Long Tail Keyword: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
July 26, 2024
Updated:
July 26, 2024

Setelah memahami apa itu keyword, dalam SEO, long tail keyword adalah kunci penting dalam penulisan konten atau artikel. Saat melakukan riset kata kunci, kamu mesti mempertimbangkan penggunaan keyword lebih panjang. Pasalnya, kata kunci panjang berpotensi menaikkan ranking konten di mesin pencari, lho.

Secara umum, volume pencarian long tail keyword memang jauh lebih rendah daripada short tail keyword. Namun, bukan berarti kata kunci yang lebih panjang ini tidak penting. Justru karena sifatnya lebih spesifik, audiens pun dapat memperoleh informasi yang lebih akurat.

Untuk kamu yang sedang belajar tentang SEO, berikut ini adalah ulasan mengenai long tail keyword yang bisa kamu cermati. Tim Belajarlagi sudah menyusunnya serinci mungkin, mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, hingga bagaimana cara membuat long tail keyword. Simak, ya! 

Apa itu long tail keyword?

Melansir dari Semrush, long tail keyword adalah jenis kata kunci dengan permintaan pencarian yang lebih spesifik dan biasanya punya volume pencarian lebih rendah. Meski audiens yang mencari kata kunci spesifik tersebut tidak banyak, persentase pencariannya bisa cukup tinggi jika digabungkan.

Selain itu, sifat keyword yang lebih spesifik juga lebih berpotensi menghasilkan konversi daripada short tail keyword. Entah itu berupa pengisian formulir, pendaftaran, menghubungi brand, sampai pembelian.

Nah, audiens yang menggunakan kata kunci tipe ini biasanya mempunyai gambaran lebih spesifik mengenai apa yang hendak dia cari. Misalnya, seseorang ingin membeli baju olahraga. Daripada hanya mengetik “baju olahraga”, audiens cenderung mengetik “baju olahraga wanita”, “baju olahraga wanita ternyaman”, “baju olahraga hijab friendly”, dan lain-lain.

Menggunakan long tail keyword dalam pembuatan konten nantinya akan sangat membantu untuk meningkatkan ranking dalam mesin pencari, lho. Oleh sebab itu, pertimbangkan menentukan long tail keyword tertentu saat kamu hendak menulis artikel.

Perbedaan short tail keyword dengan long tail keyword

Sebelum menggunakan long tail keyword, kamu biasanya harus menentukan dulu short tail keyword-nya. Sederhananya, long tail keyword memang merupakan frasa-frasa turunan dari keyword umum dan bersifat lebih detail.

Agar lebih jelas, berikut beberapa perbedaan antara short tail keyword dan long tail keyword:

perbedaan long tail keyword vs short tail keyword

Baca juga: Simak Cara Jitu Agar Konten Tampil di Halaman Pertama Google Berikut Ini!

Apa saja tujuan dan manfaatnya?

Secara umum, tujuan penggunaan long tail keyword adalah untuk menyempurnakan strategi SEO demi memperoleh peringkat atas di Google. Namun, setidaknya ada empat manfaat atau tujuan yang mendasari mengapa harus menggunakan long tail keyword:

1. Untuk menyiapkan konten lebih bertarget

Long tail keyword memungkinkanmu untuk mencari ide kata kunci yang lebih banyak sekaligus spesifik. Dengan frasa yang lebih panjang dan deskriptif, audiens pun pasti sudah punya fokus tersendiri akan pencariannya. Inilah yang kemudian bisa menjadi fokusmu dalam membuat konten.

Adanya long tail keyword mendorongmu menyusun dan menyiapkan konten yang lebih tertarget. Isi dan bentuk kontennya pun bisa kamu buat lebih relevan buat audiens. Dengan begitu, kemungkinan terjadinya konversi ataupun pembelian juga lebih tinggi.

2. Berpotensi punya ranking lebih tinggi

Kata kunci yang terlalu umum biasanya punya banyak pesaing. Itu artinya, butuh waktu cukup lama untuk melihat hasil dari optimasi SEO-nya. Saking banyak dicari audiens, penggunaan short tail keyword sering kali menyulitkan dalam upaya menaikkan ranking di Google.

Berbeda dengan long tail keyword yang sifatnya adalah “kurang populer”. Persaingannya tidak begitu tinggi dan kata kuncinya pun lebih spesifik. Maka, peluang untuk berada di peringkat lebih baik di mesin pencari pun jadi terbuka.

