Seorang digital marketer akan sering dihadapkan dengan berbagai jenis pertanyaan, data dan tantangan. Kita harus memonitoring kinerja campaign brand yang sedang kita pegang, membuat konten sesuai dengan trend hingga menimbang berbagai opsi kreatif.
Rangkaian to do list ini menuntut kita untuk membuat keputusan cepat dan efektif yang pastinya akan mempengaruhi perusahaan atau organisasi secara jangka pendek maupun panjang.
Tanggung jawab tersebut menyebabkan digital marketer harus memiliki satu keterampilan yang sama pentingnya dengan kemampuan menguasai hal-hal teknis. Yaitu, berpikir kritis (critical thinking).
Critical thinking dalam konteks digital marketing adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan keahlian marketing dalam bentuk T-shaped (punya keahlian di satu sampai tiga aspek digital marketing). Dalam definisi yang lebih umum, critical thinking berbicara tentang membuat penilaian atau keputusan yang jelas dan masuk akal.
Semakin baik kita dapat menerapkan critical thinking, maka semakin besar juga kemungkinan kita untuk dapat mengidentifikasi situasi yang sedang terjadi. Dampaknya, kita bisa menjadi digital marketer yang adaptif dan selalu relevan.
Baca Juga: Cara Menjadi Digital Marketing untuk Pemula
Pentingnya Critical Thinking untuk Digital Marketers
Profesi digital marketer tidak bisa terlepas dari tuntutan untuk membuat kampanye kreatif. Hal ini akan dengan mudah tercapai ketika kita memiliki ide kreatif.
Apabila kita coba tarik ke hulu, gagasan-gagasan kreatif dan out of the box bisa muncul ketika kita mampu menganalisis informasi secara tepat melalui proses berpikir kritis.
Critical thinker, atau seseorang dengan kemampuan berpikir kritis, cenderung memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan solusi kreatif. Hasil akhirnya, mereka dapat menciptakan pesan yang kreatif dan menarik untuk di-share banyak orang.
Berpikir kritis itu penting dalam digital marketing akan membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih baik. Sebab, kita akan ‘diajak’ untuk mengidentifikasi solusi paling efektif untuk menghadapi masalah yang dihadapi.
Tanpa memiliki kemampuan berpikir kritis, digital marketer akan sulit untuk memberikan argumen kuat atas suatu inisiatif yang ingin mereka lakukan.
Baca Juga: Perbedaan Creative Thinkning vs Critical Thinking
Aplikasi Critical Thinking di Digital Marketing
Dalam bidang digital marketing, sebenarnya kita sering kali dituntut untuk mengaplikasikan critical thinking. Misalnya, ketika kita mencoba menganalisa mengapa reach sebuah postingan di Instagram saat siang hari tidak sebaik pada malam hari. Atau, di saat kita harus membuat skala prioritas secar rasional antara Search Engine Optimization (SEO) atau Search Engine Marketing (SEM).
Berpikir kritis yang kuat akan membantu digital marketer dalam membuat penilaian masuk akal, logis dan memikirkan secara detail setiap keputusan. Critical thinking membantu memberikan fakta dan argumen logis untuk mendukung setiap pilihan digital marketer, yang mengarah pada keputusan tepat.
Critical thinking dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk di digital marketing, seperti:
- Mengambil keputusan,
- Evaluasi brand dan konten,
- Menyusun skala prioritas,
- Menyelesaikan suatu masalah,
- Korelasi, dan
- Interpretasi data.
Critical thinking bukanlah konsep yang sulit, namun memang membutuhkan usaha. Cara terbaik adalah dengan mempraktikannya setiap hari. Kita bisa memulai dengan hal-hal kecip seperti mencari petunjuk arah secara manual dibandingkan menggunakan Google Maps atau menganalisis iklan yang lewat di story Instagram.
Kita tidak bisa menjadi seorang critical thinker dalam semalam. Tapi, jika kita berusaha untuk meningkatkan kemampuan ini setiap hari, maka kita akan menjadi lebih mudah dan mudah berpikir kritis. Hingga pada akhirnya, critical thinking menjadi bagian dari kebiasaan kita.
Baca Juga: Mengapa Critical Thinking Itu Penting?
Sumber:
https://www.linkedin.com/pulse/why-critical-thinking-so-important-digital-marketing-oana-gheorghita/