efficiency. Pengambilan informasi secara cepat, bahkan dari berbagai jenis sumber.
  • Usability. Antarmuka mudah digunakan sehingga bisa dipakai siapa saja.
  • Versatility. Bagus untuk penelitian akademis, penggunaan pribadi, penggunaan profesional, dan lain-lain.
  • Real time information retrieval. Pengambilan informasinya real time sehingga memastikan kita sebagai pengguna memperoleh data paling terkini sekaligus relevan.
  • Fleksibilitas tinggi. Perplexity dapat kita pakai untuk pencarian berbagai topik, baik itu yang sederhana maupun yang sulit. Bahkan, hal-hal yang sifatnya teknis pun bisa kita dapatkan solusinya dengan Perplexity.
  • Pembelajaran berkelanjutan. Perplexity terus meng-upgrade program dan fitur secara berkala sehingga sangat bagus untuk pembelajaran berkelanjutan.

Baca Juga: Rekomendasi AI untuk Membuat PPT, Praktis dan Cantik!

Kekurangan perplexity AI

Meski Perplexity adalah tools AI yang disejajarkan dengan mesin pencari canggih seperti Google, tetap saja ada kekurangan yang mesti kita cermati. Sama halnya seperti model AI lainnya, berikut beberapa kelemahan dari Perplexity:

  • Bergantung pada data-data latihan. Jawaban yang Perplexity berikan sangat tergantung pada data-data yang diperoleh saat latihan. Jika ada bias dalam data saat latihan, itu akan berpengaruh ke kualitas jawabannya.
  • Bergantung pada formula atau struktur pertanyaan. Sebagai pengguna, kita mesti menuliskan pertanyaan dengan sangat jelas. Pasalnya, pertanyaan yang terlalu ambigu akan berdampak ke output jawaban yang tidak sesuai harapan kita.
  • Kurang memahami emosi. Perplexity tidak bisa membaca nuansa ataupun suasana hati kita yang menggunakannya. Untuk pertanyaan yang sifatnya mengandung unsur empati, Perplexity tentu kesulitan menjawabnya.
  • Pemahaman konteks terbatas. Meskipun mampu memberikan akurasi jawaban, ada kalanya Perplexity ini terbatas dalam memahami konteks.
  • Referensi eksternal kadang terbatas. Perplexity terkadang tidak bisa memberikan akses sumber atau referensi secara langsung. Meski tidak sering terjadi, hal ini dapat menyulitkan kita karena mesti memverifikasi jawaban secara manual.
  • Hasil yang kurang bagus untuk pertanyaan terbuka. Perplexity lebih cocok untuk pertanyaan dengan jawaban faktual. Maka, hasil yang diberikan untuk pertanyaan yang terlalu terbuka sering kali kurang bagus.

Cara menggunakan perplexity AI

Setelah mempelajari apa itu Perplexity AI, fitur-fiturnya, serta kelebihan dan kekurangannya; kita jadi punya gambaran lebih jelas ya mengenai perangkat kecerdasan buatan ini.

Dalam pekerjaan, Perplexity ini bisa kita manfaatkan untuk mempercepat proses berpikir dalam bekerja, lho. Apalagi tools ini memang didesain untuk membantu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, sesuatu yang sering menjadi masalah di ChatGPT.

Andai kita sendiri belum begitu familiar dengan penggunaan Perplexity, kita dapat mengikuti cara-caranya sebagai berikut:

