Apa Itu Literasi Digital dan Apa Saja Tantangan yang Dihadapi?

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
March 18, 2025
Updated:
March 18, 2025

Apa itu literasi digital? Sederhananya, literasi digital adalah kemampuan kita dalam menggunakan teknologi digital untuk mengakses dan mengelola informasi yang ada. Kita hidup di era digital dan literasi digital menjadi sesuatu yang mesti kita kuasai.

Mengapa hal ini menjadi begitu penting? Bayangkan saja, gen Z yang ada sekarang lahir dengan kondisi serba digital. Tanpa keterampilan digital yang cukup, tentu saja kita akan ketinggalan beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat.

Selain itu, literasi digital tidak hanya bicara tentang kemampuan menggunakan teknologi. Kita juga dituntut untuk bisa bijak dan cermat dalam menggunakannya.

Agar makin memahami apa itu literasi digital, yuk kita pelajari bersama-sama ulasan lengkapnya dari Tim Belajarlagi berikut ini. Cermati dan simak baik-baik, ya!

Apa itu literasi digital?

Literasi digital adalah keterampilan pada individu dalam menggunakan, memahami, hingga mengelola segala bentuk informasi dari platform digital. Cakupan contoh dari penerapan literasi digital pun sangat luas. Mulai dari menggunakan software dan hardware, mengelola data digital, berkomunikasi lewat platform digital, hingga menerapkan keamanan dan privasi di platform digital.

Paul Gilster, seorang jurnalis sekaligus penulis buku Digital Literacy, juga memberikan penekanan penting lain tentang literasi digital. Literasi digital bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan juga kemampuan kita sebagai individu untuk mengevaluasi dan memanfaatkan informasi secara kritis.

Maka, literasi digital pada dasarnya bukan sekadar mengirimkan email, berkomunikasi lewat media sosial, menggunakan AI, ataupun mencari informasi di internet. Kita membutuhkan kesadaran untuk mengoperasikan teknologi secara bijak sekaligus tidak serta merta menerima informasi yang ada tanpa mengolahnya terlebih dahulu.

Sementara, UNESCO mendefinisikan literasi digital sebagai upaya dan kemampuan dalam mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, dan mengevaluasi informasi secara aman lewat teknologi digital. Bahkan, literasi digital punya peran penting di dalam pendidikan guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dari beberapa definisi tadi, kita dapat simpulkan bahwa literasi digital merupakan hal penting yang semestinya dikuasai oleh tiap individu. Apalagi jika kita melihat bagaimana perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Baca juga: Pentingnya Pelatihan Digital di Tengah Melesatnya Teknologi

Apa saja pilar dalam literasi digital?

Berdasarkan pengertian literasi digital tadi, ada empat pilar penting yang mesti kita pahami. Pilar-pilar berikut ini diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang tidak hanya melek digital, melainkan juga secara sadar menggunakannya dengan bertanggung jawab.

  1. Kemampuan digital

Kemampuan digital ini merupakan keterampilan dasar yang kita miliki dalam menggunakan teknologi. Misalnya, bagaimana cara menggunakan komputer, aplikasi, smartphone, dan perangkat digital lainnya. Kemampuan digital adalah gerbang pembuka dalam literasi digital.

  1. Budaya digital

Selanjutnya, budaya digital pada dasarnya melibatkan aktivitas sosial di ruang digital yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Ruang digital memang terkesan lebih bebas dan tidak ada aturan mengikat. Namun, tata krama tetap mesti kita jaga seperti saat ada di dunia nyata.

  1. Etika digital

Pilar ini mengacu pada kemampuan mempertimbangkan dan mengelola etika dalam menggunakan teknologi. Contohnya, bagaimana cara berkomunikasi di media sosial dengan tepat tanpa harus memicu perselisihan. Etika digital menjadi pilar penting untuk menjaga keharmonisan antarpengguna teknologi.

  1. Keamanan digital

Terakhir, keamanan digital mendorong kita sebagai pengguna untuk lebih sadar akan privasi dan perlindungan data pribadi dalam menggunakan teknologi. Kita juga mesti peka pada ancaman tertentu seperti malware. Selain itu, kita sebaiknya memahami pula bagaimana langkah tepat untuk menjaga akun digital kita.

Dengan adanya empat pilar tadi, kita diharapkan mampu mengaplikasikan literasi digital secara sehat dan berkelanjutan. Itu artinya, kita tidak hanya bertindak sebagai pengguna, melainkan secara sadar menjaga ekosistem digital tetap aman dan nyaman.

