Pengembangan karir dan kompetensi dapat mendorong karyawan untuk terus maju dalam bekerja. Merintis karir bukan hanya sebagai cara untuk memperoleh pendapatan, melainkan juga media untuk berkembang. Demi memperoleh karyawan yang senantiasa berkualitas, perusahaan tentu harus peduli pada proses pengembangan tersebut.
Salah satu langkah yang biasanya perusahaan lakukan untuk meningkatkan performa karyawan adalah melalui pelatihan atau training. Lewat pelatihan, perusahaan dapat menemukan karyawan yang berpotensi mengembangkan karir untuk level pekerjaan yang lebih tinggi. Misalnya, supervisor, manajer, dan lain-lain.
Nah, Belajar Lagi sudah menyiapkan ulasan lengkap mengenai serba-serbi pengembangan karir dan kompetensi buat karyawan. Kamu bisa belajar mengenai pengertian, tahapan, hingga langkah dalam mengembangkan karir. Simak dan cermati baik-baik, ya!
Perbedaan kompetensi dan skill
Mungkin kamu bertanya-tanya, sebenarnya kompetensi itu apa sih? Lalu, apa bedanya kompetensi dengan skill alias keterampilan?
Keterampilan biasanya berhubungan dengan kemahiran seseorang dalam melakukan sesuatu. Sementara, cakupan dari kompetensi lebih mengarah ke perpaduan berbagai kekuatan yang saling terkait.
Kompetensi
Menurut Indeed, kompetensi merupakan seperangkat kemahiran dan kemampuan yang digunakan karyawan untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Karyawan biasanya menggabungkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan dalam mengembangkan karir.
Agar lebih mudah dipahami, bayangkan profesi seorang perawat. Dalam profesi tersebut, keterampilan merawat pasien menjadi kompetensi inti yang harus ada. Di dalamnya kompetensi tersebut, ada juga keterampilan mengukur tekanan darah, mengambil sampel darah, dan lain-lain.
Ada tiga kategori kompetensi, yaitu kompetensi perilaku, kompetensi fungsional, dan kompetensi profesional. Penjelasan dari masing-masing kategori bisa kamu simak pada tabel berikut ini:
Jenis Kompetensi
Penjelasan
Kompetensi perilaku (behavioral competencies)
Sekelompok keterampilan dan kebiasaan individu dalam mengelola kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, ruang lingkupnya adalah kehidupan kerja.
Contoh:
- Komunikasi interpersonal
- Manajemen konflik
- Pengelolaan keuangan pribadi
- Ketahanan diri
- Teknologi
- Pengambilan keputusan
- Mendengarkan secara aktif
Kompetensi fungsional (functional competencies)
Sekelompok keterampilan sehari-hari yang individu gunakan untuk melakukan pekerjaannya (misalnya seperti contoh profesi perawat tadi).
Contoh:
- Pemograman
- Analisis sistem
- Perencanaan akuisisi
- Manajemen nilai
- Perencanaan strategis
- Manajemen pendapatan
Kompetensi profesional (professional competencies)
Sekelompok keterampilan yang mendorong individu lebih sukses dalam pekerjaannya.
Contoh:
- Networking
- Mentorship
- Pengetahuan akan industri
- Kesadaran lingkungan
- Sertifikasi
- Negosiasi
Dalam praktiknya, perusahaan dapat memilih untuk fokus mengembangkan kompetensi karyawan pada area mana. Bisa jadi karyawan yang satu dengan yang lainnya punya kebutuhan kompetensi yang berbeda.
Pelatihan atau training nantinya mesti berdasar pada kebutuhan tersebut, baik dari sisi perusahaan maupun karyawan. Tujuannya tentu agar pengembangan karir dan kompetensi karyawan dapat lebih tepat sasaran.
Skill
Keterampilan (skill) merupakan kemahiran yang seseorang miliki dan bisa didapatkan melalui pengalaman serta pelatihan. Misalnya, seorang manajer harus punya kemampuan memimpin yang baik dan keterampilan yang mendukung. Mulai dari komunikasi, delegasi, manajemen waktu, memecahkan masalah, dan lain-lain.
Keterampilan juga sering perusahaan gunakan sebagai salah syarat saat merekrut karyawan baru. Dalam hal ini, keterampilan menjadi salah satu tolak ukur siap tidaknya seseorang untuk bekerja di perusahaan dengan kemampuan yang dia punyai.
Ada dua tipe keterampilan yang tentunya sudah kamu ketahui. Keduanya adalah soft skills dan hard skills. Perbedaannya bisa kamu simak lewat tabel berikut ini:
Jenis skill
Penjelasan
Soft skill
Mengacu pada keterampilan non-teknis pada individu. Keterampilan tidak bersifat spesifik pada industri tertentu, artinya dapat diterapkan di berbagai jenis pekerjaan.
