Pelatihan soft skill merupakan elemen terpenting dalam pengembangan karyawan. Dengan mengasah soft skill, karyawan dapat turut meningkatkan kinerja selama bekerja. Oleh sebab itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memfasilitasi pelatihan tersebut buat para karyawan.
Pada dasarnya, soft skill tidak kalah penting daripada hard skill, lho. Kecakapan dalam berbagai hard skill mesti diimbangi dengan soft skill yang baik pula. Misalnya, cara berkomunikasi, pemecahan masalah, beretika dalam kerja, dan lain-lain.
Lalu, seperti apa dan bagaimana peran perusahaan dalam menyiapkan pelatihan soft skill buat karyawan? Tim Belajar Lagi sudah menyusun informasinya secara lengkap melalui artikel berikut ini. Simak, ya!
Pengertian pelatihan soft skill
Melansir dari Indeed, pelatihan soft skill sebenarnya merupakan bentuk program dari perusahaan yang berfokus pada pengembangan kompetensi non-teknis. Perusahaan biasanya melakukan pelatihan semacam ini guna mendukung kesuksesan karier para karyawan. Contoh yang paling umum adalah sebagai persiapan untuk promosi jabatan.
Soft skill sendiri didefinisikan sebagai karakteristik dan kepribadian yang mencakup aspek pribadi, sosial, pengelolaan diri, hingga komunikasi. Beberapa contoh dari soft skill antara lain:
- Berpikir kritis
- Empati
- Adaptasi
- Manajemen waktu
- Integritas
- Manajemen risiko
- Kepemimpinan
Pada akhirnya, berbagai soft skill tadi sangat membantu seseorang dalam menjalin relasi dengan orang lain. Dengan mengembangkan soft skill, seseorang akan bisa membangun kehidupan lebih baik dari berbagai aspek.
Nah, soft skill itu sifatnya mesti diasah dan dikembangkan. Maka, perlu ada program pelatihan yang memang sudah terencana untuk membantu karyawan meningkatkan soft skill. Perusahaan biasanya memiliki topik pelatihan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan karyawannya.
Benefit dari pelatihan soft skill
Secara umum, soft skill training memberi manfaat bagi perusahaan maupun karyawan. Jika karyawan dan manajemen memiliki soft skill yang baik, kemungkinan besar suasana kerja dalam perusahaan positif.
Oleh sebab itu, banyak perusahaan memiliki program soft skill training yang komprehensif bagi karyawan. Program tersebut bahkan dijalankan secara rutin untuk semua karyawan dari berbagai level. Mulai dari staf, leader, manajer, hingga direktur.
Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai keuntungan perusahaan dalam menjalankan soft skill training:
Menciptakan lingkungan kerja yang baik
Beberapa keterampilan dalam soft skill sangat erat hubungannya dengan bagaimana individu menjalin hubungan dengan orang lain. Misalnya, komunikasi, empati, dan bersosial. Secara tidak langsung, penerapan keterampilan soft skill pun akan menjadikan lingkungan kerja menjadi lebih kondusif.
Misalnya, karyawan akan terbiasa memecahkan masalah secara bersama-sama daripada sekadar saling menyalahkan. Bisa juga karyawan menjadi lebih adaptif terhadap segala perubahan sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kinerja.
Jadi, jelas ya bahwa lingkungan kerja yang baik sebenarnya juga sangat bergantung pada bagaimana perilaku dan pola pikir karyawannya. Makin terasah soft skill-nya, makin nyaman pula bekerjanya.
Menguatkan visi dan misi perusahaan
Makin kuat visi dan misi perusahaan sebenarnya tidak bisa lepas dari kepemimpinan yang ada dalam bisnis tersebut. Itu artinya, para pemimpin di dalam perusahaan pasti punya kualitas soft skill yang baik pula.
Maka, pelatihan soft skill bagi karyawan sejatinya juga untuk menyiapkan calon-calon pemimpin yang unggul di masa depan. Tanpa adanya pelatihan tersebut, rasanya perusahaan mustahil bisa menguatkan visi ataupun nilai-nilai bisnis yang ada.
Menaikkan performa bisnis perusahaan
Menguasai soft skill mendorong karyawan untuk lebih aktif dan kreatif dalam bekerja. Inovasi dan ide-ide bisa keluar dari karyawan dan mendorong perkembangan bisnis yang cukup signifikan. Ini akan menjadi makin baik ketika muncul pula kolaborasi baik antar karyawan.
