Pengertian Agile Project Management, Fungsi, dan Langkahnya

Zihan Berliana R
8 Min Read
Published:
April 28, 2025
Updated:
April 28, 2025

Pernah merasa project yang kamu kerjakan berjalan lambat atau malah sering keluar dari rencana? Sekarang ini, perubahan bisa datang kapan saja, dan cara kerja yang kaku makin sulit buat ngimbangin kebutuhan pasar. Oleh karena itu, banyak tim dan perusahaan mulai beralih ke Agile Project Management supaya kerjaan lebih fleksibel, cepat, dan tetap on track.

Agile Project Management itu bukan sekadar tren, lho. Ini adalah pendekatan yang fokus banget sama adaptasi, kolaborasi tim, dan hasil bertahap yang terus diperbaiki. Dengan metode seperti Scrum, Kanban, atau Lean, kamu bisa lebih mudah mengatur prioritas, beradaptasi dengan perubahan, dan tetap menjaga kualitas project dari awal sampai akhir.

Kalau kamu penasaran gimana cara kerja Agile, apa saja fungsi utamanya, dan langkah-langkah simpel untuk mulai menerapkannya, kamu ada di tempat yang tepat! Yuk, kita bahas Agile Project Management bareng-bareng supaya projectmu bisa makin gesit, efisien, dan pastinya lebih siap menghadapi tantangan!

Pengertian Agile Project Management

Agile Project Management adalah pendekatan dalam mengelola project, khususnya pengembangan software, dengan cara bertahap (iteratif) yang fokus pada rilis berkala dan selalu mengutamakan masukan dari pengguna di setiap tahapannya. Tujuannya sederhana: memastikan produk yang dikembangkan tetap relevan dan terus berkembang sesuai kebutuhan.

Tim yang menerapkan metode Agile biasanya bisa meningkatkan kecepatan kerja, mempererat kolaborasi, dan lebih sigap merespons perubahan pasar. Agile membuat proses kerja lebih adaptif, tanpa mengorbankan kualitas hasil akhirnya.

Perbedaan Manajemen Proyek Tradisional dan Agile Project Management

Kalau kamu baru mendalami dunia project management, pasti kamu sering dengar dua istilah ini: Traditional Project Management dan Agile Project Management. Nah, sebenarnya apa sih bedanya?

Traditional Project Management (atau sering disebut metode waterfall) itu pendekatannya linear dan terstruktur. project berjalan dari A ke Z secara berurutan, tahap demi tahap, tanpa bisa balik mundur. Semua perencanaan sudah dibuat lengkap di awal—mulai dari jadwal, anggaran, sampai fitur produk. Jadi, kalau di tengah jalan ada perubahan, proses penyesuaiannya bisa ribet banget. Model ini cocok kalau project-mu punya kebutuhan yang stabil dan jelas dari awal.

Sedangkan Agile Project Management mengambil pendekatan yang lebih fleksibel. Di Agile, pengembangan dilakukan secara bertahap (iteratif) dalam potongan kecil (incremental). Setiap kali selesai satu bagian, langsung diuji dan dikumpulkan feedback dari pengguna. Hasilnya, tim bisa cepat beradaptasi kalau ada perubahan kebutuhan atau kondisi pasar. Agile ini cocok banget untuk project yang bergerak cepat dan dinamis.

Berikut perbedaan Traditional Project Management dan Agile Project Management:

Aspek Traditional Project Management Agile Project Management
Pendekatan Linear, berurutan (cascading) Iteratif dan incremental
Perencanaan Rinci dan lengkap dari awal Fleksibel dan terus diperbarui
Timeline Tetap dari awal sampai akhir project Dibagi per sprint atau milestone
Fleksibilitas Rendah, sulit ubah rencana di tengah jalan Tinggi, bisa adaptasi kapan saja
Keterlibatan Pelanggan Hanya di awal project Aktif di setiap tahapan
Struktur Tim Terpisah sesuai fungsi (siloed) Tim lintas fungsi, lebih kolaboratif
Manajemen Risiko Dikelola di titik-titik tertentu Dikelola terus-menerus
Delivery Sekali di akhir project Berkala setelah tiap sprint
Dokumentasi Detail dan lengkap dari awal Minimum, fokus ke produk jalan
Cocok untuk Kebutuhan project yang stabil dan jelas Project yang dinamis dan cepat berubah

Jadi, kalau project-mu butuh banyak fleksibilitas dan perubahan cepat, Agile bisa jadi pilihan terbaik. Tapi kalau semuanya sudah pasti dan butuh kontrol ketat dari awal, pendekatan tradisional mungkin lebih pas.

