Arti Keyword: Fungsi, dan Tips Risetnya untuk SEO

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
July 17, 2024
Updated:
July 17, 2024

Keyword artinya apa, sih? Dalam dunia SEO alias search engine optimization, istilah keyword pasti sering sekali kamu dengar karena bagian dari fundamental SEO.  Buat para pemula yang ingin belajar SEO, memahami apa itu keyword menjadi pondasi paling penting, lho.

Dalam menulis artikel atau konten di website, kamu pun tidak bisa asal-asalan memilih keyword. Pemilihan keyword juga harus melalui proses riset terlebih dahulu. Tujuannya agar kata kunci yang dipakai memang benar-benar tepat sasaran dan bisa menjangkau audiens lebih banyak.

Kali ini Tim Belajarlagi sudah menyusun detail tentang keyword, mulai dari artinya, fungsi, jenis-jenis, sampai tips untuk riset, Untuk kamu yang tertarik berkarier atau belajar tentang SEO, pastikan simak artikel ini dari awal sampai akhir, ya!

Keyword dan artinya dalam SEO

Melansir dari Semrush, keyword merupakan kata kunci yang nantinya muncul pada tampilan mesin pencari seperti Google. Artinya, keyword merupakan elemen penting untuk menarik audiens sekaligus meningkatkan traffic website sebuah brand atau perusahaan.

Dalam marketing ada dua jenis keyword, yaitu SEO keywords dan PPC keywords. Kata kunci PPC biasa dipakai untuk campaign pay-per-click. Nantinya campaign itu akan muncul di mesin pencari sehingga memudahkan audiens menemukan produk atau jasa yang dicari.

Sementara, SEO keywords lebih banyak dipakai untuk organic campaign alias tidak berbayar. Karena berbeda dengan PPC keywords, maka hasil dari optimasi SEO itu sendiri butuh waktu lebih agak panjang.

Dari sini, kamu dapat melihat bahwa keyword itu artinya sangat penting dalam SEO. Sebuah konten bahkan dibuat berdasarkan keyword tertentu yang sudah melalui proses riset dan pengolahan. 

Baca Juga: Cara Mudah Belajar SEO Untuk Pemula Dari Dasar 

Fungsi keyword dalam SEO

Secara umum, penentuan keyword yang tepat dalam SEO akan mendorong konten berada di peringkat teratas mesin pencari. Itu artinya, lalu lintas website dapat meningkat sehingga berpotensi mendatangkan banyak pengunjung baru.

Namun, menjadi peringkat teratas dalam Google sebenarnya bukan satu-satunya fungsi dari keyword. Jika bicara dalam ranah SEO, kata kunci bisa memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Menjadi jembatan interaksi dengan lebih banyak audiens
  • Membantu audiens menemukan solusi dari masalah yang dihadapi
  • Mencari hal-hal apa saja yang tengah menjadi tren terkini
  • Memahami konten seperti apa yang dibutuhkan audiens
  • Memudahkan pencarian informasi

Baca Juga: SGE vs SEO: Apa Perbedaan dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Jenis-jenis keyword

Menurut Semrush, ada empat jenis keyword dengan manfaat dan artinya yang berbeda-beda pula. Keempat jenis kata kunci itu adalah:

  • Informational: memberikan informasi bagi pencari.
  • Navigational: hasil pencarian website spesifik bagi audiens.
  • Commercial: untuk pencari yang butuh tahu tentang produk atau brand.
  • Transactional: untuk pencari yang hendak melakukan pembelian.

Sebenarnya ada jenis kata kunci lain di luar empat hal tadi. Contohnya, local keyword untuk menemukan produk di lokasi terdekat atau bisa juga long-tail-keyword yang dipakai topik yang sangat spesifik.

Untuk saat ini, kamu pelajari dulu keempat jenis keyword tadi beserta artinya, ya:

1. Informational

Jenis kata kunci ini dipakai untuk permintaan pencarian dari pengguna mesin pencari yang hendak mempelajari atau ingin tahu akan sesuatu. Contohnya seperti: berapa kalori kopi, perbedaan cold brew dan iced coffee, dan lain-lain.

Informational keywords sering kali (meski tidak selalu) berbentuk pertanyaan. Misalnya dimulai dengan “apa itu”, “berapa”, “kapan”, “bagaimana”, “mengapa”, dan sejenisnya.