Baca juga: Strategi Konten Media Sosial: 15 Jenis Konten dan Tujuannya‍

Tantangan dalam literasi digital

Tantangan dalam literasi digital

Literasi digital di Indonesia memang penting, tetapi kita tidak boleh melupakan potensi tantangan yang menghadang. Setidaknya tantangan ini sering menjadi kendala dalam penerapan literasi digital di Indonesia:

Kesenjangan infrastruktur

Pengguna internet di Indonesia memang tinggi. Namun, akses internet sebenarnya masih terbatas dan tidak merata. Hampir semua layanan internet berjalan baik hanya di kota-kota besar. Beberapa daerah yang terpencil bahkan hampir tak mampu dijangkau internet.

Inilah yang nantinya menjadi bibit kesenjangan dalam literasi digital. Orang kota cenderung lebih mudah melek teknologi, sebaliknya orang desa tertatih-tatih beradaptasi dengan teknologi. Jika sudah begini, jangan heran kalau sampai sekarang masih banyak juga masyarakat Indonesia yang gagap dunia digital.

Keterampilan digital yang terbatas

Masih berlanjut dari tantangan kesenjangan, hal tersebut berdampak pula ke kualitas keterampilan digital masyarakat. Orang-orang kota cenderung terbiasa menggunakan aplikasi, mulai dari perbankan, marketplace, layanan kesehatan, dan lain-lain. Sementara, orang desa tak memiliki pemahaman cukup akan teknologi.

Alhasil, berbagai layanan teknologi yang seharusnya mempermudah aktivitas masyarakat justru belum bisa dirasakan dampaknya di pedesaan. Maka, yang perlu diupayakan pemerintahan adalah bagaimana cara meningkatkan keterampilan digital semerata mungkin.

Ketimpangan ekonomi

Literasi digital sebenarnya juga identik dengan kemampuan masyarakat dalam memiliki perangkat teknologi. Misalnya, laptop, komputer, hingga smartphone. Selain itu, ketersediaan internet juga memegang peranan penting. Pertanyaannya, apakah kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia sudah cukup merata untuk mengembangkan literasi digital?

Secara umum, orang-orang yang mempunyai finansial stabil lebih mampu menerapkan literasi digital secara menyeluruh. Ingat, tidak semua masyarakat mampu membeli smartphone atau sekadar menganggarkan uang untuk fasilitas internet.

Baca juga: Apa itu Digitalisasi UMKM? Ini Manfaat dan Cara Membuatnya!

Adanya resistensi terhadap perubahan

Tantangan berikutnya berasal dari sebagian golongan masyarakat Indonesia yang berada di usia senja. Tidak semua masyarakat Indonesia mampu beradaptasi pada perubahan teknologi yang cepat karena alasan usia. Ya, beberapa orang tua enggan belajar literasi digital dengan berbagai macam alasan.

Hal ini kemudian menjadi penghambat berkembangnya literasi digital secara menyeluruh. Padahal, usia tidaklah menjadi batasan untuk belajar.

Kesadaran akan keamanan digital yang kurang

Meskipun sudah melek teknologi sejak dini, ternyata tidak semua masyarakat Indonesia cukup sadar akan pentingnya keamanan digital. Mulai dari malware, phishing, hingga pencurian data. Inilah yang kemudian menjadi penyebab banyaknya penipuan online dan pelanggaran privasi.

Jika kita berpijak kembali pada definisi literasi digital, peningkatan pemahaman akan keamanan digital sebenarnya tidak kalah penting. Kemampuan menggunakan internet harus dibarengi dengan kemampuan untuk menjaga data pribadi.

Kualitas konten digital

Tantangan lainnya adalah tentang konten digital-nya. Kita tidak bisa menyangkal bahwa tidak semua konten yang kita nikmati di platform digital itu berkualitas. Konten digital yang tidak berkualitas turut menyumbang penurunan pemahaman akan literasi digital, lho.

Sebagai pengguna, masyarakat juga mesti sadar akan kualitas asupan kontennya. Jangan sampai mudah terprovokasi atau salah memperoleh informasi gara-gara menikmati konten yang tidak bertanggung jawab.

Bagaimana agar kita bisa lebih bijak dalam berliterasi digital? Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan digital. Dengan pemahaman akan keterampilan yang tepat, kita bisa kok menerapkan literasi digital dengan baik pula.

Belajarlagi menawarkan berbagai kelas yang bisa mengasah skill digital kita, mulai dari Full Stack Digital Marketing, SEO Bootcamp, Social Media Organic Bootcamp, dan Mini Bootcamp lainnya. Kita bisa memilih kelas sesuai kebutuhan dan belajar banyak dari para instruktur berpengalaman.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai masing-masing bootcamp, bisa kita cek langsung di website Belajarlagi, ya!

