Penulisan amplop lamaran kerja menjadi hal penting saat kita hendak mengisi lowongan di suatu perusahaan secara offline. Meski kini kebanyakan lowongan kerja dibuka secara online, ternyata mengirim lamaran kerja lewat pos atau offline tetap diminati perusahaan. Terutama untuk jenis lowongan yang dibuka secara terbatas.
Sekilas mengirim lamaran kerja lewat surat memang terkesan sederhana. Namun, butuh ketelitian dan perhatian lebih lho dalam menuliskan alamat dan tujuan di amplop. Jika kita salah menuliskannya, maka besar kemungkinan lamaran tersebut tidak sampai ke orang yang tepat.
Kali ini Tim Belajarlagi mencoba membuat ulasan singkat mengenai bagaimana cara penulisan amplop lamaran kerja yang tepat. Mulai dari format, tips, sampai contoh amplop lamaran kerja. Yuk, kita pelajari bersama-sama!
Pengertian amplop lamaran kerja
Secara umum, amplop lamaran kerja merupakan amplop yang kita gunakan untuk kebutuhan melamar pekerjaan. Isi dari amplop lamaran kerja adalah dokumen-dokumen yang menjadi syarat dalam melamar. Misalnya, CV, portofolio, ijazah, dan lain-lain.
Karena untuk keperluan profesional, penulisan amplop lamaran kerja ini punya format tertentu. Penulisan amplop yang rapi dan tepat dapat memberikan kesan pertama yang baik ke perusahaan. Hanya dari amplop lamaran kerja, rekruter bisa menilai seberapa besar keinginan pelamar bekerja di perusahaan, lho.
Kebanyakan amplop lamaran kerja berwarna cokelat dengan ukuran besar, contoh A4 ataupun F4. Yang perlu kita perhatikan adalah menulis siapa yang menjadi penerima lamaran itu. Penulisan nama, divisi, dan alamatnya harus jelas agar lamaran kita diterima oleh orang yang tepat.
Lalu, apa yang membuat perusahaan masih menggunakan lamaran secara offline? Beberapa alasannya antara lain:
- Perusahaan masih menggunakan kebijakan perekrutan offline yang memungkinkan mereka menyimpan dan mendokumentasikan berkas-berkas pelamar secara fisik. Selain itu, tidak semua perusahaan memiliki akses digital yang memadai, terutama yang skalanya masih kecil.
- Perusahaan ingin melihat kepatuhan calon pelamar kerja lewat aplikasi kerja secara offline. Meski terkesan lebih ribet, menyiapkan lamaran kerja di amplop seperti itu sangat menekankan kedisiplinan.
- Dengan amplop lamaran kerja, rekruter menjadi lebih mudah dalam menyimpan berkas para pelamar. Pada setiap amplop sudah terisi dokumen tentang pelamar.
- Perusahaan menghindari risiko teknis yang sering muncul dari sistem lamaran kerja online. Koneksi internet menjadi kunci penting dalam melamar secara online. Nah, risiko internet down sering menjadi kendala tersendiri.
Dari penjelasan tadi, jelas ya sebenarnya mengirimkan lamaran secara offline pun masih layak dicoba. Apalagi jika ada kesempatan untuk bertemu rekruter secara langsung.
Baca juga: 10 Persiapan Penting Sebelum Melamar Pekerjaan yang Wajib Dilakukan
Format penulisan amplop lamaran kerja
Sebenarnya perusahaan tidak secara gamblang memberikan aturan baku mengenai penulisan amplop lamaran kerja. Namun, kita punya pilihan untuk menyiapkan format secara rapi. Apalagi amplop menjadi gambaran kesan pertama kita ke rekruter.
Format yang bisa kita jadikan acuan antara lain:
1. Identitas pengirim, penerima, dan posisi yang dilamar
Ada tiga elemen penting dalam amplop lamaran kerja, yaitu identitas kita sebagai pengirim, identitas penerima, serta posisi yang dilamar. Tiga hal tersebut harus tercantum di bagian amplop:
- Identitas diri kita sebagai pengirim bisa kita letakkan di bagian kiri atas amplop. Isi identitas diri ini: nama, alamat, nomor ponsel, dan email.
