SEO copywriting adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas konten, terutama yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan. Banyak orang mengira bahwa SEO copywriting ini sama saja dengan SEO content writing. Padahal, tujuan dan kegunaan keduanya sebenarnya berbeda, lho.
Pada dasarnya copywriting sendiri merupakan teknik penulisan konten yang berbentuk seperti iklan. Tujuan akhir dari copywriting sendiri biasanya untuk mengajak audiens melakukan tindakan, misalnya pembelian atau mendaftar sesuatu. Sementara, content writing sifatnya lebih ke kepenulisan konten yang bersifat informatif ataupun edukatif.
Dalam digital marketing, SEO copywriting adalah hal yang penting. Bagaimana sih cara meramu kata-kata yang memantik rasa penasaran audiens? Yuk, simak tips menulis berikut serba-serbi tentang SEO copywriting di artikel berikut ini!
Apa itu SEO copywriting?
Menurut Semrush, SEO copywriting adalah proses penulisan atau pembuatan konten yang dioptimalkan untuk audiens sekaligus algoritma mesin pencari. Tujuan dari SEO copywriting adalah memperoleh peringkat teratas dalam pencarian sehingga mudah ditemukan audiens.
Yang harus menjadi perhatian di sini adalah bentuk konten atau tulisannya. Copywriting lebih merujuk pada kata-kata yang persuasif karena ingin mendorong audiens melakukan tindakan. Nah, isi konten yang persuasif tersebut sebisa mungkin dioptimalkan agar audiens dapat langsung menemukannya ketika mengetik kata kunci tertentu di Google.
Contoh dari SEO copywriting adalah tulisan atau konten yang biasa kamu temukan di email marketing, halaman produk di situs web, tagline dalam website, dan lain-lain.
Pada umumnya konten dengan SEO copywriting akan jauh lebih pendek daripada artikel atau SEO content writing. Isinya juga cenderung lebih lugas dan berupaya menarik minat audiens.
Baca juga: SEO Writer Adalah: Job Desk, Cara Memilih, dan Tipsnya
Perbedaan SEO content writing dan SEO copywriting
SEO copywriting adalah berbeda dari SEO content writing. Meski keduanya sama-sama melakukan usaha optimasi, tujuan penulisannya cenderung berbeda.
Fokus dari SEO content writing adalah menjaring audiens yang suka membaca konten yang informatif ataupun edukatif. Konten ini membutuhkan riset yang cukup mendalam, baik dari topik, angle, maupun kata kunci. Kualitas konten harus bagus, terutama untuk menunjukkan kredibilitas di mata audiens.
Sementara, isi konten dari SEO copywriting akan lebih banyak berfokus ke penjualan. Baik itu berupa leads hingga konversi. Optimasi SEO akan merujuk ke kata-kata kunci tertentu yang memang akan menggiring audiens ke website dan langsung melakukan tindakan.
Agar lebih bisa memahami perbedaan keduanya, yuk simak masing-masing penjelasannya berikut ini:
Target dan tujuan
SEO content writing mempunyai target audiens berupa orang-orang yang membutuhkan informasi mengenai topik tertentu. Maka, tujuan dari penulisan kontennya lebih mengarah ke menghibur, memberi informasi, hingga mengedukasi. Kebanyakan konten pada SEO content writing sifatnya hanya non-komersial.
Seperti disebutkan di awal, SEO copywriting berfungsi menarik target audiens untuk melakukan tindakan. Audiensnya sendiri lebih tertarget karena biasanya mereka mengetikkan kata kunci yang lebih spesifik pula. Teks iklan dalam SEO copywriting yang baik mampu mendorong audiens untuk berlangganan, mendaftar membership, hingga pembelian.
Panjang konten
Dari segi panjang tulisan atau konten, SEO content writing dan SEO copywriting memang punya perbedaan cukup mencolok. Inilah yang memudahkan kamu dalam membedakannya.
SEO content writing memiliki panjang konten beragam, tergantung topik dan tujuan penulisannya. Panjang artikelnya bisa mulai dari 500 kata hingga 2.000-an kata. Untuk artikel yang ringan biasanya tidak sampai ribuan kata, berbeda dengan artikel yang cakupannya memang mendalam.
Nah, tulisan pada SEO copywriting jauh lebih pendek, bahkan bisa kurang dari 500 kata. Tidak jarang ada pula copywriting yang hanya terdiri dari beberapa kalimat saja. Hanya saja, kalimat singkat tersebut haruslah teroptimasi dan mampu memancing rasa ingin tahu audiens.