Contoh:
- Kemampuan adaptasi
- Ketangguhan
- Penyelesaian masalah
- Berpikir kritis
- Kerja tim
- Manajemen waktu
- Resolusi konflik
Hard skill
Kemampuan teknis yang diperlukan individu untuk menjalankan peran atau profesi dalam pekerjaan. Ini juga melibatkan pengetahuan spesifik mengenai bidang industri yang ditekuni.
Contoh:
- Analisis statistik
- Pemeliharaan jaringan
- Desain grafis
- Menulis
- Penyuntingan
- Penggunaan alat
- Dan lain-lain
Pengembangan skill tentu sama pentingnya dengan kompetensi. Perusahaan bisa mengadakan pelatihan rutin bagi tiap karyawan di masing-masing divisi. Nantinya, peningkatan skill yang ada akan sangat berpengaruh pada kompetensi karyawan.
Pengertian pengembangan karir
Setelah mempelajari perbedaan antara kompetensi dan skill, kini waktunya kamu mulai memahami apa itu pengembangan karir. Pada dasarnya, pengembangan karir sangat penting bagi karyawan agar bisa memotivasi diri dalam memajukan karir. Selain itu, program pengembangan karir juga memberikan dampak yang bagus buat perusahaan.
Melansir dari Indeed, pengembangan karir adalah proses mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan motivasi untuk tujuan karir yang lebih besar. Karyawan bukan saja bekerja demi memperoleh penghasilan bulanan, melainkan juga mempelajari bidang kerjanya secara lebih mendalam.
Biasanya pengembangan karir menjadi gerbang pembuka untuk promosi jabatan. Hal ini tentu menjadi poin baik bagi karyawan. Tidak hanya itu, pengembangan karir sering kali menjadi peluang bagi karyawan untuk mencoba pekerjaan baru, lho.
Saat karyawan mulai belajar lebih banyak mengenai pekerjaannya, makin banyak keterampilan dan kompetensi yang bisa dia kembangkan. Pada akhirnya, bekerja menjadi sebuah proses belajar yang menyenangkan dan berkelanjutan. Kualitas diri karyawan pun senantiasa meningkat.
Berikut beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi pengembangan karir seseorang:
- Kepribadian, karakteristik, minat
- Pengetahuan dan kemampuan
- Usia
- Finansial
- Dukungan keluarga
- Dan lain-lain
Faktor-faktor tadi bisa menjadi pendukung keinginan seseorang dalam mengembangkan karir. Namun, bisa juga sebaliknya, yakni menjadi penghalang. Misalnya, peluang untuk promosi sebagai manajer di tempat baru bisa terkendala ketika keluarga kurang mendukung (contoh: jarak kantor terlalu jauh).
Nah, peran perusahaan dalam pengembangan karir karyawan ini sangatlah penting. Perusahaan harus jeli melihat potensi-potensi karyawan yang nantinya bisa berkembang ke arah karir lebih baik.
Tahapan pengembangan karir
Lantas, kenapa pengembangan karir menjadi sangat penting bagi karyawan? Alasan utamanya adalah untuk memotivasi karyawan dalam memajukan karirnya. Melalui pengembangan karir, karyawan diharapkan dapat merencanakan dan merintis karir dengan cara lebih menyenangkan.
Perusahaan semestinya sanggup mendorong karyawan untuk bersemangat dalam meningkatkan skill maupun kompetensi. Saat pengalaman dan pengetahuan karyawan makin luas, kesempatan memperoleh promosi pun kian terbuka lebar.
Ketika karyawan konsisten melakukan pengembangan diri dalam pekerjaan, maka perusahaan pun akan merasakan manfaatnya. Semangat belajar yang positif dari karyawan pasti berdampak ke kinerja yang nantinya menguntungkan perusahaan.
Tiap-tiap orang bisa mengalami proses pengembangan karir berbeda-beda. Secara umum, karyawan akan melalui beberapa tahapan pengembangan karir sebagai berikut ini:
- Pertumbuhan: Tahap ini melibatkan keterampilan dasar dan mengamati berbagai potensi karir yang bisa dijalani. Dari sini seseorang bisa mencermati kekuatan dan kelemahan diri yang nantinya diselaraskan dengan karir.
- Eksplorasi: Bagian eksplorasi akan mendorong seseorang belajar lebih banyak tentang satu atau dua karir yang menurutnya menarik. Dalam tahap ini, bisa jadi seseorang mendapatkan pelatihan tambahan. Entah itu yang sudah sesuai dengan bidang karir atau justru pengetahuan baru untuk potensi karir lain.