Dalam marketing funnel, kata kunci informational ini biasanya cukup tinggi. Karena sifatnya hanya memberikan informasi, sangat kecil kemungkinan audiens akan melakukan tindakan pembelian.

Namun, memakai kata kunci tipe ini untuk SEO sangat bagus untuk mengedukasi audiens. Apalagi jika isi kontennya berkualitas dan kredibel.

2. Navigational

Pencarian kata kunci navigasi digunakan untuk menemukan situs atau halaman tertentu. Ketika mengetikkan nama brand ke mesin pencari, Google akan langsung merujuk ke situs dan halaman lebih spesifik. Contoh kata kunci yang mungkin antara lain YouTube, Belajarlagi, Medium, dan lain-lain.

Orang-orang yang mencari dengan kata kunci nama brand ini biasanya sudah paham tentang merek tersebut. Pengguna hanya butuh lokasi lebih spesifik untuk menemukan hal yang tengah mereka cari saja. Saat brand atau situs tersebut cukup populer, pencarian navigasi ini sangat membantu menaikkan traffic.

3. Commercial

Nah, kata kunci komersial sering digunakan audiens yang tertarik meneliti sebuah merek, produk, atau layanan tertentu. Yang audiens cari dapat berupa ulasan, promo, atau perbandingan produk.

Bentuk konten yang banyak muncul dari keyword tipe ini biasanya berupa listicle, ulasan, dan lain-lain. Contoh kata kunci komersial ini misalnya: kopi gratis bulan ini, sunscreen XXX SPF 45 vs SPF 50, dan lain-lain.

4. Transactional

Audiens yang memakai kata kunci transaksional punya tujuan jelas untuk melakukan tindakan pembelian, setidaknya dalam waktu dekat. Dalam praktiknya, tipe keyword ini lebih banyak dipakai untuk iklan berbayar daripada untuk SEO organik.

Contoh kata kunci ini antara lain: beli oversized shirt online, tempat korean chicken terdekat, dan lain-lain. Singkatnya, transactional keyword dapat menjadi penentu pembelian audiens. Dibandingkan informational keyword, tipe kata kunci ini lebih efektif menghasilkan konversi.

Baca Juga: Simak Cara Jitu Agar Konten Tampil di Halaman Pertama Google Berikut Ini!

Kualitas keyword ditentukan apa saja?

Faktor penentu kualitas keyword

Setelah memahami artinya keyword beserta jenis-jenisnya, kini waktunya kamu lebih mendalami mengenai kualitas kata kunci. Seperti dibahas sebelumnya, penentuan kata kunci tidak boleh asal-asalan. Tanpa kualitas kata kunci yang baik, strategi SEO secara organik pun kurang maksimal.

Berikut beberapa hal yang menjadi penentu kualitas kata kunci:

1. Volume pencarian

Untuk memilih kata kunci yang berkualitas, kamu harus memperhatikan volume pencarian setiap kata kunci per bulannya. Kamu dapat menggunakan tools seperti di Ahrefs ataupun Google Keyword Planner untuk mengecek search volume kata kunci.

Sebisa mungkin gunakan kata kunci yang memiliki volume pencarian cukup tinggi. Ini akan meningkatkan peluang konten dalam website bisa berada di peringkat atas Google. 

2. Tingkat kesulitan keyword

Selain volume pencarian, kualitas kata kunci juga bergantung pada tingkat kesulitannya. Makin tinggi volume pencariannya, maka keyword difficulty-nya pun akan kian tinggi. Tingkat kesulitan kata kunci menjadi gambaran seberapa sulit sebuah konten nantinya akan bersaing dengan konten lain di mesin pencari.

Tingkat kesulitan keyword biasa ditampilkan dalam rentang angka 0-100. Dalam memilih kata kunci, pertimbangkan untuk tidak menggunakan kata kunci yang punya keyword difficulty terlalu tinggi.

3. Traffic potential

Secara umum, Google dapat membuat ranking halaman website dari beberapa kata kunci tertentu yang memiliki kemiripan kata. Misalnya, “rekomendasi sunscreen terbaik” dengan “rekomendasi sunscreen terbaik untuk kulit berminyak”.

Oleh sebab itu, sangat bagus jika mengecek dulu traffic potential kata kunci akan seperti apa. Tools di Ahrefs biasanya dapat menunjukkan traffic potensial yang bisa diraih andai kata kunci pilihannya termasuk ke dalam hasil pencarian teratas.