Pada akhirnya, soft skill training tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, melainkan juga perusahaan. Bagaimana pun juga, perusahaan pun mendapatkan keuntungan dari performa bisnis yang naik. Jika konsisten dilakukan, training semacam ini pastinya kian memajukan perusahaan hingga tahun-tahun mendatang.
Bersiaplah untuk Menghadapi Tantangan Digital dengan Belajarlagi Di era digital ini, penting bagi tim Anda untuk selalu update dengan keterampilan terkini. Belajarlagi menawarkan pelatihan karyawan yang komprehensif dan praktis, memastikan tim Anda siap menghadapi setiap tantangan. Pelajari lebih lanjut dan daftarkan tim Anda sekarang!
Bagaimana membangun pelatihan soft skill
Agar pengembangan soft skill karyawan berjalan maksimal, perusahaan mesti melakukan perencanaan terhadap program training. Pelatihan tersebut sifatnya berkelanjutan dan diikuti oleh setiap karyawan, baik level staf maupun manajer.
Ingat, soft skill punya hanya harus dimiliki para pemimpin, ya. Setiap karyawan harus mengasah soft skill-nya untuk pencapaian dan prospek karier yang lebih baik. Menurut Indeed, berikut beberapa cara untuk membangun pelatihan soft skill yang baik buat karyawan:
1. Identifikasi kebutuhan karyawan
Sebelum melakukan pelatihan soft skill, perusahaan sebaiknya mengerti dan memahami dulu area mana yang karyawan butuhkan. Ruang lingkup soft skill begitu luas, jangan sampai karyawan malah mendapatkan training yang kurang relevan.
Guna mengidentifikasi kebutuhan karyawan secara tepat, perusahaan bisa melakukan assessment terlebih dahulu ke karyawan. Dalam penilaian tersebut, karyawan diminta merefleksikan keterampilan apa saja yang sudah mereka miliki. Bisa pula mengajukan pertanyaan tentang tugas atau pekerjaan apa yang menurut mereka paling menantang.
Dari situ, karyawan dapat secara mandiri merangkum pertumbuhan karier seperti apa yang ingin mereka capai. Penilaian tersebut juga akan membantu perusahaan dalam memetakan pelatihan karyawan.
Selain melalui assessment, perusahaan dapat pula mengkonfirmasi kebutuhan karyawan melalui para manajer. Evaluasi rutin dari manajer bisa juga menjadi gambaran mengenai soft skill seperti apa yang dibutuhkan karyawan.
2. Minta masukan dari para manajer
Manajer menjadi sosok yang semestinya paling memahami akan perkembangan karyawan. Perusahaan dapat meminta masukan atau pandangan manajer terkait ada tidaknya kesenjangan soft skill pada anak buahnya.
Para manajer bisa memberikan kompetensi lebih mendalam mengenai apa yang kurang dalam tim mereka. Selain itu, manajer dapat pula meminta jenis soft skill training tertentu ke perusahaan guna menunjang performa dan kinerja tim agar lebih baik.
Tugas perusahaan adalah merangkum hasil assessment karyawan serta evaluasi dari para manajer. Satu karyawan dengan karyawan lainnya bisa jadi tidak akan mengikuti jenis pelatihan yang sama. Agar tidak salah sasaran, perusahaan harus benar-benar mencermati proses ini.
3. Putuskan sumber tenaga untuk pelatihan
Setelah ada gagasan dan wawasan jelas mengenai kondisi dan kebutuhan karyawan, langkah perusahaan selanjutnya adalah mengevaluasi sumber daya yang dimiliki. Apakah tenaga yang sudah ada mampu memfasilitasi pertumbuhan semua karyawan?
Misalnya, ada dua opsi untuk melakukan pelatihan soft skill: menggunakan tenaga eksternal dan tenaga internal. Jika perusahaan mempunyai sumber daya profesional yang sudah kompeten dan mencukupi, maka pelatihan secara mandiri bisa diselenggarakan.
Namun, lain halnya dengan perusahaan yang mengalami keterbatasan sumber daya untuk penyelenggaraan pelatihan. Perusahaan tersebut membutuhkan sumber daya dari pihak eksternal untuk memberikan materi-materi tentang soft skill. Dalam hal ini, perusahaan juga akan mempertimbangkan soal biayanya.
Belajar Lagi memiliki program Corporate Training yang bisa membantu meningkatkan keterampilan karyawan, terutama dalam hal soft skill. Tujuannya agar budaya kerja dalam perusahaan pun ikut meningkat.
Beberapa materi soft skill dari Corporate Training Belajar Lagi antara lain:
- Komunikasi
- Pemecahan masalah
- Kepemimpinan
- Manajemen stres
- Resolusi konflik
- Public speaking
Belajar Lagi akan membantu perusahaan dalam menyusun kurikulum pelatihan agar tetap sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan cek di website Belajar Lagi, ya!