- Pendirian: Setelah melalui dua tahapan sebelumnya, seseorang akan memutuskan berkarir pada bidang apa. Ada upaya konsisten untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi di bidang tersebut. Tujuannya agar memperoleh kesempatan untuk promosi di masa mendatang.
- Pemeliharaan: Di tahap ini, seseorang biasanya sudah mencapai beberapa atau semua tujuan karirnya. Orang tersebut punya pilihan untuk terus membangun karir tersebut atau mengejar peran dan karir lainnya yang lebih menarik.
Baca Juga: Pentingkah Investasi Skill Buat Karyawan Baru?
Langkah mengembangkan karir
Pengembangan karir dan kompetensi karyawan tentu tidak bisa lepas dari peran serta perusahaan. Untuk mendukung kemajuan karir karyawan, perusahaan dapat membuat kebijakan atau program khusus. Hal yang banyak dilakukan perusahaan adalah mengadakan pelatihan secara rutin.
Namun, pelatihan bukan satu-satunya jalan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi karyawan. Butuh beberapa langkah terlebih dahulu sebelum membuat program pelatihan yang komprehensif. Berikut langkah-langkahnya:
1. Kenali kekuatan dan kekurangan karyawan
Setiap pekerjaan pasti membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Saat proses perekrutan, perusahaan tentu sudah menyeleksi kemampuan karyawannya. Hanya saja, keterampilan dan kemampuan tersebut harusnya terus terasah dan itu yang harus dimonitor.
Manajemen perusahaan dapat meminta atasan atau manajer untuk membuat laporan kinerja karyawannya secara berkala. Penilaian dan catatan dari manajer inilah yang nantinya menjadi landasan jenis pelatihan seperti apa yang karyawan butuhkan.
Kenali apa saja kekuatan karyawan dalam pekerjaannya. Misalnya, untuk para entry level copywriter, sudahkah mereka mampu menerapkan prinsip copywriting yang efektif dan menarik? Jika belum, area mana yang mestinya bisa dipelajari lagi oleh mereka?
Cek juga, apa saja yang selama ini menjadi kekurangan karyawan dan masih bisa untuk dikembangkan. Ini tidak harus selalu berupa hard skill. Ada lho tipe karyawan yang sangat bagus dalam area hard skill, tetapi agak kurang dalam pengembangan soft skill.
Intinya, mengetahui kekuatan dan kekurangan karyawan bisa menjadi gambaran kebutuhan pengembangan seperti apa yang perusahaan butuhkan. Perusahaan harus memastikan bahwa karyawan pun punya tujuan yang sama dalam pengembangan karir.
2. Evaluasi kinerja karyawan
Evaluasi terhadap performa karyawan biasanya akan berpengaruh ke ada tidaknya kesempatan seseorang untuk promosi. Ketika manajer rutin membuat evaluasi secara berkala, maka perkembangan masing-masing karyawan pun akan terlihat. Kontribusi karyawan yang bagus terhadap pekerjaan berpotensi pada kemajuan karir.
Nah, perusahaan dapat memilih beberapa karyawan potensial dari evaluasi tersebut untuk program pelatihan. Dalam hal ini, pelatihan bisa saja bertujuan khusus, yaitu menyiapkan promosi jabatan. Maka, inti dari pelatihan tersebut dapat mencakup hal-hal seperti kepemimpinan, manajemen, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, program evaluasi kinerja karyawan tidak boleh terlewatkan. Perusahaan yang ingin melakukan pengembangan karir dan potensi karyawan harus melakukan program tersebut secara berkala. Misalnya, tiga bulan sekali, enam bulan sekali, dan tahunan.
3. Dorong karyawan membuat visi karir
Yang tidak boleh dilupakan: program pengembangan karir akan sia-sia jika karyawan belum punya dorongan untuk memajukan karir. Tentu tidak semua karyawan memiliki semangat yang sama dalam mengembangkan karir, bukan?
Ada tipe karyawan yang lebih suka bekerja secukupnya sesuai tugas dan tanggung jawab yang ada dan menerima gaji bulanan. Orang seperti itu biasanya tidak memiliki visi jangka panjang mengenai pekerjaannya. Kemajuan karir bukan menjadi tujuan utamanya.
Namun, ada juga tipe karyawan yang memandang pekerjaan sebagai media untuk belajar. Karyawan yang seperti ini biasanya memiliki pandangan lebih visioner mengenai karirnya. Itu artinya, ada potensi mengembangkan diri terus-menerus selama berkarir.
