Marketing Executive adalah ujung tombak dari strategi pemasaran sebuah brand. Mereka jadi penghubung antara perusahaan dan pasar, sekaligus “otak” yang mikirin cara sukses biar produk laku dan dikenal banyak orang.
Dalam era digital yang serba cepat ini, posisi Marketing Executive jadi salah satu profesi yang makin dibutuhkan, baik di startup kekinian, perusahaan besar, sampai agensi kreatif. Tapi, apa aja sih sebenarnya tugasnya? Butuh latar belakang apa? Dan kariernya bisa sejauh apa? Tim Belajarlagi akan bantu bahas satu persatu.
Apa Itu Marketing Executive?
Marketing Executive adalah seorang profesional yang bertanggung jawab merancang, mengelola, dan mengeksekusi berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan meningkatkan brand awareness, menarik pelanggan, dan meningkatkan penjualan produk atau jasa sebuah perusahaan.
Marketing Executive bekerja di garis depan strategi marketing, mulai dari market research, membuat campaign, hingga menganalisis aktivitas matketing. Di era digital seperti sekarang, peran ini makin kompleks karena melibatkan pemahaman teknologi, data analytics, serta kreativitas tinggi dalam menjangkau audiens yang makin kritis dan cepat bosan.
Tugas dan Tanggung Jawab Marketing Executive
1. Merancang dan menjalankan marketing strategy
Marketing Executive bertugas menyusun dan mengeksekusi strategi pemasaran yang sesuai dengan tujuan bisnis. Beberapa diantaranya adalah campaign planning, perincian marketing budget, hingga menentukan channel yang digunakan (digital atau offline).
Strategi ini harus berbasis market research agar lebih tepat sasaran dan menghasilkan ROI yang optimal. Diperlukan pengetahuan tentang customer journey dan funnel marketing pada tugas ini.
2. Melakukan market research dan competitor analysis
Market research adalah fondasi dari semua keputusan marketing. Marketing Executive harus mengumpulkan data terkait industry trend, consumer behavior, dan pergerakan kompetitor. Informasi ini akan menjadi dasar dalam mengambil keputusan yang lebih tepat sasaran dan kompetitif.
3. Membangun brand awareness
Salah satu peran penting dari Marketing Executive adalah memastikan brand tetap relevan dan dikenal baik oleh target audiens. Kondisi ini dicapai melalui creative campaign, collab dengan influencer, atau pemanfaatan strategi di media sosial. Tujuannya untuk menjaga limitasi dan eksplorasi brand identity yang konsisten dan menarik.
4. Mengelola aktivitas digital marketing
Di era digital, Marketing Executive dituntut untuk memahami cara kerja platform digital seperti Google Ads, Meta Ads, SEO, email marketing, hingga content marketing. Mereka bertanggung jawab atas performa digital ads, analitik website, dan engagement media sosial.
5. Bekerja Sama dengan Tim Lintas Divisi
Marketing tidak bisa berdiri sendiri. Seorang Marketing Executive harus berkolaborasi erat dengan tim sales, tim kreatif, tim product, hingga customer service. Tujuannya adalah menciptakan customer experience yang ideal, mulai tahap awareness hingga conversion.
6. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja campaign
Setelah kampanye berjalan, tugas berikutnya adalah melakukan evaluasi. Marketing Executive harus menggunakan berbagai analytic tools, seperti Google Analytics, HubSpot, atau platform CRM. Fungsinya menilai keberhasilan kampanye berdasarkan KPI yang telah ditentukan, yaitu click-through rate, conversion rate, atau brand reach.
7. Mengembangkan Materi Promosi dan Konten
Marketing Executive juga terlibat dalam pembuatan materi promosi seperti brosur, email campaign, copywriting, konten media sosial, dan presentation deck. Mereka harus bisa menyampaikan pesan yang sesuai dengan tone of voice brand dan menarik minat target pasar, baik B2B dan B2C.
Background yang Harus Dimiliki Marketing Executive
Latar belakang pendidikan yang relevan
Secara umum, Marketing Executive idealnya memiliki latar belakang pendidikan di bidang pemasaran, komunikasi, manajemen bisnis, atau ekonomi. Gelar sarjana dalam jurusan tersebut memberikan fondasi teoritis tentang perilaku konsumen, strategi pemasaran, dan brang management.
Di era sekarang, pengetahuan dasar tentang digital marketing, analisis data, dan teknologi juga semakin dianggap penting. Pendidikan tambahan seperti kursus atau sertifikasi digital marketing sangat dianjurkan.
Pengalaman magang atau profesional di bidang marketing
Selain pendidikan formal, pengalaman di lapangan menjadi nilai tambah besar. Kandidat yang pernah magang atau bekerja di agensi periklanan, divisi marketing corporate, atau bahkan freelance content creator biasanya lebih adaptif terhadap dinamika industri.
Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa seseorang sudah memahami tantangan di dunia pemasaran yang cepat berubah. Bahkan pengalaman menjalankan online shop sendiri atau menjadi social media admin bisa jadi bekal untuk memahami perilaku konsumen secara langsung, lho!