Baca juga: Tertarik jadi Project Manager? Ikuti Beragam Sertifikasi Project Management!

Fungsi Agile Project Management

Kalau kamu bertanya, “Sebenarnya apa sih fungsi utama dari Agile Project Management?”, jawabannya cukup beragam dan semuanya sangat membantu tim project di era sekarang. Berikut beberapa fungsinya:

1. Membuat project Lebih Adaptif

Dengan Agile, timmu bisa lebih siap menghadapi perubahan. Tidak perlu takut kalau tiba-tiba ada revisi dari klien atau tren pasar berubah. Karena Agile bekerja dalam iterasi singkat, kamu bisa langsung menyesuaikan arah project tanpa harus mulai dari nol.

2. Mempercepat Proses Pengembangan

 Daripada menunggu berbulan-bulan sampai project selesai, Agile memungkinkan tim untuk menghasilkan working product lebih cepat lewat sprint-sprint kecil. Ini artinya, hasil kerja bisa langsung diuji, diperbaiki, dan disempurnakan tanpa buang waktu.

3. Meningkatkan Kolaborasi Tim

 Dalam Agile, teamwork semua anggota tim dilibatkan aktif. Tidak ada lagi silo antar divisi. Setiap orang, dari developer sampai tester, bekerja bareng-bareng, bertukar ide, dan menyelesaikan masalah bersama. Komunikasi jadi lebih terbuka dan produktif.

4. Memastikan Produk Sesuai Kebutuhan Pengguna

Karena pengguna atau klien dilibatkan dalam setiap tahap sprint, feedback bisa langsung didapatkan. Ini membuat hasil akhir benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan, bukan sekadar sesuai rencana awal.

5. Mengurangi Risiko Kegagalan project

Dengan mengevaluasi hasil di setiap sprint, masalah bisa terdeteksi lebih awal. Tim bisa segera memperbaiki kesalahan sebelum berkembang menjadi masalah besar. Ini tentu jauh lebih aman dibanding baru menemukan masalah di akhir project.

6. Meningkatkan Kepuasan Stakeholder

Stakeholder seperti klien atau manajemen atas bisa melihat progres nyata dari project di setiap tahapannya. Mereka jadi merasa lebih terlibat dan percaya bahwa project berada di jalur yang benar.

Baca juga: 10 Aplikasi Project Management, Bantu Project Lebih Efisien!

Prinsip Agile Project Management

Prinsip Agile Project Management

Agile Project Management (APM) punya nilai-nilai dan prinsip yang bisa bikin project-mu lebih fleksibel dan efisien! Yuk, kita bahas lebih dalam supaya kamu bisa lebih memahami dan mengaplikasikannya dengan mudah.

Pengiriman Perangkat Lunak Secara Terus-Menerus adalah Prioritas Utama
Setiap bagian perangkat lunak yang selesai harus segera dirilis. Dengan cara ini, pelanggan bisa segera merasakan manfaatnya, dan tim bisa mengumpulkan umpan balik lebih cepat.

Tim Harus Bisa Mengubah Kebutuhan di Setiap Tahap Pengembangan
Di Agile, tidak ada yang statis. Perubahan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di tahap akhir pengembangan, asalkan itu bermanfaat bagi project.

Prioritaskan Pembuatan dan Pengiriman Perangkat Lunak yang Berfungsi Secara Cepat
Fokusnya adalah pengembangan yang cepat dan produktif. Semakin cepat kamu mengirimkan perangkat lunak yang berfungsi, semakin cepat juga kamu mendapatkan umpan balik untuk perbaikan.

Kerja Sama antara Pengembang dan Pengguna adalah Kunci
Agar produk yang dibuat benar-benar sesuai dengan harapan, tim pengembang harus sering berkomunikasi langsung dengan pengguna dan stakeholder.

