Di era yang semakin modern, penerapan contoh konten menarik diperlukan di dunia content marketing. Apalagi, ada banyak content creator, baik perseorangan dan brand, berlomba-lomba menghasilkan konten viral. Tujuannya supaya personal branding atau brand awareness produk suatu brand lebih mudah dikenal banyak orang.
Namun terkadang, seseorang bisa saja stuck selama proses kreatif itu berlangsung. Nah, kali ini Tim Belajarlagi akan membantumu dalam mencari konten fresh dan menarik, tidak asal karena viral saja. Baca selengkapnya melalui artikel di bawah ini!
Kenapa Suatu Konten Bisa Disebut Menarik?
Menurut hasil riset dari Ipsos, 61% responden memutuskan untuk posting di media sosial karena ingin membagikan hal-hal menarik (Marketing Profs). Selain itu, alasan lainnya berupa pernyataan berikut:
- Membagikan hal penting
- Menyebarkan konten yang lucu
- Supaya orang lain tahu keyakinan yang mereka percayai
- Merekomendasikan produk dan jasa
Sebelum membuat konten, inilah beberapa ciri dari konten yang menarik:
- Orisinil: Konten original berperan sebagai trendsetter yang baik. Jika terinspirasi dari konten lain, pastikan kamu menerapkan ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai konteks. Hindari plagiarisme!
- Punya tujuan yang jelas: Konten berperan sebagai media yang menghibur atau bahkan mendorong seseorang melakukan sesuatu. Pastikan tujuan konten bisa ditampilkan secara tersirat dan tersurat yang sesuai dengan content pillar.
- Menjawab pertanyaan tertentu: Salah satu ciri-cirinya adalah banyak dicari audiens lewat search engine. Bahkan saat ini, media sosial memanfaatkan search bar sebagai search engine andalannya untuk mengkurasi konten. Misalnya saja SEO Youtube.
- Punya sudut pandang unik: Kalau satu konten trendsetter berlomba-lomba menjadi bahan remake, lakukan remake dari sudut pandang berbeda. Biasanya, hal ini akan menginspirasi tren baru yang sama menyenangkannya.
Baca juga: 10+ Cara Viral di Tiktok dengan Membuat Konten FYP dan Memahami Algoritma
Contoh Konten Menarik di Media Sosial
Menurut The 2023 Sprout Social Index, ada tiga hal yang belum ditemui oleh audiens ketika membahas suatu persona atau brand. Diantaranya adalah kesan otentik, konten yang tidak promosi blak-blakan, serta transparan. Itulah sebabnya kamu wajib menerapkan strategi konten-konten menarik.
Untuk meringkas banyaknya platform media sosial, Tim Belajarlagi membagi beberapa contoh konten yang diambil dari Instagram, TikTok, YouTube, dan X. Daftarnya sebagai berikut:
1. User Generated Content (TikTok, Instagram, X)
Contoh konten ini sedang tren di media sosial, terutama di industri kecantikan. UGC terbagi dalam berbagai bentuk, mulai dari foto, video, maupun testimoni yang menonjolkan produk.
Hal menarik dari UGC adalah output konten yang cenderung diolah estetik dan tidak membosankan. Tujuannya supaya brand melirik dan menawarkan kerja sama, seperti endorsement.
Contohnya, ketika seorang kreator membuat konten untuk produk moisturizer. Tidak hanya fokus pada kemasan saja, kreator juga dapat menonjolkan teksturnya lewat cara kreatif. Ada yang menggunakan alat sisir, ada juga yang menggunakan papan kaca.
2. Kienobi Films 1 Sec (Instagram)
Di Instagram, kreator juga unjuk kebolehan untuk mengolah konten satu detik. Tipe konten ini juga mendorong audiens menontonnya lebih dari satu kali karena durasinya pendek.
Tidak heran kalau contoh konten menarik ini bisa menghasilkan views jutaan. Faktor lain dari keberhasilan konten satu detik adalah kemampuan menuliskan konteks yang relevan dan memikat perhatian audiens.
Selain menambah reach, pastikan konten ini juga shareable untuk menaikkan engagement. Konten satu detik bekerja lebih optimal dan lebih banyak didistribusikan di platform Instagram.
3. A day in my life (Instagram, TikTok, YouTube)
Contoh konten berikutnya adalah video tentang keseharian kreator. YouTube adalah media pertama yang banyak membagikan tipe konten ini. Sampai hari ini, a day in my life juga banyak ditemui di TikTok maupun Instagram.
