Performance Appraisal: Pengertian, Tujuan, dan Metode Pengumpulan Datanya

Ashya Ravika
8 Min Read
Published:
April 16, 2025
Updated:
April 16, 2025

Sebagai seorang karyawan, kamu pasti pernah mengalami momen-momen menegangkan saat mendekati waktu evaluasi kinerja. Ya, proses yang satu ini sering disebut sebagai performance appraisal atau penilaian kinerja. Meskipun istilahnya terdengar cukup formal dan serius, nyatanya proses ini sangat dekat dengan kehidupan kerja sehari-hari kita.

Banyak dari kita yang merasa gugup ketika mendengar kata "performance appraisal". Tidak sedikit juga yang bertanya-tanya: "Apakah kinerjaku sudah cukup baik?" atau "Apakah evaluasi ini akan memengaruhi kenaikan gaji atau promosi jabatan?" 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sangat wajar muncul, karena hasil dari proses ini memang bisa berdampak besar pada arah karir dan kesejahteraan karyawan di masa depan.

Namun, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan performance appraisal? Apakah ini hanya sekadar penilaian rutin, atau ada tujuan lain di balik proses tersebut? Yuk kita bahas lebih dalam tentang apa itu performance appraisal.

Definisi Performance Appraisal

Performance appraisal atau yang sering juga disebut performance review, performance evaluation, atau employee appraisal adalah proses di mana kinerja seorang karyawan dicatat dan dinilai secara menyeluruh.

Proses ini merupakan bagian penting dalam pengembangan karier karyawan, karena dilakukan secara rutin oleh perusahaan untuk meninjau sejauh mana karyawan telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Biasanya, penilaian ini dilakukan secara berkala—bisa setiap tahun, setiap enam bulan, atau bahkan setiap empat bulan, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.

Menurut Investopedia, hasil dari evaluasi ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan penting. Mulai dari memberikan umpan balik terhadap pekerjaan karyawan, menentukan kenaikan gaji atau bonus, hingga menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan besar seperti promosi atau pemutusan hubungan kerja.

Baca Juga: ‍Indikator Kinerja Karyawan: Pengertian, Manfaat, Contoh

Tujuan Performance Appraisal

Walaupun istilah performance appraisal atau penilaian kinerja sudah cukup sering terdengar di kalangan pemilik usaha kecil, masih banyak yang belum benar-benar memahami apa sebenarnya tujuan dari sistem ini. 

Padahal, mengetahui tujuannya secara mendalam bisa membantu perusahaan terutama yang masih berkembang, untuk dapat mengelola tim dengan lebih efektif.

Sistem penilaian kinerja tidak hanya sekedar rutinitas formalitas atau kewajiban administratif belaka. Di baliknya, ada sejumlah manfaat penting yang bisa memberikan dampak besar bagi kemajuan bisnis, khususnya dalam hal manajemen sumber daya manusia.

Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari penerapan sistem performance appraisal menurut Inc.Magazine:

1. Meningkatkan produktivitas perusahaan

Dengan melakukan evaluasi kinerja secara rutin, perusahaan dapat melihat gambaran menyeluruh tentang seberapa efektif dan efisiensi kerja karyawan. Dari sini, pemilik usaha dapat menyusun strategi yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan produktivitas tim secara keseluruhan.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan personalia

Penilaian kinerja bisa menjadi dasar penting dalam membuat keputusan terkait promosi jabatan, rotasi posisi, hingga pemutusan hubungan kerja. Dengan data yang objektif dari proses appraisal, perusahaan bisa memastikan keputusan yang diambil benar-benar adil dan berdasarkan performa nyata, bukan asumsi.

3. Mengetahui kebutuhan dan tanggung jawab setiap posisi pekerjaan

Evaluasi kinerja membantu perusahaan untuk memahami lebih dalam tentang apa saja yang dibutuhkan dalam suatu posisi. Ini termasuk tanggung jawab, target yang harus dicapai, serta kompetensi yang dibutuhkan agar pekerjaan tersebut bisa dilakukan dengan baik.

4. Menilai kinerja karyawan secara objektif berdasarkan tujuan yang jelas

Dengan adanya tolok ukur atau indikator kinerja yang spesifik, perusahaan bisa mengevaluasi kinerja karyawan secara lebih adil dan terstruktur. Hal ini juga membuat karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka, sehingga mereka bisa bekerja dengan arah yang lebih jelas.