- Posisi pekerjaan yang kita lamar mesti kita cantumkan juga dan taruh di bagian kanan atas amplop. Tujuan menuliskannya di amplop agar rekruter lebih mudah dalam menyortir lamaran yang masuk.
- Identitas penerima diletakkan di bagian kanan bawah amplop. Identitas penerima yang harus ada: Divisi HRD, alamat perusahaan, dan jika perlu nomor telepon perusahaan.
2. Penulisan data diri
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, penulisan data diri menjadi elemen penting dalam format amplop lamaran kerja. Maka, kita mesti menuliskannya secara cermat dan detail. Pastikan nantinya rekruter mudah mengontak kita dari data diri yang tercantum di amplop.
Selain itu, ada kemungkinan surat lamaran yang kita buat menghadapi kendala dalam proses pengirimannya. Dengan mencantumkan nomor ponsel, petugas pengirim surat atau kurir lebih mudah menghubungi kita.
Oleh sebab itu, kita harus menuliskan alamat domisili secara lengkap. Jangan lupa memberikan nomor ponsel aktif yang bisa dihubungi. Tanpa identitas pengirim yang jelas, rekruter pun bisa enggan memproses lamaran kita, lho.
3. Penulisan alamat kantor yang dituju
Nah, yang tidak kalah penting adalah menuliskan alamat perusahaan secara lengkap. Apalagi jika perusahaan tersebut berlokasi di satu gedung besar yang dihuni banyak perusahaan lain. Perhatikan detail seperti nama perusahaan, alamat, lantai, hingga nomor gedung.
Ingat, ada risiko surat lamaran kita menjadi salah alamat ketika kita tidak menuliskan rincian dengan tepat. Jangan sampai lamaran kita malah nyasar ke perusahaan lain!
Untuk nama penerima, kita cukup menuliskan Bagian atau Divisi HR saja. Namun, jika kita tahu nama orang yang bertanggung jawab di bagian perekrutan, kita dapat mencantumkan nama tersebut.
4. Penulisan tiap elemen mesti tepat dan rapi
Terakhir, ketiga format yang sudah dibahas tadi mesti kamu tuliskan secara rapi. Pastikan tulisan-tulisan di amplop mudah terbaca. Jika merasa tulisan tangan kita kurang bagus, kita boleh kok mengetiknya dengan komputer.
Yang terpenting penulisan pada amplop dapat dibaca oleh semua orang. Perhatikan juga tata letak setiap elemen pada amplop. Ingat untuk menempelkannya secara rapi.
Baca juga: Contoh Isi Email Lamaran Kerja Fresh Graduate dan Jobseeker yang Benar
Ukuran amplop lamaran kerja
Sama halnya seperti format, ukuran dari amplop lamaran kerja pun sebenarnya tidak ada patokan bakunya. Hanya saja, kita bisa mengira-ngira ukuran amplop apa yang paling cocok. Yang jelas amplop tersebut harus muat diisi berkas-berkas agar tetap rapi dan tidak lecek.
Ukuran amplop lamaran kerja yang paling umum digunakan adalah F4. Amplop ini tergolong besar dan aman untuk menyimpan dokumen-dokumen terkait lamaran kerja. Dokumen tidak mudah terlipat dan selalu rapi.
Warna amplop pun sebenarnya bebas, namun paling sering dipakai adalah warna cokelat. Yang terpenting sebenarnya adalah menjaga kebersihan dan kerapian amplop, termasuk tidak boleh lecek. Tampilan amplop dapat menjadi gambaran keseriusan kita dalam melamar kerja, jadi harus benar-benar diperhatikan, ya!
Baca Juga: Cara Meminta Reschedule Interview yang Sopan dan Tepat
Kelengkapan isi amplop lamaran kerja
Sebelum melihat contoh dari amplop lamaran kerja, sebaiknya kita pastikan dulu nih kelengkapan isi dari amplopnya. Untuk melamar kerja, setidaknya dokumen ini harus ada di dalam amplop:
1. Surat lamaran kerja
Dokumen ini wajib ada saat kita melamar pekerjaan. Surat lamaran kerja ibarat pengantar dan perkenalan singkat tentang kita sebelum rekruter beranjak ke dokumen lainnya. Maka, surat lamaran kerja biasanya ditaruh di bagian paling atas dari semua dokumen.
