Dunia digital marketing semakin berkembang dan berevolusi lewat aktivasi konten digital. Segala bentuk hiburan dan informasi dapat dicerna lewat konten yang didistribusikan lewat media online serta aplikasi. Pernahkah Teman Belajar tertarik mengembangkannya bagi bisnis?
Kali ini, Tim Belajarlagi akan membawa kamu berpetualang di dunia digital content. Kamu akan mengetahui berbagai jenis konten yang berpeluang bagus bagi kemajuan branding dan identitas yang ingin dibangun oleh bisnis. Yuk, baca selengkapnya lewat artikel di bawah ini!
Apa Itu Konten Digital?
Dilansir dari Optimizely, konten digital adalah berbagai bentuk media yang digunakan untuk membangun hubungan atau engagement dengan audiens dan didistribusikan secara online. Contoh audiens dapat berupa customer maupun pengguna website atau aplikasi.
Semakin banyak bisnis yang menggunakan media digital content, semakin besar pengaruhnya untuk menarik perhatian dan mempertahankan relasi dengan audiens. Tipe konten ini berperan sebagai praktik vital di dunia digital marketing.
Tujuan utama dari pembuatan konten berbasis digital adalah menghasilkan leads baru dan informasi mengenai potential customer dan memperoleh konversi di masa depan. Selama proses berlangsung, kamu juga perlu mengedukasi audiens dengan topik-topik edukatif seputar produk atau jasa.
Jenis-jenis Konten Digital
Data-data dari digital content akan didistribusikan dan tersedia dalam format yang sesuai dengan media masing-masing.
1. Infografik
Merupakan representasi visual dari data atau informasi yang mengubah sudut pandang materi kompleks menjadi lebih menarik serta sederhana bagi pembaca atau penonton. Infografik biasanya berupa chart atau tabel sebagai gambaran sebuah topik.
Dengan mengutamakan aspek visual, konten ini harus mudah dibaca dan dikonsumsi kapan saja. Layouting konten infografik lebih rapi dan sederhana sehingga makin mudah dipahami. Fungsinya sebagai attention grabbers dan sering dipakai untuk menceritakan sesuatu secara ringkas.
2. Video
Jenis konten ini punya daya engagement cukup tinggi dengan menggabungkan gambar bergerak dan audio sebagai sarana bercerita. Berdurasi beberapa menit dan membuka kesempatan bagi kamu untuk membagikan sesuatu secara detail.
Konten video juga memakai elemen grafik, tulisan, serta gambar menarik ketika bermaksud menjangkau audiens. Selain berdurasi panjang, ada juga video pendek yang bertujuan mempertahankan perhatian audiens.
Melalui video pendek, suatu pesan bisa diingat lebih cepat dan memengaruhi aspek reach hingga retention pada konten.
3. Konten long-form
Konten ini menyajikan tulisan atau video berisi informasi mendalam seputar topik yang telah ditentukan. Panjangnya konten disesuaikan dengan objektif topik, tujuan, target audiens, dan scope pembahasan. Dibutuhkan referensi data yang valid bila ingin mengangkat konten ini.
Sepanjang apapun kontennya, konten harus mudah dipahami dan diserap ilmunya dalam waktu singkat.
4. Gambar
Tergolong representasi visual dan fisik dari subjek, objek, atau benda. Hubungan dengan audiens dibangun lewat format fisik maupun digital. Contohnya, foto produk organik atau reusable images.
Sebuah gambar dapat mewakilkan persona brand atau identity. Gambar yang menarik dapat ditautkan link menuju konten lain atau produk tertentu. Bahkan, gambar ditampilkan di media sosial atau situs sebagai bentuk optimasi user experience.
5. Konten audio
Salah satu output audio yang masih mendominasi adalah konten di radio. Audio adalah bentuk komunikasi pasif karena kebiasaan manusia adalah mendengarkannya sambil melakukan aktivitas lain. Kini, konten digital audio lebih fleksibel karena dapat diakses dari berbagai gadget.
Berdasarkan ketentuan tiap aplikasi, konten dapat diunduh untuk didengarkan di masa depan. Audiens dapat mengonsumsi tren masa kini secara efektif.
6. Materi media sosial
Dikutip dari Smart Insight, 63,2% populasi dunia menggunakan media sosial dengan rata-rata 2 jam 23 menit per hari. Kesempatan yang luar biasa untuk mendistribusikan konten digital berupa social media posts. Platform yang dominan digunakan adalah Instagram, X, Facebook, hingga TikTok.