Motivasi Tim dan Lingkungan yang Mendukung
Tim yang termotivasi dan bekerja di lingkungan yang mendukung akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Jadi, buatlah suasana kerja yang menyenangkan!

Komunikasi Langsung antar Anggota Tim Lebih Efektif
Dalam Agile, percakapan langsung lebih dihargai daripada pertukaran email atau laporan panjang. Komunikasi yang cepat dan jelas akan mempercepat proses.

Mengukur Kemajuan Berdasarkan Hasil yang Dicapai
Yang paling penting adalah sejauh mana perangkat lunak yang bisa digunakan sudah selesai, bukan sekadar laporan aktivitas. Fokus pada hasil yang bisa dirasakan langsung.

Menjaga Kecepatan Pengembangan yang Berkelanjutan
Agar project terus berjalan dengan baik, tim harus menjaga ritme kerja yang stabil dan tidak terburu-buru, supaya tetap bisa memberikan hasil terbaik.

Perhatian Terus-Menerus terhadap Kualitas Perangkat Lunak
Perhatikan kualitas pada setiap tahap pengembangan. Jangan sampai ada bug yang mengganggu kinerja perangkat lunak.

Sederhanakan Desain dan Fitur yang Dibutuhkan
Fitur yang tidak perlu hanya akan membebani tim dan menghambat progres. Jadi, tetap fokus pada apa yang benar-benar dibutuhkan untuk memecahkan masalah pengguna.

Baca juga: Project Management Office: Pengertian, Tugas, dan Gajinya

Langkah-langkah dalam Proses Agile Project Management

Langkah-langkah dalam Proses Agile Project Management

Untuk memulai implementasi Agile Project Management (APM) dengan lebih efektif, ada beberapa metodologi yang bisa kamu pilih, masing-masing dengan pendekatan dan karakteristik unik. Mari kita lihat langkah-langkah dan metodologi yang umum digunakan dalam APM:

1. Scrum

Scrum adalah salah satu kerangka kerja yang paling populer dalam APM. Dengan fokus pada kolaborasi tim dan peningkatan iteratif menuju tujuan yang jelas, Scrum sangat efektif untuk project dengan banyak perubahan atau ketidakpastian.

Langkah-langkah Scrum:

  • Sprint Planning: Menentukan tujuan untuk sprint yang akan datang (biasanya berlangsung selama 2-4 minggu).

  • Daily Scrum: Pertemuan singkat setiap hari untuk memeriksa kemajuan dan mengidentifikasi hambatan.

  • Sprint Review: Menilai hasil sprint dan menunjukkan fitur baru kepada stakeholder.

  • Sprint Retrospective: Refleksi tentang apa yang berjalan baik dan apa yang bisa diperbaiki dalam sprint berikutnya.

Peran dalam Scrum:

  • Product Owner: Bertanggung jawab untuk mengelola backlog produk dan memprioritaskan fitur.

  • Scrum Master: Membantu tim mengikuti proses Scrum dan mengatasi hambatan.

  • Development Team: Tim pengembang yang mengerjakan fitur dan perbaikan.

2. Extreme Programming (XP)

XP adalah pendekatan yang fokus pada peningkatan kualitas perangkat lunak melalui pengembangan bertahap dan umpan balik cepat. Di sini, pengembang bekerja dalam pasangan untuk memastikan kode yang bersih dan teruji.

Langkah-langkah XP:

  • Pair Programming: Dua pengembang bekerja bersama di satu komputer untuk meningkatkan kualitas kode.

  • Test-Driven Development (TDD): Menulis tes terlebih dahulu sebelum menulis kode, memastikan kode berfungsi dengan baik.

  • Frequent Releases: Rilis perangkat lunak dalam siklus pendek untuk mendapatkan umpan balik lebih cepat.

  • Continuous Integration: Integrasi kode secara rutin untuk mendeteksi kesalahan lebih awal.

3. Feature-Driven Development (FDD)

FDD berfokus pada pengembangan perangkat lunak berdasarkan fitur-fitur yang telah ditentukan. Setiap fitur direncanakan, dirancang, dan dikembangkan dalam iterasi yang cepat, dengan penekanan pada kepuasan pelanggan.