Konten ini terbilang menarik karena menawarkan banyak sudut pandang unik dari seorang kreator. Tidak muluk-muluk yang estetik saja, ternyata yang sederhana bisa memikat para pengguna media sosial.
Selain itu, proses editing-nya bisa disesuaikan dari yang simpel hingga kompleks. Cocok untuk kamu yang ingin membangun konten secara fleksibel, namun tetap menghibur bagi para followers.
4. Games interaktif (TikTok, YouTube)
Konten yang berdurasi panjang ternyata bisa menjaga kualitas retensi penonton. Games interaktif juga melibatkan audiens secara tidak langsung sehingga muncul potensi untuk menerima engagement berupa komentar dan share.
Contoh konten yang banyak ditemui biasanya berupa tebak lagu, impostor game, teka-teki, cerdas cermat, hingga permainan fisik. Permainan ada yang dibagi menjadi perseorangan atau berkelompok.
Konten ini banyak dipakai kreator luar negeri. Di Indonesia, permainannya semakin berkembang. Bahkan, ada yang menyesuaikan properti game dengan bahan-bahan yang tersedia di daerah asalnya.
5. Trivia infografis (Instagram, X)
Siapa bilang sumber berita atau fakta unik tidak bisa menjadi contoh konten menarik? Infografis bisa memuat banyak hal bisa berhasil disajikan dengan visual yang ikut menarik. Selain itu, kemampuan copywriting seorang kreator juga diuji.
Pemakaian hook sangat penting bagi tipe konten ini. Apalagi, kalau infografis disajikan dalam bentuk Threads atau utas di X. Menarik perhatian dengan hook memungkinkan kontenmu dibaca dan dipahami sampai habis.
Lewat trivia infografis, kamu dapat menampilkan fakta unik yang jarang diketahui. Bahkan, kamu yang berkecimpung di dunia edukasi juga direkomendasikan memakai tipe konten ini.
Baca juga: 5 Cara Optimasi Media Sosial yang Mudah Dilakukan!
6. Point of view (Instagram, TikTok, Twitter)
Di era gempuran konten seperti saat ini, tentu kamu peka bila kreator brand maupun personal banyak menggunakan format POV. Sebagai contoh konten yang menarik, konten POV memang menggaet perhatian sehingga banyak faktor engagement ikut meningkat.
Kreator biasanya berlomba-lomba menggunakan konteks yang relevan, fresh, dan biasa terjadi di masyarakat. Beberapa output konten ini membantumu memasukkan elemen tentang produk atau jasa yang ingin dijual.
Di TikTok, konten POV yang bagus akan lebih mudah muncul di FYP. Artinya, konten video tersebut berhasil memikat hati dari mendorong viewers berkomentar atau membagikannya. Saking banyaknya peminat, terkadang algoritma bisa mendorong performanya supaya memperoleh reach lebih banyak.
7. Tutorial dan how to (Intagram, TikTok, YouTube)
Satu lagi konten yang mendominasi dunia kecantikan, yaitu tutorial. Ada banyak hal yang bisa diadopsi untuk konten ini, baik itu tutorial make up maupun hair do. Biasanya didukung dengan produk bersponsor sebagai salah satu bentuk promosi brand tertentu.
Namun, ada juga yang menggunakan tipe konten ini sebagai selingan berdasarkan pengalaman pribadi. Beberapa kreator mempraktikkan tutorial dan how to tertentu sebagai bentuk pelunasan request dari followers-nya
Walau banyak didominasi konten kecantikan, banyak juga yang memakai konten tutorial dengan niche berbeda. Misalnya, di bidang edukasi dan literasi finansial. Kamu bisa membahas tentang tutorial investasi bagi pemula atau langkah-langkah menanam tumbuhan di kebun sendiri.
8. Behind the scene (Instagram, TikTok, YouTube, X)
Mungkin kamu mengira kalau yang bisa ditampilkan ke viewers adalah konten lulus sensor. Konten Behind the scene adalah contoh konten menarik yang mengungkap sisi lain dirimu. Apalagi, kalau kamu bisa merangkumnya dalam bentuk yang entertaining.
Seorang kreator bisa membagikan kompilasi bloopers atau keunikan dari proses pembuatan konten. Behind the scene secara tidak langsung akan menambah kredibilitas sebagai creator.
9. Get ready with me (Instagram, TikTok, YouTube)
Diawali dari hashtag, get ready with me merupakan tren yang menunjukkan proses menuju suatu event atau aktivitas. Tujuannya memberikan value dan hiburan mengenai rutinitas atau bahkan inspirasi gaya seorang kreator.