3. Lebih hemat untuk PPC

Jika kamu menggunakan PPC (Paid per Click) atau Google Ads dalam strategi digital marketing, long tail keyword bisa membantumu mendapatkan keuntungan lebih banyak. Pasalnya, kata kunci bervolume tinggi seperti short tail keyword umumnya punya biaya per klik yang tinggi. Hal ini berkebalikan dengan long tail keyword.

Dengan persaingan lebih rendah, biaya per kliknya pun lebih kecil. Selain itu, kemungkinan konversinya pun lebih tinggi. Dengan begitu, hasil dari strategi ini bisa jadi jauh lebih baik daripada menggunakan short tail keyword.

4. Traffic naik dan berpotensi jadi konversi

Adanya kata kunci lebih detail membuat audiens pun lebih tertarik sehingga dapat menarik orang-orang tertentu yang hendak melakukan pembelian. Kebanyakan orang yang mencari info dari long tail keyword biasanya sudah paham apa tujuannya melakukan pencarian tersebut.

Selama isi konten relevan dan merupakan solusi bagi pengguna yang mencarinya, kemungkinan besar pasti akan ada konversi atau pembelian. Intinya, penggunaan dan pemakaian long tail keyword yang tepat akan berdampak pula ke penjualan.

bootcamp seo

Biar makin jago membuat konten SEO yang menarik, yuk perdalam skill kamu lewat SEO Bootcamp dari Belajarlagi. Program intensif selama enam minggu ini akan memberikan pengajaran dari fundamental sampai ke praktiknya. Pokoknya cocok deh untuk kamu yang ingin berkarier panjang di bidang SEO.

Untuk informasi lebih lengkap, silakan langsung cek di website Belajarlagi, ya. Jangan sampai ketinggalan mendaftar kelasnya!

Ciri-ciri long tail keyword

Sejauh ini, kamu jadi paham long tail keyword adalah jenis kata kunci yang berperan penting dalam ranking pencarian hingga konversi. Lalu, karakteristik dari kata kunci ini seperti apa sih? Yuk, simak dan pelajari poin-poin berikut ini:

1. Lebih spesifik

Yang jelas, long tail keyword itu bersifat lebih spesifik. Konteks dari kata kunci ini lebih mendetail sehingga dapat menjadi patokan bagi pengguna akan apa yang mereka cari. Maka, hasil yang ditunjukkan pada mesin pencari pun menjadi lebih akurat.

Contoh: kata kunci “ayam goreng kremes terenak” jauh lebih akurat memberikan hasil daripada hanya “ayam goreng”. Saat menggunakan long tail keyword, audiens akan digiring ke berbagai pilihan halaman website yang lebih relevan ke mereka.

2. Jumlah kata lebih banyak

Short tail keyword biasanya hanya berupa kata kunci pendek yang terdiri dari dua kata. Sesuai namanya, long tail keyword tentu saja lebih panjang dan sifatnya tidak seumum kata kunci kebanyakan.

Jumlah kata pada long tail keyword biasanya tiga kata atau lebih. Tujuannya agar maksud dari pencarian pun bisa lebih tepat. Long tail keyword juga sering didapatkan dari perpanjangan keyword umum dengan penambahan kata-kata lebih spesifik.

3. Search volume rendah

Ciri yang paling jelas dari kata kunci jenis ini adalah volume pencariannya yang rendah. Pasalnya, pengguna yang mencari long tail keyword memang tidaklah sebanyak keyword umum. Meski lebih sedikit, tujuan dari pencarian tersebut justru lebih jelas.

Jika kamu ingin memperoleh traffic berkualitas dari audiens, maksimalkan penggunaan long tail keyword ini. Orang-orang yang mengunjungi website dengan mengetik long tail keyword pastilah ada dorongan untuk melakukan suatu tindakan, misalnya pembelian.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Tools SEO Gratis dan Berbayar (Terbaru 2024)

Contoh long tail keyword

Biar makin mempunyai gambaran lebih jelas mengenai apa itu long tail keyword, coba deh simak contoh-contohnya berikut ini:

  • Rekomendasi penginapan murah di Bandung
  • Rekomendasi makanan korea di Jakarta
  • Tempat wisata terbaik di Malang
  • Kursus digital marketing online terbaik
  • Rekomendasi laptop untuk desainer grafis
  • Restoran vegetarian di Surabaya
  • Merek sepatu lari terbaik
  • Menu diet yang rendah kalori

Bagaimana cara menentukan long tail keyword?