Konten media sosial memungkinkan komunikasi transparan antara brand atau bisnis dengan audiens. Media sosial memberikan informasi mengenai tren terbaru hingga menjelajahi pergantian minat audiens dari waktu ke waktu.
Perusahaan dapat mengakses data dan insight sebagai sarana tracking performa campaign maupun mengidentifikasi tips engagement terbaik.
7. User Generated Content (UGC)
Merupakan jenis konten yang diproduksi dan didistribusikan oleh audiens, fans, atau member komunitas. UGC mendorong kreativitas seorang kreator dalam mempromosikan suatu produk dalam bentuk estetik maupun menarik. Tujuan dari konten ini adalah social proof, yaitu menampilkan pengalaman dari pemakaian produk secara langsung.
UGC juga membantu mengembangkan komunitas dari sebuah brand. Ketika meng-upload konten, kamu bisa menambahkan hashtag untuk meningkatkan performa konten. Awareness dan engagement adalah hasil akhir yang akan dilihat dari UGC.
Baca juga: Cara Menjadi Content Creator dan Apa Saja Tugasnya?
Contoh Konten Digital
Meme
Konten digital ini tentu menjadi konsumsi harian pengguna internet dan media sosial. Didistribusikan dalam bentuk gambar atau video dengan tulisan penuh humor. Referensinya banyak diambil dari pop culture.
Pengguna atau netizen bisa berkreasi dengan mengkombinasikan gambar dan frase jenaka untuk mengekspresikan pendapat maupun dan emosi. Saking eratnya dengan pop culture, meme bersifat relatable dengan kehidupan sehari-hari.
Meme bertugas sebagai pemantik untuk membangun komunitas dan menyasar audiens di lingkup yang sangat luas. Tidak sedikit yang melakukan remake konten meme dan memberikan makna baru.
Blog
Konten digital berikutnya adalah serial materi website yang memperbolehkan penulis membagikan opini atau pengalaman tematik. Tone bahasa yang dipakai lebih informal dan komunikatif sehingga memudahkan audiens merasa relate dengan tulisan blog tersebut.
Blog mengandung beberapa jenis konten online, seperti statistik, artikel, infografis. Anggaplah blog sebagai tempat menulis diary. Walau lebih kasual, isinya dapat dimodifikasi sesuai daya tarik untuk menghasilkan engagement.
Baca juga: Cara Membuat Blog Pribadi untuk Pemula 2024
Newsletter
Newsletter adalah bagian dari email marketing yang memiliki format flyer yang mengandung informasi dan berita yang sudah dikurasi sesuai fakta. Komunikasinya ditujukan kepada segmentasi audiens yang memang berada di dalam sektor bisnis, politik, sosial, dan sebagainya.
Newsletter umumnya berperan sebagai media pemasaran yang membangun brand equity dan hubungan kuat dengan audiens. Isi newsletter selalu up-to-date, valuable, dan penuh penyampaian informasi yang bermanfaat bagi kehidupan.
E-book
Electronic book atau e-book biasanya digunakan oleh brand edukasi. Sifatnya dapat diunduh dalam berbagai format, seperti PDF. Disusun sedemikian rupa berdasarkan bab mengenai topik yang ingin dibahas sesuai niche suatu bisnis atau marketer perusahaan. Walau disebut “buku”, isinya termasuk ringkas dan mengandung poin-poin penting tentang suatu subjek.
E-book dapat ditawarkan secara gratis maupun berbayar. Fungsinya secara umum adalah membangun brand awareness, membantu memberikan solusi atas permasalahan, serta mengedukasi seorang pemula.
Podcast
Termasuk jenis konten audio yang banyak diminati masyarakat dunia. Kreator dan bisnis berlomba-lomba membagikan value melalui kompilasi obrolan berbobot bersama host serta guest star.
Podcast terbagi lagi menjadi niche yang edukatif atau entertaining. Podcast biasanya memberikan akses melalui aplikasi streaming gratis dan berbayar.
Live streaming
Berupa siaran langsung dari suatu event atau agenda pemasaran yang dibuat oleh perusahaan. Live streaming banyak membutuhkan kreator atau talent di platform media sosial. Selain menyediakan konten film atau dokumenter, streaming platform dapat memfasilitasi live streaming.