Satu tips untuk membuatnya lebih menarik adalah menggunakan video caption. Fungsinya menjelaskan proses dan tips untuk para viewers. Ornamen font dari video caption juga membuat tampilan video lebih menarik sehingga penonton merasa betah untuk mengikutinya hingga akhir.
Alasan lain yang menjadikannya menarik adalah kenyamanan yang diberikan. Perputaran konten seperti ini banyak terjadi di lingkup kreator kelas nano hingga mega sekalipun.
10. Frequently Asked Questions (Instagram, TikTok, YouTube, X)
Pernah menerima banyak pertanyaan seputar kehidupan personal dari followers? Atau banyak yang ‘minta spill’ barang-barang koleksimu? Ini saatnya membuat konten FAQ kemudian membagikannya ke channel media sosial yang memuat keingintahuan audiens.
Tidak harus menunggu ada pertanyaan, kamu juga bisa melakukan pancingan. Contohnya, dengan menggunakan fitur ‘Ask me anything’ di Instagram yang sudah dikondisikan untuk pembuatan konten berseri.
Tujuan dari konten FAQ adalah membangun awareness dan hubungan dengan followers. Ditambah lagi, aktivasi konten ini juga mendukungmu mencapai personal branding yang ingin ditampilkan. Tentunya dengan memahami keingintahuan untuk menebak ketertarikan audiens terhadap dirimu sebagai kreator.
Baca juga: 12 Trik, Tips, Cara Tweet Viral di Twitter dengan Mudah
11. Jokes dan meme interaktif (Instagram, TikTok, YouTube, X)
Contoh konten menarik berikutnya akan cenderung fokus ke fungsi hiburan. Lelucon atau meme memang mudah ditemui di berbagai platform. Namun, akan jauh lebih menarik bila dikombinasikan dengan ide copywriting kreatif.
Beberapa akun kreator bahkan menyajikan edukasi disertai berbagai bentuk meme yang telah disunting. Kamu juga dapat memanfaatkan jenis konten ini agar engagement juga meningkat.
Biasanya, konten meme lebih banyak memperoleh engagement berupa share dan save. Dengan mengaktifkan komentar, jokes dan meme interaktif mudah mendapatkan feedback berupa awareness dari audiens.
12. Throwback (Instagram, TikTok, YouTube, X)
Pernah dengan istilah “Throwback Thursday”? Konten bertemakan nostalgia memang banyak menarik audiens. Kalau kamu mengikuti TikTok, kamu akan menemukan tren Forever Young. Konten ini membagikan before after atau perubahan seseorang selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, beberapa kreator juga menggunakan ide konten yang diambil dari acara atau iklan TV jadul. Hasilnya? Kolom komentar penuh dengan respons penuh nostalgia mengenai masa kecil tentang iklan tersebut dari banyak audiens.
13. Trending challenge (Instagram, TikTok)
Challenge yang menarik minat audiens harus aman dan nyaman ditonton. Hindari pembuatan konten challenge yang merugikan dirimu sendiri. Sudah banyak trending challenge yang unik, lucu, dan menarik audiens untuk melakukan remake dari konten tersebut.
Konten ini biasanya juga bisa dikaitkan dengan campaign atau giveaway. Ketika membuat challenge, pastikan trennya sudah sesuai dengan personal branding kamu, ya.
14. Collaborations (TikTok, YouTube)
Kolaborasi bisa terjadi antara kreator atau brand atau antarkreator. Konten ini berpeluang trending atau masuk FYP bila masing-masing pihak punya audiens yang kuat di tiap platform.
Konten ini biasa ditemui ketika ada dua atau lebih kreator yang bisa memberikan manfaat awareness satu sama lain. Namun, banyak juga yang memang ingin menghibur audiens. Apalagi, ketika kolaborasi tersebut sudah diidamkan sejak lama oleh para fans.
Untuk durasi konten yang cukup panjang, brand atau kreator biasanya memakai media YouTube. Namun, model konten berbentuk skit akan lebih mudah menjangkau viewers melalui TikTok.
15. Rekomendasi dan review (Instagram, TikTok, YouTube, X)
Di masa kini, audiens semakin cerdas memilah dan memilih produk yang berkualitas. Kehadiranmu sebagai kreator adalah memberikan honest review sekaligus rekomendasi terbaik sesuai pengalaman pribadi. Apalagi, kalau kamu ingin terjun ke ranah endorsement.