Dalam surat lamaran kerja, kita dapat menuliskan mengenai alasan ketertarikan kita pada posisi yang dibuka perusahaan. Kita dapat mencantumkan sedikit mengenai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di surat tersebut. Agar lebih meyakinkan, kita boleh memberikan beberapa kelebihan atau pencapaian sebelumnya.
Penulisan surat lamaran kerja harus ringkas dan jelas, sopan, dan dibuat serapi mungkin. Tanpa surat lamaran kerja yang tepat dan menarik, biasanya rekruter pun enggan memproses dokumen berikutnya.
2. Curriculum vitae
Nah, detail mengenai diri kita dapat rekruter lihat melalui CV. Umumnya, CV memuat informasi mengenai data diri, pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan pencapaian. Poin penting dari CV adalah isinya relevan dengan posisi kerja yang kita lamar.
Membuat CV tidak boleh terlalu panjang, umumnya hanya satu atau dua halaman. Format CV harus mudah dibaca, bukan sekadar kreatif atau menarik. Kita tidak boleh lupa untuk terus memperbaharui CV juga, ya.
3. Salinan ijazah dan transkrip
Beberapa perusahaan masih mensyaratkan fotokopi ijazah dan transkrip sebagai bagian dari kelengkapan melamar kerja. Maka, pastikan kita juga melampirkan dokumen tersebut di amplop. Kedua dokumen itu biasanya sebagai bukti dari latar pendidikan yang kita cantumkan di CV.
4. Portofolio
Jika kita melamar ke posisi yang bersifat pekerjaan kreatif, kita perlu melampirkan portofolio sebagai bukti dari hasil kerja kita. Selain portofolio, kita juga bisa menyertakan sertifikasi dari pelatihan atau kelas yang pernah kita ikuti. Itu dapat menjadi bukti dari keterampilan yang kita tuliskan di CV.
Sama halnya seperti CV, kita sebaiknya juga rutin meng-update portofolio. Jika perlu, lampirkan satu portofolio dari proyek pekerjaan yang paling bagus untuk meyakinkan rekruter.
5. Surat referensi kerja (jika ada)
Andai sebelumnya kita sudah memiliki pengalaman kerja di perusahaan lain, kita boleh memasukkan dokumen referensi kerja ke dalam lamaran. Surat referensi kerja dapat menjadi pertimbangan HR dalam merekrut kita, lho.
Guna meningkatkan performa dalam bekerja nanti, kita bisa mengasah keterampilan lewat berbagai online bootcamp yang ada di Belajarlagi. Mulai dari SEO bootcamp, SMO bootcamp, full stack digital marketing bootcamp, dan aneka mini bootcamp lainnya.
Didukung dengan kurikulum lengkap serta instruktur yang berpengalaman, kita bakal belajar materi secara komprehensif. Baik itu secara teori maupun praktik. Pokoknya akan bermanfaat banget untuk bekal bekerja, deh!
Informasi selengkapnya mengenai online bootcamp Belajarlagi bisa kita cek langsung di website, ya!
Tips penulisan amplop lamaran kerja
Beberapa tips yang bisa kita terapkan dalam penulisan amplop lamaran kerja antara lain:
- Jangan lupa tuliskan posisi jabatan yang kita lamar. Penting untuk dicantumkan di amplop agar rekruter mudah menyortir lamaran.
- Periksa ulang penulisan data diri dan alamat penerima. Jangan sampai ada kesalahan penulisan nama apalagi alamat.
- Gunakan EYD yang tepat dalam menuliskan detail penerima di amplop. Hindari menulis “Kepada Yth”. Tata bahasa yang benar adalah cukup menulis “Yth. Divisi HR”.
- Pastikan mencantumkan nomor telepon atau ponsel kita yang masih aktif agar mudah dihubungi.
- Periksa kembali isi kelengkapan dokumen sebelum mengirim amplop lamaran kerja.
Contoh amplop lamaran kerja
Berikut contoh dari penulisan amplop lamaran kerja untuk beberapa posisi atau lowongan:
Baca Juga: Cara Follow Up Lamaran Kerja secara Langsung, Email, maupun WA
Semoga ulasan mengenai amplop lamaran kerja tersebut dapat menjadi panduan tepat buat kita dalam melamar pekerjaan, ya! Jangan lupa terus tingkatkan keterampilan kerja agar bisa berkarier di bidang yang kita inginkan.