5. Meningkatkan kinerja karyawan secara menyeluruh

Salah satu nilai paling penting dari penilaian kinerja adalah kemampuannya untuk mendorong perbaikan. Lewat proses ini, perusahaan bisa mengetahui area mana yang masih lemah, lalu menyusun rencana perbaikan, memberikan umpan balik secara konstruktif, serta memberikan dukungan agar karyawan bisa tumbuh. Dengan begitu, tidak hanya karyawan yang berkembang, tapi bisnis juga ikut terdorong maju.

Pada akhirnya, performance appraisal bukan hanya soal memberi nilai, tapi juga soal membangun komunikasi dua arah antara atasan dan karyawan, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan suportif.

Baca Juga: KPI Karyawan: Pengertian, Manfaat, dan Contoh-Contohnya

Jenis-Jenis Performance Appraisal

Jenis-Jenis Performance Appraisal

Setelah memahami pentingnya performance appraisal dan tujuannya bagi perkembangan karyawan maupun perusahaan, kini saatnya kita mengenal lebih jauh tentang berbagai jenis-jenis performance appraisal yang biasa digunakan di dunia kerja di bawah ini:

1. Penilaian Tradisional

Pada metode ini, biasanya manajer dan karyawan duduk bersama untuk membahas bagaimana kinerja si karyawan selama satu tahun terakhir. Penilaian ini didasarkan pada apa yang tertulis di deskripsi pekerjaan dan hasil pengamatan manajer. Umumnya, hasil dari evaluasi ini akan berpengaruh pada besarnya kenaikan gaji.

Namun, menurut David Antonioni dalam Compensation & Benefits, sistem ini sering kali kurang adil. Mengapa? Karena terkadang karyawan tetap mendapatkan kenaikan gaji meskipun performanya kurang bagus. Hal ini terjadi karena kenaikan gaji dianggap sebagai penyesuaian biaya hidup, bukan benar-benar berdasarkan kinerja.

Agar lebih objektif, Antonioni menyarankan agar penilaian hanya dibagi menjadi tiga kategori:

  • Luar biasa (kerja sangat baik dan melebihi harapan),
  • Kompeten (kerja sesuai harapan), dan
  • Tidak memuaskan (kerja di bawah standar).

Dengan sistem seperti ini, proses penilaian jadi lebih jelas dan adil.

2. Penilaian Diri (Self-Appraisal)

Metode ini mengajak karyawan untuk menilai diri mereka sendiri, seperti apa saja yang sudah mereka capai, apa yang belum berhasil, dan apa yang perlu diperbaiki.

Tujuan utamanya adalah untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemampuan mengelola diri sendiri. Selain itu, penilaian ini bisa menjadi persiapan yang baik sebelum berdiskusi dengan manajer.

Meskipun berguna, self-appraisal biasanya tidak berdiri sendiri. Metode ini lebih efektif jika digabungkan dengan evaluasi dari atasan agar penilaiannya tetap objektif dan seimbang.

3. Tinjauan atas Permintaan Karyawan (Employee-Initiated Reviews)

Dalam metode ini, karyawan bisa meminta evaluasi kapan saja jika merasa butuh masukan dari manajer, tanpa harus menunggu jadwal penilaian tahunan.

Cara ini bagus untuk mendorong komunikasi terbuka dan mendukung pengembangan diri. Karyawan bisa lebih cepat memperbaiki kekurangan atau merayakan pencapaian tanpa harus menunggu lama.

Tapi, kelemahannya adalah metode ini sangat bergantung pada inisiatif karyawan. Bagi mereka yang pemalu, ragu-ragu, atau belum percaya diri, mungkin akan merasa sungkan untuk meminta evaluasi.

4. Umpan Balik 360 Derajat (360-Degree Feedback)

Metode ini memberi gambaran lebih lengkap karena melibatkan banyak pihak: manajer, rekan kerja, bahkan pelanggan. Karyawan juga bisa memberikan masukan kepada atasannya—dikenal dengan istilah upward appraisal.

Metode ini sangat cocok untuk perusahaan yang timnya semakin besar. Kalau hanya 10 orang mungkin komunikasi masih gampang, tapi kalau sudah 100 orang, masukan dari berbagai arah jadi penting untuk memahami situasi secara menyeluruh.

Umpan balik 360 derajat ini bisa digunakan secara resmi sebagai bahan penilaian atau hanya sebagai masukan informal untuk membantu karyawan berkembang lebih baik lagi.

Baca Juga: 10+ Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Kerja Efektif!

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data

Dalam proses performance appraisal atau penilaian kinerja, perusahaan membutuhkan data yang akurat dan objektif. Untuk itu, ada berbagai metode yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Secara umum, metode-metode ini dibagi menjadi dua pendekatan utama, yaitu past-oriented method (berorientasi pada hasil kerja di masa lalu) dan future-oriented method (berorientasi pada tujuan masa depan).

