Apakah Aku Seorang Critical Thinker?
Kita membuat keputusan setiap hari yang mempengaruhi kehidupan kita.
Entah itu dalam konteks pribadi atau profesional, kita tidak bisa menyangkal akan pentingnya dan perlunya pengambilan keputusan yang baik.
Berpikir kritis (critical thinking) membantu kita menemukan kekurangan, jika ada, dalam proses pengambilan keputusan. Pada akhirnya, kemampuan ini memandu kita mencapai hasil yang lebih baik dengan cara menghilangkan kekurangan tersebut.
Singkatnya, apapun yang kita lakukan, kita harus memiliki ‘bekal’ keterampilan pengambilan keputusan. Untuk itu, kita harus bisa berpikir kritis dan bertindak cepat.
Baca Juga: 7 Daftar Film yang Bisa Melatih Kemampuan Berpikir Kritis
Karakteristik Critical Thinking
Ada banyak sekali definisi berpikir kritis. Pada dasarnya, berpikir kritis merupakan proses secara mandiri untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi untuk memutuskan apa yang harus dipercaya atau bagaimana kita bertindak.
Setelah memahami definisi dan pentingnya critical thinking, sekarang saatnya melihat ke diri kita sendiri apakah kemampuan itu sudah ada di dalam diri kita? Atau, kita masih jauh dari itu?
Coba kita cek kesesuaian sikap kita dengan karakteristik critical thinker berikut:
1. Dapat memahami hubungan antar situasi
Seorang pemikir kritis mampu melihat bagaimana berbagai situasi saling terkait dan bagaimana satu peristiwa dapat mempengaruhi yang lain. Misalnya, mereka dapat memahami bagaimana perubahan kebijakan perusahaan dapat mempengaruhi produktivitas karyawan dan kepuasan pelanggan.
2. Mampu menemukan pentingnya dan relevansi suatu argumen serta ide
Mereka dapat menilai apakah sebuah argumen atau ide penting dan relevan dalam konteks tertentu. Mereka bisa memilah mana informasi yang benar-benar berdampak dan mana yang kurang signifikan, sehingga dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
3. Mencoba memeriksa suatu fakta atas sebuah masalah, daripada menerima begitu saja
Pemikir kritis tidak menerima informasi begitu saja tanpa verifikasi. Mereka cenderung memeriksa fakta dan mencari bukti sebelum membuat kesimpulan atau mengambil tindakan. Ini membantu mereka menghindari kesalahan karena informasi yang tidak akurat.
4. Melakukan pendekatan terhadap masalah dengan cara yang konsisten dan sistematis
Mereka menggunakan metode yang terstruktur untuk memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan mengembangkan solusi. Pendekatan sistematis ini membantu memastikan bahwa semua aspek masalah dipertimbangkan.
5. Memiliki pembenaran atas asumsi, keyakinan dan nilai yang mereka punya
Pemikir kritis memahami dan dapat menjelaskan alasan di balik asumsi, keyakinan, dan nilai mereka. Mereka tidak hanya mengikuti keyakinan secara membabi buta, tetapi memiliki dasar yang kuat untuk setiap pandangan yang mereka pegang.
6. Bisa mengidentifikasi dampak dari pernyataan tertentu
Mereka mampu melihat konsekuensi dari pernyataan atau tindakan tertentu, termasuk dampak jangka panjang dan implikasi yang mungkin tidak langsung terlihat. Ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijaksana dan berwawasan jauh ke depan.
7. Mampu menempatkan diri mereka di posisi orang yang memiliki pandangan berlawanan
Pemikir kritis bisa memposisikan diri mereka pada sudut pandang orang lain, terutama mereka yang memiliki pandangan berbeda. Ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami argumen lawan dan menemukan titik temu atau solusi yang lebih inklusif.
8. Sadar bahwa pemikiran bisa salah ataupun bias
Mereka menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, termasuk pemikiran mereka sendiri. Kesadaran akan potensi kesalahan dan bias membantu mereka tetap terbuka untuk koreksi dan perbaikan.