Baca juga: Cara Membuat Blog Pribadi untuk Pemula 2024
Contoh penggunaan
Dari dua perbedaan sebelumnya, kamu pasti sudah punya gambaran mengenai penggunaan SEO content writing maupun SEO copywriting. Lalu, perbedaan bentuk konten keduanya seperti apa, sih? Kamu bisa lebih memahaminya lewat contoh berikut ini.
Tulisan pada SEO content writing biasanya berbentuk seperti:
- Artikel blog
- Newsletter
- Artikel berita
- Studi kasus topik tertentu
- Ebook
Sementara, konten SEO copywriting biasa kamu temukan pada:
- Email marketing
- Tulisan pada halaman produk website
- Iklan berbayar
- Landing page
- Copy atau tulisan pada website penjualan
- Iklan di media sosial
Jika kamu tertarik belajar soal content writing dan copywriting, kamu bisa lho ikut kelas yang ada di Belajarlagi.
Dalam SEO Bootcamp, kamu akan belajar dari dasar-dasar SEO sampai praktiknya bersama para praktisi yang sudah berpengalaman. Kurikulumnya lengkap dengan program belajar selama 6 pekan saja. Coba cek informasi selengkapnya di laman Belajarlagi, ya!
Lalu, ada pula Mini Bootcamp Copywriting yang bisa kamu ikuti. Dengan belajar selama dua minggu, kamu bisa mengasah kemampuan meracik kata-kata untuk berbagai kebutuhan iklan dan konten. Untuk melihat kurikulum lengkap sekaligus jadwal pendaftaran, langsung meluncur ke laman Belajarlagi, ya!
Baca Juga: Bukan Sekedar Tulisan, Kenali 10 Rumus Copywriting di Social Media
Cara membuat SEO copywriting
SEO copywriting merupakan upaya optimasi yang perlu mempertimbangkan banyak aspek, baik dari sisi SEO maupun kualitas tulisan. Beberapa langkah dalam menulis SEO copywriting adalah mirip dengan SEO content writing. Namun, ada beberapa hal yang mesti kamu perhatikan, nih.
Melansir dari HubSpot, berikut tips dalam menyiapkan dan menulis konten untuk SEO copywriting:
1. Kenali audiens
Cara pertama untuk membuat SEO copywriting yang baik adalah mengenali audiens sebaik mungkin. Tanpa benar-benar memahami siapa audiensmu, tentu akan sulit bagimu untuk merangkai kata-kata yang menarik bagi mereka. Maka, lakukan dulu riset untuk menentukan buyer persona-nya seperti apa.
Buyer persona merupakan representasi tentang pelanggan ideal berdasarkan riset pasar serta profil para pelanggan. Cermati dan kenali baik-baik apa sih masalah audiens, bagaimana selama ini mereka mengatasinya, dan solusi apa yang mereka butuhkan.
Selain itu, mengenali audiens juga mempermudah kamu dalam membangun brand voice dalam setiap konten copywriting. Pilihan kata yang kamu gunakan akan sangat menentukan tertarik atau tidaknya audiens pada konten, lho.
2. Lakukan riset kata kunci
Karena memakai upaya SEO copywriting, maka kunci penting di dalamnya adalah riset kata kunci menggunakan tools SEO. Riset kata kunci harus mampu menangkap kata atau frasa apa saja yang biasa audiens gunakan dalam memperoleh informasi terkait produk. Bisa dibilang, menentukan kata kunci adalah elemen penting dalam pembuatan copywriting.
Dari riset tersebut, kamu juga dapat menemukan gambaran tentang maksud dan tujuan pengguna dalam melakukan pencarian akan kata kunci tersebut. Nantinya, konten yang kamu buat harus bisa relevan sesuai dengan maksud tersebut.
Nah, dalam memilih kata kunci ini, perhatikan pula berapa besar volume pencarian dan tingkat kesulitannya. Karena tujuan dari SEO copywriting lebih condong ke konversi, cobalah memilih kata kunci dengan volume pencarian tidak terlalu besar dan tingkat kesulitannya pun rendah.
SEO copywriting biasanya menggunakan kata kunci yang bersifat long tail keyword. Berbeda dengan keyword umum, jenis kata kunci terdiri dari minimal tiga kata dan biasanya punya volume pencarian rendah. Karena lebih spesifik, audiens pun cenderung punya intensi melakukan tindakan setelah masuk website.
