Bagaimana sih cara membangun personal branding? Pertanyaan ini pasti sering muncul di benakmu, apalagi jika kamu familiar dengan sosok-sosok terkenal yang punya personal branding bagus. Entah itu dari kariernya, karyanya, hingga pengaruhnya ke audiens.
Seseorang dengan personal branding kuat pastilah membentuk citra dirinya dalam waktu lama pula. Tidak ada kata instan dalam personal branding. Menciptakan personal branding adalah proses berkelanjutan yang harus diimbangi dengan konsistensi.
Personal branding sendiri bukan hanya bermanfaat buat para influencer, lho. Dalam merintis karier, membangun citra diri juga penting. Apalagi jika kamu sudah punya tujuan dalam berkarier yang jelas.
Buat Teman Belajar yang tertarik memahami sekaligus membangun personal branding, coba deh simak ulasan lengkapnya berikut ini. Tim Belajar Lagi sudah menyiapkan rangkumannya khusus buatmu!
Pengertian personal branding
Sebelum belajar bagaimana membangun personal branding, kamu harus memahami dulu apa definisinya. Selama ini, personal branding pasti lebih sering kamu kenal sebagai hal-hal yang menjadi citra diri dari seseorang. Misalnya, konten apa yang sering influencer unggah, produk apa yang biasanya influencer gunakan, topik apa yang banyak influencer angkat, dan lain-lain.
Sementara, makna personal branding yang sebenarnya adalah lebih dalam daripada itu. Ada nilai dan tujuan jelas dalam personal branding seseorang. Sesuatu yang nantinya akan mewakili dirinya sekaligus membedakan dirinya dengan sosok-sosok lain.
Menurut Neil Patel, personal branding sejatinya merupakan suatu proses yang sengaja orang ciptakan untuk mempengaruhi persepsi publik. Dalam praktiknya, personal branding adalah cara terbaik untuk menunjukkan keunikan dan keunggulan seseorang di mata publik.
Lewat personal branding-lah, audiens dapat mengenal lebih dekat akan sosok idolanya. Audiens secara otomatis akan membangun sosok tersebut menjadi memiliki citra diri yang baik. Tanpa personal branding yang kuat, sulit rasanya bagi seorang influencer untuk membekas dalam hati dan ingatan seseorang.
Pada aspek dunia kerja, personal branding dapat membantu seseorang untuk merintis jalur karier impiannya. Personal branding yang baik tersebut bisa tertuang lewat bentuk portofolio, media sosial, hingga proses wawancara.
Melansir dari Sprout Social, setidaknya ada komponen-komponen penting yang menjadi penyusun personal branding. Butuh waktu panjang untuk membangunnya karena kamu sendiri mesti memahami hal-hal berikut ini:
- Voices dan Values. Dua hal ini adalah tentang apa yang kamu katakan dan kamu yakini. Dalam menciptakan personal branding, konsistensi akan voices dan values dapat memperkuat kepribadianmu.
- Content. Apa yang akan kamu bagikan ke audiens? Bagaimana cara kamu menyajikan konten? Konten adalah kunci penting dalam membuat personal branding, terutama jika bicara ke area media sosial.
- Creativity. Kamu tidak harus menjadi seorang yang jenius untuk terlihat unik dan berbeda. Satu hal yang identik dengan personal branding tentu saja kreativitas. Butuh kreativitas tinggi untuk mempertahankan citra diri yang menarik buat audiens.
- Personality. Personal branding jelas berbeda dengan sekadar pencitraan. Menunjukkan kepribadian yang sesungguhnya ke audiens juga penting. Kepribadian diri yang kuat biasanya mampu menghasilkan personal branding yang bagus pula.
- Authenticity. Sekali lagi, personal branding tidaklah boleh dibuat-buat. Audiens tentu ingin menemukan keaslian dari sosok kamu. Setiap pribadi itu unik dan itulah yang jadi hal penting dalam personal branding.
Itulah tadi beberapa penyusun penting dalam personal branding. Dengan memahami tujuan adanya komponen tadi, kamu dapat lebih mudah dalam menciptakan personal branding.
Kenapa harus membangun personal branding?
Seberapa besar dampak personal branding ke kehidupan seseorang? Kenapa personal branding dianggap penting, bahkan dalam berkarier?
Untuk menjawab rasa penasaranmu, berikut Tim Belajar Lagi siapkan ulasannya yang terambil dari Sprout Social.