Baca Juga: Pengembangan Diri untuk Meningkatkan Potensi Karyawan
4. Pertimbangkan memakai Learning Management System
Setelah memutuskan sumber daya yang akan digunakan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan learning management system. Sistem seperti ini membantu menyederhanakan proses kerja HR karena dapat melacak perkembangan belajar karyawan.
Bahkan, beberapa learning management system ikut mendorong karyawan dalam menentukan tujuan karier dan melacak perkembangan dalam pembelajaran soft skill. Dengan begitu, baik karyawan maupun perusahaan merasakan kemudahan dalam pengelolaan pelatihan.
Sistem semacam ini lebih cocok untuk perusahaan kecil dengan karyawan yang tidak terlalu banyak, tetapi belum mampu menjalankan pelatihan secara maksimal. Yang terpenting adalah karyawan dan perusahaan bersama-sama menjalankan program pelatihan secara komprehensif.
5. Buat jadwal pelatihan
Sumber daya sudah ada dan sistem sudah tersusun. Maka, tahapan berikutnya adalah membuat jadwal pelatihan secara menyeluruh. Jadwal ini tidak boleh dibuat sembarangan karena harus dipatuhi demi memperoleh proses pengembangan yang baik.
Perusahaan dapat mempertimbangkan jadwal untuk tanggal pelatihan, penilaian setelah pelatihan, hingga evaluasi diri oleh karyawan. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu mengukur keberhasilan proses pelatihan yang dijalankan.
Memiliki jadwal pelatihan yang jelas dan terprogram membantu perusahaan untuk memantau kemajuan para karyawannya. Selain itu, ini juga menjadi pedoman dalam konsistensi perusahaan dalam mengembangkan karier karyawan.
6. Evaluasi praktik soft skill karyawan
Program soft skill training karyawan tidak hanya berhenti pada pelaksanaannya yang sudah selesai. Setelah pelatihan, karyawan harus mempraktekkan materi soft skill yang didapatkan ke kehidupan pekerjaannya. Perusahaan akan memberi ruang bagi karyawan untuk praktik dan merefleksikan diri.
Manajer dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi dampak soft skill training ke kinerja karyawan. Apakah ada peningkatan kinerja dan hubungan dengan rekan kerja atau tidak. Bahkan, manajer dapat berdiskusi dengan karyawan untuk mengetahui seberapa dalam soft skill yang kini dimiliki.
Evaluasi akan praktik penerapan soft skill dapat pula menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk menentukan materi pelatihan selanjutnya. Bagi karyawan yang tampak paling baik dalam praktik soft skill, bisa jadi ada kesempatan untuk belajar hal lebih banyak.
7. Ambil umpan balik dari karyawan
Untuk menyempurnakan program pelatihan hingga tahun-tahun mendatang, perusahaan harus aktif mengambil umpan balik dari karyawan. Ambil jadwal tertentu untuk mempersilakan karyawan memberikan ulasan atau tanggapan mengenai pelatihan yang selama ini mereka jalani.
Umpan balik semacam ini akan sangat baik dalam proses pengembangan pelatihan soft skill. Perusahaan jadi paham area atau topik mana yang paling bermanfaat bagi karyawan dan mana yang kurang bekerja dengan baik. Selain itu, perusahaan jadi tahu apakah proses berjalannya pelatihan sudah baik atau masih kurang.
Pada akhirnya, keberadaan umpan balik bisa menjadi pedoman dalam penyusunan strategi pelatihan yang baru, pengoptimalan strategi, hingga pendekatan yang lebih baik ke karyawan. Jadi, tahapan ini tidak boleh terlewatkan, ya.
Baca Juga: Pentingnya Kursus Kepemimpinan bagi Karyawan, Apa Saja?
Kesimpulan
Soft skill training menjadi elemen terpenting dalam pengembangan karier karyawan. Dengan mengasah soft skill, karyawan lebih berpotensi untuk mencapai tujuan dan prospek karier lebih baik. Dalam hal ini, perusahaan bertanggung jawab memfasilitasi kebutuhan pelatihan karyawan tersebut.
Sebelum membuat pelatihan, perusahaan harus mengidentifikasi dulu kebutuhan karyawan. Setelah itu, tentukan sumber daya mana yang akan digunakan, apakah dari internal atau eksternal. Evaluasi dan umpan balik dari karyawan akan berguna untuk penyusunan serta pengoptimalan strategi pelatihan berikutnya.