  • Buka situs https://www.perplexity.ai/.
  • Selain lewat komputer, kita bisa juga mengakses Perplexity dari ponsel lewat aplikasi di AppStore maupun Play Store.
  • Ketik pertanyaan di kolom yang tersedia, pastikan untuk menuliskan perintah dengan jelas dan spesifik. Ingat, Perplexity lebih relevan kita gunakan jika kita mampu melemparkan pertanyaan yang sifatnya tidak terbuka.
  • Perplexity menyediakan fitur multiple query modes. Kita dapat memilih mode mana yang akan dipakai sesuai kebutuhan. Ada 6 mode tersedia: Academic (pencarian terhadap jurnal atau academic papers), Web (pencarian umum di internet), Math (penyelesaian matematika), Writing (penulisan tanpa penelusuran pencarian di website), Video (pencarian video), Social (pencarian diskusi atau opini).
  • Setelah menuliskan pertanyaan dan memilih mode, klik tanda panah berwarna hijau yang ada pada kolom.
  • Tunggu dalam beberapa waktu, Perplexity tengah mengerjakan perintah kita.
  • Hasil atau jawaban keluar. Tools AI ini juga menampilkan sumber atau referensi pada jawaban yang diberikan. Jadi, kita bisa sekali kroscek atau validasi kebenarannya.

Sama halnya seperti tools AI lainnya, Perplexity dapat kita gunakan secara gratis. Hanya saja, pahami juga kalau fiturnya pun terbatas. Agar bisa menjelajahi fitur lebih banyak, kita tentu berlangganan alias berbayar.

Nah, kecanggihan dan manfaat dari Perplexity ini justru saya dapatkan ketika berlangganan AI Belajarlagi. Lho, kok bisa?

Ya, AI Belajarlagi menyediakan banyak model AI cukup dalam satu platform saja. Itu artinya, saya tidak perlu punya banyak akun tools AI untuk menggunakan banyak model AI. Perplexity menjadi salah satu model AI yang tersedia di AI Belajarlagi. Menarik, ‘kan!

Eits, tidak cuma Perplexity saja. Lewat AI Belajarlagi, saya juga bisa mengakses tools lain seperti Gemini, ChatGPT, hingga DALL-E. Pokoknya serba praktis dan mudah, deh. Cukup satu platform buat menjangkau semua model AI!

Buat yang tertarik mengenai cara berlangganan dan fitur apa saja yang ada di AI Belajarlagi, silakan cek langsung di website-nya, ya!

Baca Juga: 20+ Rekomendasi Alternatif AI Selain Chat GPT yang Bisa Kamu Gunakan

FAQ (Frequently Asked Questions)

Sampai di bagian ini, kita pasti jadi bertanya-tanya: lalu, apa sih perbedaan mendasar antara Perplexity AI dengan ChatGPT? Dan mana yang lebih baik di antara keduanya?

Mari simak penjelasan berikut, ya:

Apa beda perplexity AI dengan ChatGPT?

Perbedaan Perplexity AI dengan ChatGPT dari beberapa aspek:

Berikut adalah tabel yang diambil dari gambar:

perbedaan perplexity dan chatgpt

Mana yang lebih akurat: perplexity AI atau ChatGPT?

Setelah kita mempelajari dan memahami perbedaan antara Perplexity AI dan ChatGPT, kita bisa melihat bahwa Perplexity AI memberikan akurasi lebih baik. Apalagi tools AI tersebut memberikan referensi sumber yang bisa kita cek kebenarannya.

Namun, ada baiknya kita juga mempertimbangkan konteks akurasinya. Baik Perplexity AI maupun ChatGPT punya peran dalam pengembangan model bahasa. Akurasi keduanya butuh kita tinjau dari tujuan dan penggunaan tools secara spesifik.

Pada Perplexity, akurasinya bersifat objektif dan matematis. Dalam hal ini, Perplexity memang kurang akurat dalam pemahaman manusiawi dalam teks (kemampuan percakapannya tidak interaktif). Oleh sebab itu, pekerjaan yang bersifat kreatif kurang cocok jika menggunakan model AI ini.

Sebaliknya, ChatGPT punya akurasi lebih baik jika kita bicara tentang kualitas konteks dalam teks percakapan. Model AI ini lebih subjektif dan sangat tergantung pada persepsi pengguna yang memakainya. Maka, pekerjaan yang membutuhkan pemikiran faktual atau ilmiah jelas tidak cocok menggunakan ChatGPT.

Jadi, mana yang lebih akurat? Kembali lagi ke tujuan penggunaan AI-nya. Masing-masing punya akurasi yang berbeda, tergantung tepat atau tidaknya kita dalam memakainya.

#
ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.