9. Berani mengajukan pertanyaan
Mereka tidak takut untuk bertanya, bahkan jika pertanyaan tersebut dapat mengganggu kenyamanan mereka atau orang lain. Pertanyaan yang kritis dan mendalam sering kali diperlukan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.
10. Berusaha mencari jawaban atau penjelasan tanpa bias
Pemikir kritis berusaha keras untuk menemukan jawaban yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh prasangka pribadi. Mereka berusaha untuk melihat fakta dan bukti secara netral.
11. Terbuka untuk mengubah pandangan
Mereka terbuka untuk mengubah pandangan mereka jika ada bukti yang kuat dan valid yang menunjukkan bahwa keyakinan mereka sebelumnya salah. Fleksibilitas ini penting untuk pertumbuhan intelektual dan pemahaman yang lebih baik.
12. Menerima kritik dari orang lain
Critical thinker menyadari bahwa argumen adalah proses kolaboratif untuk mencari kebenaran Mereka menerima kritik dengan sikap terbuka dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Mereka juga memahami bahwa diskusi dan debat adalah bagian dari proses kolaboratif untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan lebih benar.
13. Menghindari pemikiran hitam-putih yang penuh ambiguitas dan ketidakpastian
Pemikir kritis menghindari melihat dunia dalam istilah hitam-putih atau absolut. Mereka menyadari bahwa banyak situasi yang kompleks dan penuh dengan nuansa, dan mereka nyaman dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang mungkin ada.
Baca Juga: Mengapa Critical Thinking Itu Penting?
Contoh Penerapan Critical Thinking dalam Kehidupan Nyata
Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana critical thinking dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, berikut adalah sebuah studi kasus:
Studi Kasus: Pengambilan Keputusan di Tempat Kerja
Seorang manajer di sebuah perusahaan teknologi menghadapi masalah penurunan produktivitas tim. Alih-alih segera mengambil tindakan berdasarkan asumsi awal, manajer tersebut memutuskan untuk menerapkan critical thinking dalam proses pengambilan keputusan.
Mengumpulkan Data
Manajer mengumpulkan data mengenai kinerja tim, termasuk metrik produktivitas, umpan balik dari anggota tim, dan kondisi kerja.
Menganalisis Informasi
Data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan produktivitas.
Mencari Perspektif Lain
Manajer meminta masukan dari anggota tim dan kolega lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda mengenai masalah tersebut.
Mengembangkan Hipotesis
Berdasarkan analisis dan masukan yang diterima, manajer mengembangkan beberapa hipotesis mengenai penyebab penurunan produktivitas, seperti beban kerja yang berlebihan atau kurangnya pelatihan.
Mengujinya
Manajer menguji hipotesis dengan menerapkan beberapa perubahan, seperti menyesuaikan beban kerja dan menyediakan pelatihan tambahan.
Mengevaluasi Hasil
Setelah beberapa waktu, manajer mengevaluasi hasil dari perubahan yang diterapkan untuk menentukan apakah produktivitas tim meningkat.
Baca Juga: Cara Mulai Berpikir Kritis dengan Tidak Mudah Percaya
Berpikir kritis adalah sebuah perjalanan, tidak terjadi begitu saja. Untuk memiliki kemampuan ini memang tidak mudah dan selalu ada ruang untuk perbaikan. Tapi, satu hal yang harus disadari, berpikir kritis kini menjadi keterampilan dan kemampuan yang wajib. Khususnya di tengah banyaknya informasi yang salah (misinformasi) sekarang.
Kita juga harus menyadari, tidak ada seorang pun yang akan selalu berpikir kritis. Terkadang, kita berpikir dengan cara apa pun. Misalnya, ketika kita merasa marah, sedih atau terlalu gembira.
Di sisi lain, karena kemampuan berpikir kritis kita bervariasi sesuai dengan pola pikir saat ini, kita dapat terus belajar meningkatkannya. Kita dapat coba menerapkannya di kegiatan rutin kita dan semua masalah yang muncul dengan sendirinya.
Sumber:
https://www.skillsyouneed.com/learn/critical-thinking.html
https://thinkingispower.com/are-you-a-critical-thinker/
https://www.findcourses.co.uk/inspiration/articles/how-to-improve-critical-thinking-9900