Salah satu tugas perusahaan adalah mendorong karyawan untuk membuat visi karir yang jelas. Dengan begitu, program pelatihan yang ada pun nantinya akan bermanfaat untuk pengembangan karir karyawan.
4. Berikan pelatihan yang sesuai untuk karyawan
Setiap perusahaan biasanya merencanakan agenda pelatihan rutin bagi para karyawan. Nah, jenis pelatihan ini pun beragam. Masing-masing divisi bisa menyediakan program berbeda-beda, tergantung pada kompetensi yang mesti karyawan kuasai.
Pengembangan kompetensi dapat perusahaan berikan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Apakah itu kompetensi perilaku, kompetensi fungsional, ataupun kompetensi profesional. Lihat juga tujuan dari pelatihan untuk apa, misalnya untuk menyiapkan beberapa karyawan yang hendak promosi.
Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan yang berfokus pada keterampilan karyawan. Entah itu yang sifatnya soft skill maupun hard skill. Ingat, dua jenis keterampilan tersebut sama-sama penting untuk mengembangkan karir.
Bentuk dari pelatihan bisa berbentuk offline maupun online. Agar lebih efektif, kebanyakan perusahaan memilih offline training. Karyawan dapat berinteraksi langsung dengan pengajar sekaligus perusahaan dapat memantau langsung jalannya pelatihan.
Yang tidak kalah penting adalah mentor atau narasumber selama pelatihan. Perusahaan bisa menggunakan profesional dari luar sebagai mentor dalam pelatihan. Dengan begitu, karyawan berkesempatan belajar dari para ahli yang sudah berpengalaman.
5. Beri ruang bagi karyawan untuk berkembang
Setelah karyawan memperoleh pelatihan, perusahaan harus memberikan ruang bagi karyawan untuk berkembang. Ide-ide baru biasanya bisa muncul setelah pelatihan. Efektivitas dan kinerja karyawan pun dapat ikut meningkat.
Para manajer sebaiknya merespon perkembangan karyawan dengan positif juga. Misalnya, lebih banyak mempercayakan pekerjaan ke karyawan tanpa banyak intervensi. Hal ini secara tidak langsung akan membuat kepercayaan diri karyawan meningkat.
Pada akhirnya, karyawan menjadi lebih bersemangat dan punya visi karir jangka panjang lebih baik. Pada titik ini, perusahaan pun akan mendapatkan keuntungan dari pengembangan potensi karyawan tersebut.
Pengembangan karir dan kompetensi karyawan
Belajar Lagi juga mendukung program pengembangan karir dan kompetensi karyawan yang dilakukan perusahaan. Salah satunya adalah lewat program Corporate Training. Program ini membantu perusahaan dalam merancang dan melaksanakan pelatihan sesuai kebutuhan perusahaan, misalnya:
- Belajar Lagi Corporate Skill Training Program: pelatihan kemampuan dan keterampilan karyawan internal.
- Belajar Lagi New Employee Training Program: pelatihan karir dan dan persiapan kerja karyawan baru.
- Belajar Lagi CSR Partnering Program: pelatihan eksternal berbasis Corporate Social Responsibility (CSR).
Corporate Training dari Belajar Lagi menyediakan pembelajaran intensif yang menyenangkan dengan kurikulum terbaik. Tujuannya agar karyawan memperoleh pemahaman yang holistik, baik dalam teori maupun praktik.
Training program yang dapat dipilih perusahaan antara lain:
- Digital skills: pelatihan yang berfokus pada peningkatan kemampuan digital karyawan untuk beradaptasi pada tren digital terkini.
- Sales skills: pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sales dalam tim.
- Soft skills: pelatihan ini berfokus pada pengembangan soft skill karyawan agar menumbuhkan budaya baik di perusahaan.
Wah, Corporate Training dari Belajar Lagi ternyata cocok untuk perusahaan yang ingin melakukan pengembangan karir dan kompetensi bagi karyawan. Untuk info selengkapnya, silakan cek langsung di website Belajar Lagi, ya!
Baca Juga: Contoh Personal Branding yang Memikat, Coba Adaptasikan Yuk!
Kesimpulan
Pengembangan karir dan kompetensi karyawan sebenarnya akan sangat berdampak positif bagi perusahaan. Kualitas karyawan yang meningkat secara tidak langsung akan berpengaruh ke kinerja yang makin baik bagi perusahaan.
Selain itu, karyawan yang termotivasi mengembangkan karir serta kompetensi biasanya lebih visioner dalam menentukan arah karir. Bekerja tidak lagi sekadar upaya menghasilkan uang, melainkan juga media belajar yang menyenangkan.