Menentukan long tail keyword memang tidak bisa sembarangan. Sama halnya seperti keyword yang sifatnya umum, butuh proses dan riset tertentu dalam menentukannya. Bahkan setelah menemukannya, kamu harus dapat menaruhnya secara tepat di dalam artikel atau konten.

Berikut beberapa langkah singkat untuk memilih dan menentukan long tail keyword yang tepat untuk artikel SEO:

1. Gunakan auto suggest dari mesin pencari

Cara paling mudah untuk memilih long tail keyword adalah dengan memanfaatkan auto suggest yang sering muncul pada mesin pencari seperti Google. Ketika kamu mengetikkan satu atau dua frasa kata kunci, biasanya Google akan memberikan rekomendasi frasa-frasa lain yang mirip.

auto suggest

Kamu dapat juga mencari long tail keyword dari “related search” dan “people also ask” pada Google. Kata-kata kunci pada dua hal tersebut biasanya merupakan hal-hal yang paling sering dicari oleh audiens. Nah, kamu dapat menggunakan frasa-frasa tersebut sebagai long tail keyword.

people also ask

2. Lakukan riset di keyword research tools

Seperti disebutkan sebelumnya, riset menjadi hal terpenting dalam memilih long tail keyword. Maka, gunakanlah keyword research tools untuk melakukannya. Kamu bisa memakai tools yang sudah umum seperti Ahrefs ataupun Google Keyword Planner.

Pastikan frasa dalam kata kunci yang hendak kamu pilih setidaknya memang benar-benar dicari audiens. Sekalipun volumenya tidak sebesar short tail keyword, tetap saja long tail keyword ini bersifat spesifik dan pasti dibutuhkan audiens. Jangan lupa untuk mengecek tingkat kesulitan kata kunci sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun konten.

Baca juga: 10+ Keyword Tools Gratis dan Berbayar, SEO Specialist Harus Tahu!

3. Lakukan analisis di website

Andai kamu punya akses ke hasil pencarian pada suatu situs, coba cermati kueri apa saja yang sering digunakan pengguna pada laman tersebut. Kueri tersebut dapat menjadi gambaran mengenai hal apa saja yang biasa dicari pengguna. Dari situ, kamu bisa belajar mengenai kebutuhan-kebutuhan audiens.

Cermati, pertanyaan spesifik apa yang sering audiens lontarkan. Frasa spesifik apa yang banyak muncul. Melakukan analisis di website seperti ini bukan hanya bagus untuk memilih long tail keyword, tetapi juga untuk menyiapkan konten paling relevan bagi pengguna.

4. Masukkan kata tambahan ke short tail keyword

Cara lain yang cukup mudah dalam memilih long tail keyword adalah dengan menambahkan kata-kata tambahan pada frasa keyword umum. Kata-kata tambahan tersebut harus yang spesifik dan lebih detail. Biasanya kata-kata tersebut juga memuat sesuatu yang dicari audiens.

Katakanlah kamu mempunyai kata kunci “harga totebag”. Dari frasa tersebut kamu dapat tambahkan detail seperti “bahan canvas”, “besar”, dan lain-lain. Maka, contoh long tail keyword yang bisa kamu gunakan misalnya “harga totebag berbahan canvas”, “harga totebag ukuran besar”, dan seterusnya.

Baca Juga: Artikel SEO Friendly: Ciri-Ciri dan Cara Membuatnya

Kesimpulan

Long tail keyword adalah jenis kata kunci yang tidak kalah penting dari keyword umum. Dengan volume pencarian lebih rendah, penggunaan keyword jenis ini dapat berpotensi mendatangkan konversi lebih banyak. Pasalnya, sifat keyword yang lebih spesifik berperan penting dalam mendatangkan pengguna yang lebih tertarget pula.

Dalam praktiknya, long tail keyword juga sangat cocok untuk strategi PPC karena biayanya lebih murah. Andai kamu ingin memperoleh konversi dengan hasil penjualan yang signifikan, pertimbangkan menggunakan long tail keyword dalam pembuatan konten atau artikel, ya.

#
SEO
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.