Familiar dengan tools dan platform digital
Marketing Executive masa kini harus tech-savvy. Penguasaan tools seperti Google Analytics, Meta Ads Manager, Canva, hingga email marketing platforms seperti Mailchimp atau Klaviyo adalah nilai plus. Background atau sertifikasi dalam penggunaan software CRM juga sangat dicari.
Karena pemasaran kini sangat berbasis data dan teknologi, kemampuan ini menjadi indikator kesiapan Marketing Executive ketika menghadapi tantangan marketing modern.
Kemampuan bahasa yang baik
Dalam banyak perusahaan, terutama yang berbasis global atau startup, kemampuan berbahasa Inggris, baik verbal maupun tulisan, adalah keharusan. Kemampuan ini krusial untuk komunikasi lintas tim, memahami tools dan literatur pemasaran terbaru, serta membuat konten promosi yang menarik bagi audiens internasional.
Banyak literatur dan tren marketing juga pertama kali muncul dalam bahasa Inggris, jadi penguasaan bahasa ini bisa membuat kamu lebih “up-to-date”.
Skill Seorang Marketing Executive yang Wajib Dimiliki

Communication skill
Marketing adalah soal menyampaikan pesan. Seorang Marketing Executive harus mampu berkomunikasi secara efektif, lisan maupun tulisan, agar bisa menyampaikan ide, membuat materi kampanye yang engaging, dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja atau klien.
Skill ini juga penting saat pitching ide ke manajemen, menyusun presentasi, atau ketika menulis copy iklan dan konten promosi.
Kreativitas dan problem solving
Marketing Executive perlu punya ide-ide segar untuk kampanye, visual menarik, dan cara baru untuk engage audiens. Di sisi lain, problem solving dibutuhkan saat strategi belum sejalan dengan KPI. Misalnya, ketika didorong untuk bikin campaign menarik saat budget terbatas. Di sinilah skill kreatif dan adaptif diuji.
Data analysis dan decision making berdasarkan insight
Zaman sekarang, marketing nggak cukup mengandalkan insting. Kemampuan membaca data, seperti ads performance, traffic website, konversi, atau sentimen media sosial termasuk penting. Marketing Executive harus bisa menganalisis data dan membuat keputusan berdasarkan insight, bukan asumsi.
Digital marketing & social media
Dunia pemasaran sudah sangat digital. Seorang Marketing Executive wajib memahami strategi digital marketing, mulai dari SEO, SEM, email marketing, sampai paid ads. Pemahaman tentang algoritma media sosial juga membantu untuk menyesuaikan konten dengan perilaku audiens.
Project management
Dalam banyak kasus, Marketing Executive harus mengelola beberapa campaign sekaligus. Di sinilah skill manajemen proyek dibutuhkan: bagaimana menyusun timeline, mengatur prioritas, dan berkolaborasi dengan tim desain, produksi, dan sales agar semua berjalan sesuai jadwal.
Skill ini juga mencakup kemampuan multitasking, koordinasi, dan eksekusi dengan deadline yang ketat.
Copywriting
Tidak semua Marketing Executive harus jadi penulis handal, tapi skill dasar copywriting itu wajib. Mulai dari menulis headline, caption media sosial, sampai naskah untuk email marketing atau landing page yang butuh kata-kata menarik dan persuasif.
Negosiasi
Baik dalam kerja sama dengan vendor, influencer, atau saat menyusun proposal ke klien, skill negosiasi sangat diperlukan. Marketing Executive harus tahu cara menyampaikan nilai produk dengan baik, menetapkan harga, dan mendapatkan win-win solution.
Kemampuan ini banyak dibutuhkan saat mengatur sponsorship, kerja sama media, atau pemilihan placement iklan.
Public speaking & presentasi
Marketing Executive sering ditugaskan untuk mempresentasikan ide campaign ke tim manajemen atau klien. Skill public speaking ini penting agar pesan tersampaikan dengan percaya diri, jelas, dan persuasif. Bahkan dalam internal meeting pun, public speaking yang baik bisa jadi pembeda antara ide biasa dan ide yang lebih disetujui.
Empati & customer-centric mindset
Marketing yang sukses selalu dimulai dari memahami audiens. Marketing Executive perlu punya empati tinggi untuk benar-benar memahami kebutuhan, keresahan, dan keinginan target pasar. Skill ini membantu membuat campaign yang nyambung dengan audiens secara emosional.
Jenjang Karier Marketing Executive

1. Marketing Executive (Entry-Level)
Marketing Executive adalah titik awal di mana kamu mulai membangun fondasi karier di bidang pemasaran. Di level ini, kamu akan praktik membuat konten, mengelola social media, membantu event, hingga membuat campaign performance report.
Selain itu, kamu akan terbiasa bekerja dengan berbagai tools digital, multi-tasking, dan memperluas wawasan tentang customer behavior. Pekerjaan ini menuntut inisiatif tinggi dan kemampuan komunikasi yang baik. Biasanya, posisi ini cocok untuk fresh graduate atau kamu yang baru transisi dari bidang lain ke marketing.