Tujuan live streaming adalah terjadinya kenaikan trust dan engagement dari audiens. Contoh konten ini juga membuka peluang monetisasi dari akun media sosial mulai dimulai jumlah followers tertentu.
Baca juga: 15+ Contoh Konten Menarik di Youtube, TikTok, Instagram, X
Manfaat Konten Digital
Berdasarkan report dari Semrush, 97% marketer menggunakan content marketing sebagai bagian dari strategi bisnis. Sedangkan, 66% dari perusahaan telah menemukan strategi konten paling ideal untuk mereka.
Strategi konten bukan hanya soal kualitasnya saja, namun kesesuaian terhadap tujuan dan dampaknya secara jangka panjang.
1. Potensi tingginya reach dan engagement
Kamu dapat menjangkau audiens lebih luas dan mendapatkan engagement lebih besar. Apalagi, bila kamu mendistribusikan konten secara multichannel. Dampaknya akan dirasakan oleh data traffic dan conversion rate.
Reach dan engagement juga berasal dari retensi atau kembalinya audiens yang sudah engaged secara berulang.
2. Strategi marketing lebih terarah
Konten digital memperbolehkan kamu menargetkan audiens secara spesifik sesuai demografi, interest, dan behavior. Hal ini dapat dilihat dari isi dan kualitas konten itu sendiri.
Konten seperti ini justru menyasar ke orang-orang, waktu, dan lokasi yang tepat. Bila diolah menjadi campaign, prosesnya akan lebih efektif dan bisa fokus pada optimasi yang lebih penting.
3. Hasilnya terukur
Kolaborasi antara platform dan konten digital akan menghasilkan report atau insight terukur. Gunakan tools untuk tracking sekaligus menganalisis hasil dari tiap konten yang sudah diunggah.
Melalui angka-angka yang merepresentasikan hasil teknis konten, kamu akan memperoleh informasi seputar konten yang lebih menarik perhatian atau monoton.
Performa konten dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai strategi konten berikutnya. Perlu memperbanyak distribusi melalui channel yang mana? Apakah konten lucu lebih cocok dengan persona bisnisku? Data akan menjawab!
4. Debut di search engine
Selain menaikkan reputasi, digital content mampu mengkatrol pencarian suatu bisnis di search engine results page (SERP). Dengan begitu, produk atau jasa lebih mudah dikenal oleh customer potensial. Masuklah mereka ke traffic di platform tertentu kemudian berperan pada kenaikan sales.
Search engine adalah sistem yang mengapresiasi konsistensi. Bisnis yang populer secara digital akan memperbaiki ranking website lewat traffic organik.
5. Cost-effective
Tentu ada banyak praktik digital marketing. Konten digital dianggap cost-effective karena membutuhkan ide dan eksekusi yang dicocokkan dengan kebutuhanmu bagi suatu brand.
Kamu tidak perlu mencetak materi poster atau menyebarkan leaflet di jalan. Butuh satu klik saja untuk menyebarkan konten-konten terbaikmu. Kini, sudah banyak tools gratis yang bisa kamu gunakan untuk menjadwalkan posting supaya aktivitas digitalmu semakin konsisten.
6. Community building
Konsistensi dapat berbuah dari kemauan audiens menjadi loyal customer. Tidak hanya berinteraksi dengan brand, tetapi juga antar konsumen untuk membagikan pengalaman atau kepuasan dari produk dan jasa terkait.
Komentar dan diskusi lebih dalam adalah bukti bahwa suatu brand dapat memberikan value bagi market-nya.
Baca juga: Apa itu Konten? Ini Jenis-Jenis dan Contohnya Terbaru 2024
Proses Kreatif Konten Digital
Ada tiga tahapan penting untuk menjalankan proses kreatif dari digital content, yaitu:
Riset dan planning
Langkah pertama untuk menghasilkan konten adalah mengumpulkan ide. Mulailah dengan melakukan riset audiens: Siapa targetnya? Apa masalah mereka? Bagaimana konten digital kamu bisa menolong mereka?
Tentukan audiens berdasarkan masing-masing konten yang akan diproduksi. Selain menjawab masalah, apakah fokusnya pada menyediakan hiburan semata?
Riset yang baik akan memunculkan ide konten yang luas beserta subtopik yang memungkinkan. Gunakan tools gratis sederhana, seperti Google Trends atau Answer the Public.