Baca juga: 10 Cara Riset Keyword: Tingkatkan Traffic & Ranking di SERP
3. Siapkan topik tepat untuk audiens
Kembali ke tujuan awal SEO copywriting, yakni menarik dan mendorong audiens melakukan tindakan. Maka, pertimbangkan dengan baik topik apa yang hendak kamu tulis untuk audiens.
Ingat, audiens datang karena butuh solusi. Jadi, tunjukkan ke audiens bahwa konten atau produk adalah jawaban terbaik bagi kebutuhan audiens.
Buatlah daftar topik-topik yang kemungkinan besar akan menarik bagi audiens. Topik-topik ini harus berdasarkan pada masalah dan kebutuhan audiens. Pada Google, kamu bisa melihat pertanyaan apa saja yang banyak audiens cari terkait produkmu. Cobalah membuat konten dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
4. Pakai kata-kata yang relevan
Menulis dan membuat konten sesuai kebutuhan audiens memang penting. Namun, yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara kamu menyampaikannya ke audiens. Perhatikan kata-kata apa saja yang akan kamu pakai agar mampu menggiring audiens melakukan tindakan.
Bagi audiens yang sudah tahu apa yang dicarinya, hindari penggunaan kata-kata yang memboroskan. Sesuaikan diksi dan gaya penulisan dengan target audiens, misalnya dari faktor usia ataupun pekerjaan. Memilih kata kunci yang tepat merupakan pintu awal dalam menjaring audiens, selanjutnya pastikan audiens pun tertarik membaca konten sampai akhir.
Pada bagian CTA alias Call to Action, pilihlah kata-kata yang langsung mendorong ke tindakan. Misalnya, “Beli Sekarang!”, “Download di sini”, “Daftar di sini”, dan lain-lain. Meski ringkas, CTA ini harus memantik urgensi bagi audiens dalam melakukan tindakan.
5. Buat ringkas dan lugas
Makin sulit kontenmu dibaca, makin kecil pula peluang terjadinya konversi. Berbeda dengan content writing, copywriting haruslah lebih ringkas sekaligus lugas. Oleh sebab itu, hindari penulisan yang bertele-tele dalam SEO copywriting.
Jika audiens saja sudah sulit memahami maksud tulisan ataupun konten dari awal, maka mereka pun tidak akan membacanya sampai akhir. Memilih dan merangkai kata yang lebih efektif dan menarik memang butuh keterampilan tersendiri. Bahkan, bisa jadi kamu butuh melakukan trial dan error berkali-kali.
Berlatihlah menulis secara lugas, fokuslah pada masalah audiens, dan hindari diksi yang rumit. Ciptakan konten yang mudah dibaca dan dipahami. Kamu bisa gunakan panduan dari Semrush berikut ini:
- Siapkan struktur tulisan yang jelas
- Tulis dengan informatif dan jelas
- Pakai kalimat-kalimat pendek
- Gunakan kata-kata sederhana
- Baca dan resapi berulang kali
6. Lakukan pengujian berkelanjutan
Yang tidak kalah penting dalam SEO copywriting adalah melakukan pengujian berkelanjutan. Pada masing-masing konten, kamu harus mencermati bagaimana dampak atau hasilnya. Mana konten yang menghasilkan konversi bagus dan mana yang tidak.
Dari situ, kamu dapat mencermati pola atau rumusan copywriting seperti apa yang paling relevan buat audiens. Dengan begitu, kamu akan bisa membuat copywriting yang lebih efektif untuk konten-konten berikutnya.
Beberapa SEO copywriting bahkan melakukan pengujian khusus untuk CTA. Copywriter akan menyiapkan beberapa opsi CTA untuk melihat mana yang paling bekerja dengan baik.
Baca Juga: Artikel SEO Friendly: Ciri-Ciri dan Cara Membuatnya
Kesimpulan
Optimasi melalui SEO copywriting dilakukan untuk memperbesar peluang konversi dan penjualan. Dalam digital marketing, memahami SEO copywriting sangat penting untuk bisa mendorong lebih banyak audiens dalam melakukan tindakan.
Hal-hal penting yang mesti dilakukan dalam SEO copywriting antara lain mengenali audiens, riset kata kunci, menyiapkan topik, hingga membuat konten seefektif mungkin. Indikator SEO copywriting yang baik bukan sekadar mendatangkan traffic, tetapi juga menghasilkan konversi.