Membuat seseorang mudah dikenali
Bayangkan, bagaimana caranya agar keunikan dirimu bisa orang kenali di tengah banyaknya manusia di bumi ini? Bagaimana caranya bakat dan kemampuanmu bisa perusahaan temukan di tengah ratusan bahkan jutaan pelamar kerja?
Jawaban paling ringkas dari pertanyaan semacam itu adalah personal branding. Sesuai definisinya, personal branding dapat membantu seseorang menunjukkan keunikan sekaligus kemampuannya. Inilah yang kemudian menjadikan orang tersebut berbeda dari yang lainnya.
Seorang influencer membutuhkan atensi atau perhatian dari audiens jika ingin terus bertahan. Kamu pun perlu “dipilih” HRD jika ingin lanjut ke proses perekrutan kerja. Begitulah kira-kira gambaran sederhana dari keberadaan personal branding.
Membangun citra diri sama saja seperti memperkenalkan diri ke orang-orang secara lebih dalam dan menyeluruh. Ada keunggulan yang kemudian menjadikan seseorang terlihat berbeda dari yang lainnya. Ada sebuah value yang dijadikan pegangan yang nantinya berpotensi mempengaruhi persepsi publik.
Membangun koneksi kuat dengan komunitas
Kalau kamu kembali ke komponen penyusun personal branding, ada poin penting yang tidak boleh terlupakan, yaitu voices dan values. Dua hal ini dapat berperan sangat kuat untuk membangun kedekatan dengan audiens.
Pertumbuhan audiens yang meningkat sangat bergantung pada nilai yang seseorang bagikan ke mereka. Selain itu, konsisten menyerukan sebuah nilai akan makin menumbuhkan rasa percaya audiens juga.
Pelan-pelan, ikatan antara audiens satu dengan yang lainnya juga menguat. Ketika interaksi tersebut makin berkembang, komunitas pun dapat terbentuk dengan sendirinya. Pada akhirnya, personal branding dapat membangun koneksi dengan komunitas.
Sekalipun personal branding adalah wakil dari citra diri pribadi seseorang, pengaruhnya sangat besar ke banyak orang lho. Bahkan, tidak menutup kemungkinan juga bahwa tiap audiens bisa membawa dan menyebarkan nilai ke skala yang lebih luas.
Menemukan audiens yang tepat
Sekarang banyak orang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menjaring lebih banyak audiens ataupun pengikut. Tujuannya beragam, mulai dari keperluan bisnis atau sekadar menjalin pertemanan baru.
Tanpa adanya personal branding, rasanya sulit menemukan audiens yang tepat. Terlalu banyak informasi dan minat yang tersebar di media sosial. Bagaimana orang-orang bisa menemukan sosok berpengaruh yang bagus di tengah jutaan akun media sosial?
Coba deh amati, sosok influencer yang baik biasanya mampu membangun personal branding-nya dengan kuat. Sosok tersebut tidak akan mudah ditinggalkan pengikutnya karena sudah memiliki audiens yang tepat.
Contoh personal branding
Setelah memahami garis besar personal branding, sekarang waktunya kamu belajar dari contohnya langsung. Cara mudah belajar personal branding sebenarnya adalah dari media sosial. Berikut beberapa influencer yang sukses menciptakan personal branding lewat Instagram hingga punya pengikut loyal:
Raditya Dika
Nama Raditya Dika mulai orang-orang kenal sebagai penulis, kemudian lama-lama berkembang hingga menjadi stand-up comedian sampai sekarang. Sejak tahun 2010, Raditya Dika sudah memiliki pengikut loyal karena kemahirannya dalam bercerita. Media sosialnya, baik YouTube maupun Instagram, selalu ramai disinggahi penggemarnya.
Value kuat yang Raditya Dika pakai dalam mengembangkan Instagram adalah kemampuannya dalam bercerita. Setiap konten dalam media sosialnya merupakan proses kreatif dari sebuah penceritaan. Entah itu yang mengandung unsur komedi, edukasi, maupun informasi.
Selain itu, Raditya Dika juga beberapa kali membagikan cerita-cerita kecil dalam keluarga kecilnya. Alhasil, banyak pengikut Raditya Dika menikmati cerita kebersamaan bapak dengan istri dan anak-anaknya.
Konten yang Raditya Dika bagikan ke Instagram sebenarnya amat dekat dengan keseharian para audiens. Konsistensinya dalam berkarya membuat para pengikutnya makin loyal dan kuat. Terbukti nih, jumlah followers Raditya Dika bisa sampai puluhan juta orang.