Tonjolkan keunggulan dan manfaat produk. Angkat perbedaan produk atau jasa favoritmu bila dibandingkan dengan kompetitor sejenis, tanpa menyebutnya secara eksplisit.
Dengan memberikan rekomendasi jujur, terjadi dampak positif terhadap kredibilitasmu sebagai kreator. Walau subjektif, kamu berkontribusi untuk membagikan pengalaman pribadi dalam bentuk positif dan dapat diterima oleh audiens.
Baca juga: Bikin Konten Ramai dengan Arousing Curiosity, Apa Itu?
16. What’s in my… (Instagram, YouTube, TikTok)
Viewers cenderung menyukai konten-konten yang mengulik keseharian kreator. Contoh konten menarik berikutnya banyak ditemui dalam bentuk video, namun tidak jarang ditampilkan sebagai foto estetik.
Biasanya, kreator mengangkat topik “What’s in my bag?” Hingga produk-produk penyimpanan sejenis, seperti make up pouch atau bahkan kotak makan. Konten seperti ini sangat menguntungkan bagi kreator besar. Kenapa? Karena mereka mampu memengaruhi banyak orang mengenai suatu produk.
Bahkan, fenomena produk sold out dan trending bisa terjadi karena influence dari kreator dengan audiens yang sudah menghuni “kolamnya”. Tertarik untuk mencoba konten seperti ini juga?
17. Intinya, deh… (X)
Ada satu konten yang memberikan manfaat, yaitu “Intinya, deh…” di platform X. Konten ini bertujuan merangkum berita atau fenomena yang sedang viral dan alur kejadiannya cukup panjang. Hal ini memudahkan user X untuk mengikuti update peristiwa yang sedang terjadi.
Seringkali, beberapa pengguna merasa ketinggalan dengan informasi tertentu. Ketimbang harus bertanya dan menunggu lebih lama untuk mendapatkan inti perkara, “Intinya, deh…” maju lebih dulu dan menjelaskan yang terjadi.
18. Things I don’t regret buying (TikTok)
Konten yang satu ini mungkin banyak lewat di For You Page TikTok kamu, apalagi secara spesifik menyasar audiens perempuan. Bagi kreator yang terjun ke dunia affiliate, konten ini wajib dibuat setiap bulannya.
Tipe konten ini juga memberikan solusi untuk mempromosikan produk. Bila berhasil diproduksi dengan baik dan viral, jangkauan produk dan akun akan meningkat secara bersamaan.
Jika ingin fokus ke ranah konten ini, kamu harus mengkurasi produk-produk yang ingin direkomendasikan. Untuk memberikan review jujur, pakai produk tersebut setiap hari, sebelum melakukan recap.
19. Interview (TikTok, YouTube)
Konten interview memang cocok untuk kreator dan audiens yang fokus pada pencarian ide, insight, maupun edukasi. Peminatnya banyak dan biasanya disajikan dalam bentuk podcast.
Durasinya bisa disesuaikan dengan pertanyaan yang diberikan. Ketika membuat konten interview, pastikan kamu berkolaborasi dengan narasumber yang memang berpengalaman. Hindari misinformasi dan cek dahulu kebenaran, data, dan fakta yang terjadi.
Beberapa topik interview yang biasa diangkat dapat berupa perkembangan zaman, pengalaman dan pencapaian narasumber, hingga berita terkini.
Baca juga: Strategi Konten Sosial Media, Membangun Kehadiran yang Signifikan dan Keterlibatan yang Tinggi
Kesimpulan
Itulah daftar contoh konten menarik untuk dipakai sesuai masing-masing platform yang kamu tekuni. Masing-masing berguna menarik lebih banyak viewers, engagement, maupun followers secara organik.
Tidak semua konten memiliki value khusus karena ada yang sifatnya menghibur. Namun, konten yang baik tentu bernilai positif, tanpa mengaitkannya dengan hal-hal negatif yang merugikan.
Pembuatan konten menarik biasanya masuk ke dalam ranah content marketing. Untuk mengasah kemampuan pembuatan konten, tentu lebih baik diraih bersama Bootcamp Skill Digital dari Belajarlagi.
Ditemani para ahli di bidangnya, kamu bebas berkreasi dan berkonsultasi untuk mencapai tujuan pembuatan konten di bidang marketing. Daftar sekarang juga!
Sumber:
https://www.marketingprofs.com/charts/2013/11564/why-people-share-on-social-media
https://wearesculpt.com/blog/social-media-content-examples/
https://www.searchenginejournal.com/social-media-content/492311/