Langkah-langkah FDD:

  • Develop an Overall Model: Membuat model awal perangkat lunak.

  • Build a List of Features: Menyusun daftar fitur yang akan dikembangkan.

  • Plan by Feature: Merencanakan dan mendesain fitur secara terpisah.

  • Design & Build by Feature: Membangun dan mengintegrasikan fitur satu per satu.

4. Lean Software Development

Metodologi ini berfokus pada efisiensi dengan mengurangi pemborosan dalam proses pengembangan. Fokus utama adalah meningkatkan kualitas, mempromosikan pembelajaran, dan melakukan eksperimen untuk mengoptimalkan proses.

Langkah-langkah Lean:

  • Eliminate Waste: Menghilangkan elemen yang tidak memberikan nilai tambah.

  • Build Quality: Fokus pada kualitas di setiap tahap.

  • Optimize the Whole: Mengoptimalkan seluruh proses untuk menghindari pemborosan.

  • Promote Learning: Menyediakan waktu untuk eksperimen dan pembelajaran terus-menerus.

5. Adaptive Software Development (ASD)

ASD adalah pendekatan Agile yang lebih awal dan fokus pada pembelajaran yang terus-menerus, bukan mengikuti rencana yang ketat. Prosesnya terdiri dari tiga fase: spekulasi, kolaborasi, dan pembelajaran.

Langkah-langkah ASD:

  • Speculation Phase: Tahap perencanaan awal dan spekulasi.

  • Collaboration Phase: Kolaborasi antar tim dan pemangku kepentingan.

  • Learning Phase: Pembelajaran berkelanjutan untuk meningkatkan produk.

6. Kanban

Kanban adalah sistem visual untuk mengelola dan memantau pekerjaan yang sedang berjalan. Ini memberi gambaran jelas tentang bagaimana pekerjaan bergerak melalui proses dan memungkinkan tim untuk mengidentifikasi kemacetan dengan mudah.

Langkah-langkah Kanban:

  • Visualize the Workflow: Menyusun papan Kanban untuk menunjukkan status setiap tugas.

  • Limit Work in Progress (WIP): Batasi jumlah pekerjaan yang sedang berlangsung untuk mencegah kelebihan beban.

  • Manage Flow: Pastikan alur pekerjaan tetap lancar dan efisien.

  • Make Process Policies Explicit: Tentukan aturan yang jelas untuk setiap langkah dalam proses.

Dengan berbagai metodologi yang ada, kamu bisa memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan project dan tim kamu. Scrum, XP, FDD, Lean, ASD, dan Kanban masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda, namun semuanya bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kualitas pengembangan project dengan Agile Project Management.

Bagi kamu yang ingin menjadi project manager yang handal, sertifikasi seperti PMI Project Management Ready® Certification akan membekali kamu dengan kemampuan dasar manajemen project, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi project. Selain itu, kamu juga akan mempelajari pentingnya etika, komunikasi yang efektif, dan keterampilan kepemimpinan dalam project management.

Program Certihub PM yang ditawarkan oleh Belajarlagi ini bisa jadi pilihan yang tepat untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian sertifikasi PMI Project Management Ready®. Dalam program ini, kamu akan mempelajari berbagai topik terkait manajemen project, seperti pengelolaan waktu, risiko, teknik komunikasi efektif, serta cara menyelesaikan project sesuai anggaran dan jadwal yang ditentukan.

Tunggu apa lagi? Kunjungi Belajarlagi untuk informasi lebih lanjut dan mulailah perjalananmu untuk mendapatkan sertifikasi PMI Project Management Ready® yang akan meningkatkan keahlianmu sebagai seorang project manager!

#
karyawan
#
Personal Development
Belajarlagi author:

Zihan Berliana R

SEO Content Writer dengan 4 tahun pengalaman dalam menulis artikel dalam berbagai bidang, mulai dari news, entertainment, gaming, lifestyle, health, otomotif, edukasi, hingga bisnis. Ia memiliki passion khusus di bidang SEO.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.