2. Senior Marketing Executive/Marketing Specialist
Setelah 2–3 tahun pengalaman, kamu akan memasuki level specialist. Di posisi ini, kamu mulai dilibatkan dalam strategy planning, menyusun campaign calendar, serta menganalisis data untuk mengambil keputusan yang lebih berbobot. Kamu tidak hanya disuruh kerja, tapi juga ditantang untuk mengusulkan ide dan strategi yang punya value.
Selain itu, kamu juga dipercaya untuk menangani proyek yang lebih kompleks, termasuk brand collaboration, product launching, atau campaign lintas platform. Penguasaan tools akan semakin detail dan kamu mulai punya peran menentukan arah dan brand essence. Posisi ini menjadi penghubung penting antara tim eksekusi dan manajerial.
3. Marketing Supervisor/Coordinator
Memasuki posisi ini, tantanganmu bukan cuma soal ide atau eksekusi, tapi bagaimana memimpin dan mengelola tim. Kamu bertanggung jawab memastikan proyek berjalan sesuai timeline, membagi tugas, memantau kualitas output, hingga menjaga ritme kerja tim tetap optimal.
Di sini kamu juga menjadi jembatan antara strategi dari atas dan pelaksanaan di lapangan. Kamu akan sering berinteraksi dengan divisi lain seperti sales, finance, atau R&D untuk menyelaraskan tujuan perusahaan.
4. Marketing Manager
Marketing Manager adalah posisi strategis yang bertugas mengarahkan seluruh kegiatan pemasaran agar sejalan dengan visi bisnis. Kamu akan mengelola tim, menyusun strategi jangka menengah, menentukan budget, serta memantau KPI tim secara keseluruhan.
Posisi ini menuntut kombinasi antara analisis data, creative thinking, dan pengambilan keputusan cepat dan tepat. Hubungan eksternal juga makin kompleks: kamu akan berhubungan dengan media, mitra brand, agensi, bahkan public figure. Di level ini, kamu bukan hanya marketer, tapi juga seorang leader.
5. Head of Marketing/Marketing Director
Sebagai Head of Marketing, kamu mulai berpikir secara makro: Bagaimana positioning brand 3–5 tahun ke depan? Apa yang perlu disiapkan untuk menghadapi perubahan pasar? Kamu akan menyusun blueprint strategi jangka panjang, menilai efektivitas marketing channel hingga memastikan bahwa semua kegiatan marketing menumbuhkan bisnis.
Kamu akan terlibat dalam rapat-rapat strategis bersama jajaran eksekutif. Kamu juga bertanggung jawab atas inovasi marketing, termasuk digital transformation, customer-centric strategy, atau campaign berskala nasional.
6. Chief Marketing Officer (CMO)
CMO adalah puncak dari karier marketing. Di posisi ini, kamu tidak hanya memimpin tim marketing, tapi juga menjadi bagian dari elite pembuat kebijakan perusahaan. Tugas kamu melibatkan integrasi strategi pemasaran dengan arah keseluruhan perusahaan, baik ekspansi internasional, repositioning brand, atau end-to-end digital transformation.
Sebagai CMO, kamu juga bertanggung jawab atas persepsi publik terhadap perusahaan. Kamu mungkin menjadi representasi brand di konferensi, media, atau komunitas industri. Kamu harus mampu menciptakan budaya marketing yang kuat dan adaptif. Skill yang paling dibutuhkan adalah strategic foresight, agility, dan people leadership.
7. Jalur spesialisasi karier
Tidak semua orang harus naik secara vertikal ke posisi manajerial. Kamu juga bisa berkembang secara horizontal dengan menjadi spesialis di bidang tertentu seperti Content Strategist, Performance Marketing Analyst, SEO Specialist, CRM Manager, atau Growth Hacker. Jalur ini cocok untuk kamu yang ingin menjadi “master” di satu bidang spesifik.
Keunggulannya adalah berada di posisi yang kamu kuasai, namun dengan value yang terus meningkat seiring skill yang makin depth. Banyak profesional dengan spesialisasi tinggi punya offering setara bahkan lebih tinggi dari manager. Apalagi di era digital saat ini, spesialis dengan sertifikasi dan portofolio solid sangat dicari di pasar kerja global.
Kesimpulan
Marketing Executive adalah posisi penting yang punya potensi bagi kemajuan bisnis. Dengan menguasai soft skill dan hard skill, kamu bisa melangkah ke jenjang karier yang gemilang di dunia marketing, baik di lingkup nasional hingga skala global.
Biar makin kredibel dan siap bersaing di dunia kerja, punya sertifikasi profesi di bidang marketing bisa jadi nilai plus yang signifikan. Yuk, dapatkan sertifikasi profesi melalui program dari CertiHub by Belajarlagi untuk membantu membuktikan bahwa kamu tidak hanya tahu teori, tapi juga paham praktik nyata sesuai standar industri.