Proses produksi konten
Setelah menemukan topik yang jelas, pilih format yang ingin dipraktikkan pada masing-masing konten. Lanjutkan dengan mengidentifikasi goal dari pembuatan dan distribusinya.
Apakah kamu ingin menambah insight awareness? Konten blog atau tutorial akan membantu. Ingin menghasilkan leads? E-book atau hasil riset bisa kamu rangkum untuk dibagikan gratis lalu dijual secara bertahap.
Setelah ide konten secara detail, ini saatnya membuat content plan. Isinya sudah mencakup segala kebutuhan tentang proses kreatif dan langkah-langkahnya dari awal sampai akhir berupa brief.
Bila ingin membuat konten Instagram Feed, brief berisi ketentuan berikut:
- Tanggal posting
- Kategori content pillar
- Referensi konten
- Copywriting pada graphic atau visual
- Detail mengenai scheduling atau pemakaian fitur Instagram
Sedangkan, konten podcast umumnya memasukkan beberapa kebutuhan di bawah ini:
- Frekuensi episode
- Informasi mengenai guest/tamu
- Topik dan talking points
- Platform untuk hosting
- Alat-alat yang dibutuhkan
- Detail mengenai konsep editing
Distribusi menuju platform dan media
Setelah semua konten telah final, lanjutkan menuju pengunggahan konten ke variasi platform berbeda. Tuliskan hari, tanggal, dan jam upload sejak awal supaya tidak ada jarak aktivasi yang terlalu jauh.
Mengukur performa konten
Proses kreatif tidak berhenti sampai unggahan yang berhasil dibagikan. Ini saatnya melakukan tracking terhadap output konten dan mengecek pencapaiannya. Kamu perlu membandingkan hasilnya dengan goal yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Bila belum mencapai KPI, evaluasi kemudian cari tahu hal-hal yang perlu dioptimasi melalui konten berikutnya. Catat rencana perbaikan strategi yang bisa terjadi di masa depan.
Salah satu tools yang mudah diakses untuk menganalisis hasil produksi konten digital adalah Google Analytics.
Dos and Don’ts Kreasi Konten Digital
Beberapa tips ini akan membantu mengolah dan mengembangkan strategi konten digital bagi bisnis yang ingin melesat:
Dos:
- Tentukan message dan purpose dari serangkaian campaign atau konten yang ingin dibuat
- Pastikan konten tersebut berkualitas (dari segi isi dan visual) serta engaging
- Lakukan komunikasi dengan audiens untuk menentukan konten yang selaras dengan kebutuhan mereka
- Bereksperimen dengan tipe dan platform konten yang beragam
- Rangkum feedback dari audiens sebagai sarana memperbaiki konten
- Pertahankan konsistensi dengan menyusun editorial calendar, mengatur jadwal publish secara rinci, dan menggunakan brand guideline
Don’ts:
- Hindari plagiarisme. Cukup aplikasikan Amati, Tiru, Modifikasi. Kuncinya adalah berkaca pada produk atau jasa yang ingin ditawarkan
- Jauhi sikap perfeksionis. Bisnis yang bertumbuh bersama konten tentu akan merintis algoritma dan penyesuaian dengan audiensnya dari nol
- Jangan menyerah terlalu awal. Audiens kesulitan menemukan bisnis ketika kamu tidak berupaya untuk eksis dan selalu ada di berbagai platform konten
Kesimpulan
Menyusun konten digital tidak berhenti sampai produksi dan distribusi saja. Dibutuhkan kreativitas dan kemampuan menentukan platform terbaik demi memasarkan produk serta jasa secara tepat sasaran. Untuk mendapatkan performa terbaik, dibutuhkan riset mendalam, analisis, serta evaluasi agar konten yang relevan mendapatkan animo dari audiens.
Sekarang, menyusun konten berbasis digital tidak perlu membuat kamu merasa pusing sendiri. Serahkan kepada Belajarlagi Digital Agency menyediakan jasa end-to-end di bidang digital marketing. Lebih dari 500 bisnis telah mempercayakan pertumbuhan bisnisnya bersama Belajarlagi. Konsultasikan kebutuhanmu sekarang juga!
Sumber:
https://blog.gainapp.com/what-is-digital-content-here-are-5-common-types-of-content/
https://www.optimizely.com/optimization-glossary/digital-content/