1. Past-Oriented Method (Berorientasi pada Kinerja Masa Lalu)

Pendekatan ini fokus pada apa yang sudah dilakukan oleh karyawan, mulai dari pencapaian, perilaku kerja, hingga kehadiran. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

  • Skala Penilaian (Rating Scale)

Dalam metode ini, kinerja karyawan dinilai menggunakan angka-angka pada skala tertentu. Misalnya dari “sangat baik” hingga “buruk”. Kriteria yang dinilai bisa mencakup kehadiran, inisiatif, sikap, dan hasil kerja. Setelah semua poin diberi skor, hasilnya dijumlahkan untuk menentukan penilaian akhir.

  • Checklist

Penilai hanya perlu menjawab “ya” atau “tidak” untuk setiap pertanyaan dalam formulir penilaian. Pertanyaan biasanya seputar tugas atau perilaku kerja. Hasil dari checklist ini kemudian dianalisis lebih lanjut oleh tim HRD.

  • Forced-Choice Method

Karyawan dinilai berdasarkan dua pernyataan yang harus dipilih, dan setiap pernyataan merepresentasikan kualitas kerja yang berbeda. Seperti checklist, metode ini lebih bersifat sebagai bahan awal untuk evaluasi, bukan penilaian akhir.

  • Critical Incident Method

Dalam metode ini, atasan mencatat kejadian-kejadian penting yang mencerminkan perilaku kerja karyawan—baik yang positif maupun negatif. Metode ini cocok untuk menangkap perilaku yang berdampak besar terhadap hasil kerja.

  • Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS)

Metode ini menilai seberapa efektif perilaku karyawan terhadap tugasnya. Jadi bukan sekadar apa yang dilakukan, tapi bagaimana perilakunya saat bekerja. Contohnya, bagaimana cara karyawan menghadapi tantangan atau berkomunikasi dengan tim.

  • Field Review Method

Biasanya digunakan oleh HRD untuk menilai karyawan dari departemen lain. Penilaian dilakukan melalui wawancara dan observasi, lalu hasilnya dibahas bersama manajer masing-masing divisi.

2. Future-Oriented Method (Berorientasi pada Tujuan Masa Depan)

Berbeda dari pendekatan sebelumnya, metode ini lebih fokus pada potensi, harapan, dan rencana pengembangan karyawan di masa depan. Cocok untuk perusahaan yang ingin mendorong pertumbuhan jangka panjang.

  • Psychological Appraisal

Ini adalah metode penilaian yang menggunakan pendekatan psikologis, seperti wawancara mendalam, observasi, dan tes psikologi. Tujuannya untuk memahami lebih jauh aspek emosional, intelektual, dan motivasi karyawan yang mempengaruhi kinerja mereka.

  • 360-Degree Feedback

Salah satu metode yang paling populer dan sering digunakan saat ini. Evaluasi dilakukan dari berbagai arah—atasan, rekan kerja, bawahan, bahkan kadang pelanggan. Metode ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kinerja dan hubungan kerja seorang karyawan.

Setiap metode punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode biasanya disesuaikan dengan tujuan perusahaan, ukuran tim, serta budaya kerja yang diterapkan. Oleh karena itu, tidak semua metode perlu digunakan sekaligus. Yang terpenting, pilihlah metode yang paling relevan dan bisa memberikan hasil yang objektif, adil, dan bermanfaat bagi pertumbuhan bersama—baik untuk karyawan maupun perusahaan.

Memahami dan menerapkan metode performance appraisal yang tepat bukan hanya membantu perusahaan menilai kinerja karyawan secara objektif, tetapi juga mendorong pertumbuhan, motivasi, dan perkembangan karier karyawan itu sendiri. Dengan proses evaluasi yang baik, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Jika kamu ingin tim di perusahaan berkembang lebih cepat dan siap menghadapi tantangan kerja, saatnya memberikan pelatihan yang tepat.

Belajarlagi menyediakan program pelatihan karyawan yang mudah dipahami, relevan dengan kebutuhan industri, dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaanmu. Dengan materi praktis dan instruktur berpengalaman, pelatihan ini cocok untuk berbagai jenis bisnis, mulai dari usaha kecil hingga perusahaan besar.

#
karyawan
#
Perusahaan
Belajarlagi author:

Ashya Ravika

SEO Writer dengan pengalaman lebih dari 5 tahun yang biasa menulis untuk berbagai macam topik dan gaya bahasa. Memiliki passion di bidang penulisan dan pendidikan.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.