Tujuan adanya literasi digital

Tujuan literasi digital

Meski banyak tantangannya, kita mesti kembali melihat bahwa literasi digital punya tujuan yang baik, terutama untuk pengembangan sumber daya manusia. Beberapa hal yang menjadi tujuan literasi digital:

  • Meningkatkan akses informasi. Teknologi membuka peluang akses informasi yang tak terbatas. Dengan adanya literasi digital, masyarakat pun lebih mudah mendapatkan informasi lewat penelusuran di internet. Hanya saja, patut diperhatikan mengenai kebenaran dan validasi infonya juga, ya.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan. Literasi digital juga secara tidak langsung akan berdampak ke peningkatan mutu pendidikan. Bagaimana pun juga, pendidikan juga mesti bergerak maju dan adaptif dengan perkembangan teknologi.
  • Meningkatkan keterampilan. Sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi lebih berkualitas jika sudah sadar akan pentingnya literasi digital. Segala jenis pekerjaan tentunya menjadi lebih mudah dan cepat dengan bantuan teknologi.
  • Meningkatkan partisipasi sosial. Kini, partisipasi sosial tidaklah harus berupa perkumpulan besar di tempat tertentu. Lewat media sosial, masyarakat Indonesia sudah bisa membangun gerakan yang positif yang memupuk kebersamaan.

Baca Juga: Staging: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Penggunaannya‍

Manfaat literasi digital

Secara umum, manfaat literasi digital jelas mempermudah segala aktivitas dan pekerjaan manusia. Kita merasakan banyak kemudahan akibat adanya literasi digital. Sesederhana bisa memesan tiket pesawat secara online, terhubung ke banyak teman sekalipun terpisah jarak, hingga memperoleh informasi lebih cepat.

Jika kita sudah menyadari pentingnya literasi digital secara bijak, kita pun dapat memanfaatkan kemudahan teknologi untuk keperluan karier dan akademik. Bahkan, memahami literasi digital pun sangat penting untuk pengembangan bisnis dalam sebuah perusahaan.

Performa bisnis dapat meningkat dengan adanya program pengembangan karyawan lewat pelatihan. Nah, Corporate Training dari Belajarlagi dapat menjadi partner terbaik perusahaan dalam meningkatkan skill digital para karyawan.

Belajarlagi dapat membantu perusahaan dalam menyusun kurikulum sesuai tujuan dan kebutuhan perusahaan. Beberapa keterampilan digital yang bisa dilatih antara lain digital marketing, social media management, data analytics, SEO, dan masih banyak lagi.

Yuk, tingkatkan skill digital karyawan lewat Corporate Training Belajarlagi! Informasi selengkapnya bisa kita cek di website Belajarlagi, ya.

Dampak literasi digital

Setelah memahami tujuan dan manfaat dari literasi digital, kita bisa cek juga apa saja sih dampaknya di kehidupan kita. Dalam hal ini, kita mesti mencermati dari dua aspek: dampak negatif dan dampak positif.

Dampak negatif

Saat tantangan digital literasi tak bisa terkelola dengan baik, dampak negatif berikut ini rentan muncul:

  • Ketergantungan besar pada internet. Memang betul bahwa internet memberikan kemudahan akses akan informasi. Namun, terlalu bergantung pada internet juga tidak tepat. Terlebih tidak semua informasi di internet bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Penyebaran informasi palsu. Kita pasti sering memperoleh berita hoaks, baik lewat WhatsApp maupun media sosial. Inilah dampak negatif dari penerapan literasi digital yang tidak tepat. Kurangnya pemahaman untuk mengkritisi informasi membuat banyak berita palsu mudah tersebar luas.
  • Kesehatan mental menurun. Penggunaan media sosial secara berlebihan jelas berdampak ke kondisi mental, terutama di kalangan anak-anak muda. Menurut Jonathan Haidt dalam bukunya The Anxious Generation, paparan internet berlebihan rentan menimbulkan gangguan mental seperti anxiety dan depresi.
  • Penipuan. Kurangnya kesadaran akan keamanan dan privasi data membuat banyak pengguna internet mengalami penipuan.

Dampak positif

Meski ada dampak negatif, literasi digital yang terkelola dengan tepat dapat memberikan dampak positif sebagai berikut:

  • Meningkatkan peluang kerja. Dengan perkembangan teknologi, peluang kerja menjadi tidak terbatas. Bahkan, bekerja pun bisa dilakukan dari rumah.
  • Meningkatkan inovasi. Digital literasi sangat mendorong pertumbuhan kreativitas dan inovasi. Mulai dari berbisnis online, membuka jasa layanan sebagai freelancer, kolaborasi proyek, dan lain-lain.
  • Meningkatkan konektivitas secara global. Lewat adanya digital literasi, kita menjadi mudah terhubung meski terhalang oleh jarak yang jauh. Bahkan, kita dapat mengembangkan koneksi secara global dengan lebih mudah.

Baca Juga: Cara Menulis Email untuk Endorse dengan Influencer, Simak Ya!

Semoga informasi seputar literasi digital ini dapat menggugah kesadaran kita akan pentingnya menggunakan teknologi secara tepat dan bijak, ya!

#
Personal Development
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.