4. Cost per click

Kualitas kata kunci bisa diukur juga dari cost per click-nya. CPC ini menunjukkan berapa besar biaya yang harus dibayar untuk setiap klik kata kunci pada campaign tertentu.

Baca Juga: Panduan Belajar SEO On Page, Lengkap dan Cocok buat Pemula!

Tips riset keyword untuk SEO

Sampai di sini, kamu sudah belajar apa artinya keyword, fungsinya dalam SEO, jenisnya, dan faktor yang menentukan kualitasnya. Selanjutnya, pelajari yuk cara riset keyword untuk SEO agar bisa memilih yang paling tepat:

Cara riset keyword SEO

1. Tulis daftar topik paling relevan

Melansir dari HubSpot, dalam riset keyword, sangat penting untuk menulis daftar topik yang paling relevan dengan brand. Mengingat kata kunci tersebut nantinya akan dimunculkan dalam konten seperti artikel, pastikan kata kunci itu betul-betul terkait dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

Katakanlah kamu harus menyiapkan konten untuk brand skin care. Maka, jenis topik yang relevan antara lain tips memilih sunscreen yang tepat, jenis-jenis kulit serta perawatannya, dan lain-lain.

2. Isi setiap daftar topik dengan keyword

Nah, dari daftar topik yang sudah kamu susun, mulailah memasukkan kata-kata kunci pada setiap topik. Kumpulkan kata kunci yang berkaitan dengan topik dan jangan lupa cek volume pencariannya.

Idealnya, gunakan kata kunci yang tingkat pencariannya tinggi karena itu memang yang dibutuhkan audiens. Namun, jangan lupa untuk mengecek tingkat kesulitan kata kuncinya juga. Sering kali memilih kata kunci dengan tingkat kesulitan sedang jauh lebih baik daripada yang terlalu tinggi.

Pertimbangkan juga untuk mencari related search term untuk memperbesar kontenmu naik di SERP. Saat kamu menuliskan kata kunci tertentu, Google biasanya menyediakan related search term berupa kata kunci yang mirip. Itu bisa kamu pakai juga dalam menentukan kata kunci.

3. Cari tahu tujuan audiens ke keyword

Mengapa sih audiens banyak yang mencari info mengenai kata kunci tertentu? Tugas berikutnya adalah mencari tahu tujuan audiens melakukan tindakan pencarian.

User intent semacam ini akan sangat membantumu dalam memproduksi konten dengan kata kunci tertentu. Andai kamu sudah tahu informasi apa yang audiens butuhkan, sesuaikan saja isi kontenmu dengan keinginan mereka.

4. Cermati keyword yang dipakai kompetitor

Selain tiga tips utama tadi, kamu juga dapat mencermati kata kunci apa saja yang sering muncul pada konten-konten milik kompetitor. Dari situ, setidaknya kamu bisa menganalisis topik apa saja yang menjadi interest mereka.

Kata kunci boleh saja sama, tetapi penyusunan konten atau artikel bisa kamu buat berbeda. Melihat dan mempelajari konten kompetitor juga dapat membantumu memproduksi  artikel yang lebih baik dan berguna buat audiens.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Di mana saja kata kunci utama wajib disebutkan?

Agar mudah, setidaknya kata kunci mesti tercantum pada awal, tengah, dan akhir artikel. Kata kunci harus tersebar dengan cukup dan tidak boleh berlebihan. Selain itu, ada pula bagian lain dalam penulisan artikel yang harus memuat kata kunci:

  • Judul
  • Meta description
  • Image-alt-text
  • Headings
  • URL

Apa yang membedakan long-tail-keyword dan short-tail-keyword?

Long-tail-keyword biasanya terdiri lebih dari tiga kata. Kata kunci ini punya banyak kata sifat sehingga hasil pencarian pun kian sempit. Ini memudahkan audiens untuk memperoleh informasi spesifik yang mereka butuhkan.

Sementara, short-tail-keyword menggunakan frasa atau kata yang lebih umum dan biasanya kurang dari tiga kata. Tingkat persaingannya pun cukup ketat karena pasti banyak yang menggunakan kata kunci pendek tersebut.

Ringkasnya, volume pencarian long-tail-keyword jauh lebih rendah daripada short-tail-keyword. Secara konversi, long-tail-keyword pun dapat menghasilkan yang lebih tinggi.

#
SEO
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.