Felicia Putri Tjiasaka
Berkembangnya literasi finansial dalam lima tahun terakhir membuat banyak influencer keuangan bermunculan. Namun, ada satu sosok yang paling mencuri perhatian anak muda karena kemampuan storytelling-nya yang amat bagus. Sosok itu adalah Felicia Putri Tjiasaka.
Dalam akun Instagram miliknya, Felicia menyebut dirinya sebagai investment storyteller. Itu artinya, semua konten dan informasi yang dia bagikan memang berinti pada cerita untuk memudahkan audiens memahaminya. Felicia mahir meramu informasi seputar finansial yang rumit menjadi konten cerita menarik.
Personal branding dari Felicia juga sangat kuat karena semua kontennya selalu berhubungan dengan finansial, terutama investasi. Orang-orang awam yang tidak mengerti investasi pun pelan-pelan bisa mendapatkan informasi yang tepat dari Felicia.
Hingga saat ini, jumlah pengikut dalam akun Instagram Felicia hampir mencapai setengah juta orang. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah mengingat konsistensi Felicia dalam membangun personal branding pun amat bagus.
Kanaya Sophia
Bagus tidaknya personal branding seseorang kadang tidak selalu bisa kamu lihat dari jumlah pengikutnya. Meski jumlah pengikut tidak mencapai ratusan ribu, isi konten yang menarik dan tepat guna juga dapat menguatkan personal branding. Salah satu contohnya ada pada diri Kanaya Sophia.
Sebagai pencinta buku, Kanaya Sophia membagikan ulasan atau pengalaman membacanya ke audiens. Baik itu lewat YouTube maupun Instagram-nya. Konsistensinya dalam berkarya membuat sosok Kanaya Sophia menjadi makin lebih dekat dengan audiens yang jelas tertarget, yaitu para pembaca.
Ini menjadi bukti bahwa personal branding tidaklah harus selalu sejalan dengan mendapat ratusan ribu followers. Audiens Instagram Kanaya Sophia jelas lebih spesifik. Interaksinya dengan audiens juga selalu tercipta bagus.
Selain itu, cara Kanaya Sophia dalam mengulas buku pun cukup unik dibandingkan bookfluencer lainnya. Ulasannya selalu jujur dan tidak dibuat-buat. Itulah yang menjadikannya makin disukai audiens.
Tips membangun personal branding
Belajar menciptakan personal branding
Contoh personal branding tadi dapat menjadi acuan kamu untuk belajar. Terutama buat kamu yang juga ingin menjadikan media sosial sebagai portofolio dalam berkarier. Nah, kali ini kamu bisa praktikkan dulu beberapa langkah membangun personal branding berikut ini:
1. Temukan dan bangun pondasi awalnya
Sebelum membuat personal branding, hal yang perlu kamu persiapkan pertama kali adalah pondasinya. Tentukan apa yang ingin kamu tampilkan dalam personal branding. Pikirkan apa yang ingin kamu bangun di depan banyak audiens.
Dalam menentukan pondasi, kamu harus berpegang pada keaslian dirimu atau authenticity. Personal branding bukanlah menciptakan persona yang dibuat-buat untuk pencitraan. Kamu harus tampil menjadi dirimu sendiri dan menunjukkan sosokmu yang sebenarnya.
Branding bukan pula suatu cara memposisikan dirimu menjadi orang lain atau sesuatu yang sama sekali bukan tentangmu. Tampilkan dirimu dengan perencanaan strategis dengan menonjolkan kemampuan, bakat, minat, dan nilai-nilaimu.
Coba pikirkan, apa yang jadi keunikan dan kelebihan yang menjadikanmu berbeda dari yang lain. Bisa jadi kamu punya ketertarikan kuat pada digital marketing, dunia kepenulisan, desain, finansial, dan lain-lain. Intinya, bangun pondasi kuat yang mewakili sosokmu sehingga orang mudah mengingatmu.
2. Pilih target audiens
Saat sudah menentukan pondasi, kamu menjadi lebih mudah dalam menarget audiens. Dalam membangun personal branding, kamu harus paham bahwa tidak semua orang akan pasti menyukaimu. Kamu tidak bisa menginginkan popularitas yang sifatnya universal.
Pada akhirnya, hanya audiens tertentulah yang nantilah relevan denganmu. Kamu tidak perlu kecewa jika konten yang kamu bagikan di media sosial tidaklah langsung viral. Daripada sekadar kuantitas, memiliki audiens berkualitas sebenarnya jauh lebih penting.
Prioritaskan dirimu pada audiens yang memang sudah tepat. Dengan begitu, kamu pun tidak terlalu frustrasi jika nantinya nilai yang kamu bagikan tidaklah dapat diterima semua orang. Percaya saja bahwa visi, pesan, dan nilaimu hanya akan berguna pada orang yang tepat pula.
3. Optimasi personal website
Selain media sosial, kamu bisa juga memanfaatkan website pribadi untuk menciptakan personal branding. Website dapat menjadikanmu terlihat lebih profesional, terutama jika tujuan personal branding adalah untuk meningkatkan karier.
Melakukan optimasi pada personal website dapat membantumu lebih mudah dikenal orang-orang, apalagi jika menggunakan mesin pencari seperti Google. Maka, tidak ada salahnya kamu pun belajar mengenai SEO. Pastikan apa yang kamu bagi di website bisa masuk dalam ranking teratas mesin pencari.
4. Buat content strategy
Seperti sudah kamu tahu dari awal, membangun personal branding tidaklah bisa dilakukan dalam waktu singkat. Butuh proses yang panjang, bisa jadi berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Bahkan, personal branding sejatinya merupakan kerja dan proses berkelanjutan.
Untuk memaksimalkan konsistensi personal branding, kamu harus menyiapkan content strategy. Tujuannya agar kamu dapat terus fokus membagikan konten ke audiens dan menghindari lack of ideas. Dalam perencanaan ini, kamu juga bisa berkreasi dalam membuat konten yang up to date agar terus terhubung dengan audiens.
Content strategy ini bisa kamu terapkan ke beberapa media sosial, misalnya Instagram dan YouTube. Jika memiliki personal website, atur pula tulisan atau artikel apa yang ingin kamu bagikan ke audiens.
5. Buat visibility strategy
Membuat konten pada platform pribadi memang cara paling mudah. Namun, jangan lupa juga untuk menjaring audiens baru lewat konten milik orang lain. Ini beberapa cara untuk meningkatkan visibilitasmu ke audiens:
- Guest blogging: tuliskan artikel pada platform lain atau bisa pula dengan meninggalkan komentar pada unggahan artikel seseorang
- Interview: bergabung ke podcast milik orang lain sebagai speaker atau bekerja sama membuat satu konten podcast tertentu
- Partnership: melakukan kerja sama dengan kelompok lain, entah berupa kegiatan bisnis, acara komunitas, dan lain-lain
6. Bangun komunitas
Personal branding yang kuat dapat hadir dari interaksi antara para audiens yang baik pula. Maka, buatlah komunitas yang dapat menjadi wadah bagi audiens untuk saling berbagi, belajar, atau bahkan menguatkan.
Sekarang banyak kok sosok-sosok berpengaruh muncul karena berawal dari membuat komunitas kecil. Interaksi yang baik dengan anggota komunitas secara tidak langsung dapat meningkatkan citra dirimu juga, lho.
Baca Juga: Contoh Personal Branding yang Memikat, Coba Adaptasikan Yuk!
Bangun personal branding-mu sekarang!
Gimana nih, Teman Belajar? Pasti kamu jadi makin tertarik belajar membangun personal branding mulai sekarang kan?
Belajar Lagi punya lho mini bootcamp yang khusus membahas dan mengupas personal branding secara mendalam. Lewat mini bootcamp personal branding tersebut, nantinya kamu bakal punya bekal untuk menciptakan personal branding sendiri. Ini bakal berguna banget untuk kamu yang ingin membangun karier ataupun komunitas.
Pantau terus website Belajar Lagi untuk mendapatkan update kelas-kelas di mini bootcamp!
Baca Juga: Contoh Personal Branding di Media Sosial, Bisa Ditiru!
Kesimpulan
Personal branding punya banyak manfaat. Mulai dari untuk membangun karier, membangun koneksi lebih luas, hingga menjaring audiens yang tepat.
Membangun personal branding butuh ketekunan dan keuletan dalam jangka waktu yang panjang. Tidak ada cara instan untuk menciptakan citra diri yang kuat, apalagi di media sosial.
Untuk menciptakan personal branding, kamu harus memahami komponen-komponen dasarnya. Beberapa komponen tersebut adalah voices, values, content, creativity, personality, dan authenticity. Tentukan pondasi kuat yang ingin kamu tonjolkan, baru setelah itu bangun personal branding-mu pelan-pelan!